7.Tak semudah telapak tangan yang dibolak-balik

34 1 0
                                    

...

Seminggu berlalu setelah kejadian itu,,

Hari ini adalah hari jumat dimana biasanya mengaji libur hingga sore hari,

"Kemana kau pagi-pagi dah rapih?"-Mira

"Aku mau ke toko buku sebentar"
"Sudah izin ke resant?"

"Iya ini mau izin, "
"Mau ku temani?"

"Ahh tak usah, saya bisa sendiri kok"
"Ya sudah, "

Azka akhirnya mendapatkan izin untuk sesaat melepaskan diri dari penjara suci itu, tapi jangan harap dia bisa bebas, apa lagi kabur,

...

Sekarang dia tengah berjalan dikoridor-koridor yang di kelilingi buku-buku, dan seorang ustazah yang bernama Asyifa ikut mendampinginya,,

"Ustazah muda, cantik pula," gumam Azka,,

Ya ustazah itu memang masih muda sekitar terpaut 3 tahun dengan Azka,

"Anty sedang cari buku apa sebenarnya? "

"Sebenarnya ana belum ada tujuan, hanya saja ana sudah kehabisan bacaan, maka dari itu mumpung libur saya kesini saja"

"Oh seperti itu, emm ya sudah kalau ukhty masih lama, saya izin mau kedepan sebentar ada perlu."
"Ahh iya ukhty tentu"

Asyifa pun bergegas pergi buru-buru menemui orang yang sudah menunggu nya di depan,

"Ada apa sih kau ini?"
"Dek, ayo lah kali ini saja! Abang janji tak akan macam-macam kok"

"Yasudah iya, iya sana! Tapi kalau kena marah dewan abang tanggung jawab!"
"Iya, makasih ya adik ku yang manis"

"Hemm, baru sadar kau!"

Asyifa pun pergi meninggalkan toko buku itu,

"Khemm, "
Suara berat terdengar dibelakang Azka

Azka pun membalikan badannya,,

Dan

"Astagfirullah!"
"Aaakhy Arfan!!"

"Hay, Asalamualaikum"
"Waa,, Waalaikumsalam"

"Sedang apa anty di sini?"
"Ana sedang cari buku, "

"Tumben resan mengizinkan santri keluar sendiri, "
"Siapa bilang? Ana tak sendiri, ana ditemani ukhty Asyfa"

"Lalu kalu begitu, sekarang dia kemana?"
"Tadi katanya ada perlu dengan seseorang, lalu akhy sendiri kenapa sendirian?"

"Tak ana tak sendiri, kan ana bersama anty"
"Ishh maksudnya,,"

"Syutt, sudah giliran saya yang bertanya"
Sembari membungkam mulut Azka dengan telunjuknya, sementara Azka?
Jangan tanyakan dia hanya bisa mematung.

"Kenapa anty tak pakai pemberian dari ana?"
"Sasaaya,, kan tak tau apa tujuan antum memberi itu pada saya. "

"Bukan kah ukhty seorang penyair, seorang penulis pula? Kenapa tak memahami isi tersirat dari hal yang saya berikan?"

"Emm dari mana antum tau?"
"Itu tak penting, jawab dulu pertanyaan ana!"

"Pertanyaan mana? Bukan kah barusan dah dijawab?"
"Pertanyaan,, apa anty paham maksud ana?"

"Tak,"
"Sungguh?"

"Iiya"
"Berani saya lamar anty jika anty berdusta"
"Hah? Apa?"

"Anty, boleh saya berniat mengenal anty lebih jauh?"
"Emmm, maksudnya?"

"Bolehkah bulan depan saya menta'aruf ukhty"
"Aapa akhy ini? Saya kenal akhy saja tidak, mana lagi saya baru beberapa hari di pesantren"

"Bukan kah hal baik harus disegerakan, memang anty fikir fungsi ta'aruf apa?"

Ahh iya juga, ta'arufkan untuk saling mengenal satu sama lain, cih Azka terjebak

"Ana tak tau harus jawab apa, aby belum memberi izin ana dekat dengan siapa pun"
"Saya bertanya dulu pada anty, bolehkah saya ada niat menta'aruf anty, selebihnya biar saya yang urus"

"Ntah lah saya tak dapat jawab,"
"Ya sudah, anty istikhoroh saja dulu, jika sudah yakin tolong beri tahu saya"
"Emmm iya"

Lalu mereka pun,,

Coba tebak mereka ngapain?

Hurffh akhirnya update juga,,
Maaf pendek, saya sedang lelah, tapi gereget pengen lanjut part terbengkalai ini.

Cahaya Cinta Dilangit Kota SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang