-Bertemu dia-

321 42 2
                                    


Beberapa bulan kemudian...

"Ayah kalian boleh pulang beberapa hari lagi. Untuk transaksi bisa dilakukan dikasir," ucap Dokter yang sudah lama menangani penyakit ayah Jennie.

"Baik dok, terimakasih." Kata Mino. Jennie dan Mino sekarang berada di ruangan dokter tersebut.

"Ni, lu nyusul papa sana, biar gue yang bayar," Jennie menjawabnya dengan anggukan.

Jennie berjalan sendirian di lorong rumah sakit. Lalu ia bertemu seseorang. Ia sudah menghadap belakang, ingin berlari tetapi orang tersebut telah memanggilnya.

"Jennie!"

Jennie menutup matanya dengan muka kesel. Lalu berbalik menghadapi orang tersebut.

"Lu ngapain disini?" tanya Jennie kepadanya.

"Yang seharusnya tanya thu gue, ngapain lu disini?"ucapnya sambil memegang tangan Jennie.

"Bukan urusan lu," ucap Jennie cuek.

"Gue nemenin adik gue periksa," ucapnya.

"Gue gatanya!" Jennie ingin meninggalkannya sendirian tetapi ia balik lagi,

"Lu punya adik? Sakit apa dia?"
Jennie membatin, merasa bila dirinya sekarang absurd banget!

"Sakit panas," Jennie membulatkan mulutnya.

"Yaudah, gue pergi duluan ya. Betewe gws untuk adik lu ya bin!" ucap Jennie lalu pergi dari lorong itu. Hanbin hanya melihat punggung Jennie yang lama lama menghilang dari hadapannya. Sering sekali ia melihatnya. Serasa Jennie akan pergi dari kehidupannya. Itu tidak boleh terjadi.

"Tunggu!"

Jennie berhenti lalu membalikan badannya lagi.

"ma-mau makan bareng gak?"

Jujur, ia merasa sangat lapar karena menunggu ayahnya tadi. Akhirnya ia setuju dengan ajakan Hanbin.

❤️❤️❤️

Jennie masuk ke dalam kamar inap ayahnya. Ayahnya terbaring dengan lemah disana, tetapi masih bisa menunjukkan senyuman cerahnya itu.

"Jennie," panggil Ayahnya. Jennie mendekati Ayahnya sambil menahan air mata. Ia tak suka melihat ayahnya begini terus. Andaikan ia bisa membantu ayahnya, pasti tidak begini. Jennie mengusap tangan ayahnya.
Seseorang membuka pintu kamar inap tersebut, Jennie menengok ke belakang, ternyata Mino. Mino berjalan mendekati ayahnya.

"Mino,"
Mino menatap ayahnya.

"Maafkan ayah,nak. Ayah ingin setelah kamu lulus SMA kamu memegang perusahan ayah," ucap Ayahnya.

"Baik-"

"Jangan!"

Mino dan ayahnya menatap Jennie bingung.

"Bang Mino kuliah aja Pa, biar Nini aja besok yang ngurusin perusahannya papa," ucapnya. Ayahnya tau, Jennie ingin membantunya. Tetapi, ayahnya juga kasihan dengan Jennie.

"Jangan Ni. Lu dah siapin diri buat masuk kedokteran. Gapapa gue gak bisa jadi jaksa, yang penting perusahaan papa ga bangkrut lagi," ucap Mino sambil mengelus kepala Jennie.

"Gak Bang! Biarin Nini aja,"

"Jen!" Ayahnya membentak Jennie.Anaknya ini tetap keras kepala.

"Maafkan papa membentak mu Jen. Kamu masih harus belajar, Nak," ucap Ayahnya lembut. Jennie menatap keduanya lalu menghela napas.

❤️❤️❤️

Hari ini adalah Hari perpisahan anak kelas 12. Jennie datang kesekolah dengan Ayahnya untuk melihat proses perpisahan kakaknya dan teman temannya.
Jennie merasa iba, kakaknya tak bisa menggapai cita-cita seperti temannya yang lain. Padahal kakaknya itu mendapatkan beasiswa di salah satu universitas terkenal di Kota Yogyakarta.
Ia melihat kakaknya sedang tertawa dengan teman temannya. Lalu Mino berjalan mendekati Jennie dan ayahnya. Di tangan Mino terdapat banyak sekali rangkaian bungan dari fans fansnya.

"Di tembak berapa cewe lu bang?" tanya Jennie.

"Ngaco lu," jawab Mino sambil ngejitak kepala Jennie.

"Mino, kasihan adikmu kamu jitak githu." ucap Ayahnya. Lalu diselangi tawaan mereka bertiga. Jennie bahagia kalau keluarganya bahagia. Andai waktu bisa berhenti sejenak, ia akan menikmati waktu ini untuk bersenang-senang dengan keluarganya.









🥰

Maaf yak pendek.
Dan maaf momen Jenbin nya belum banyak.
Ini baru pembukaan belum sampai ke inti cerita.
Dan di chapter selanjutnya(insyaAllah) bakal mulai keluar Jenbin momment nya ehe :v.
Mau bilang juga, latarnya gue ambil di Yogyakarta, biar gampang juga bikin ceritanya ehe:v
Terimakasih sudah mah baca
Votemment jan lupa 👌

The Prince and the Bad Girl [JENBIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang