Kini semuanya telah berkumpul diruang dewan, tak ada yang berani berucap hingga kiyai menarik nafas beratnya, namun sebelum kiyai berbicara istrinya menepuk lembut bahu suaminya itu, sebagai isyarat agar tenang.
"Jadi maksud tujuan kami selaku pengurus pesantren ini, ingin membicarakan secara kekeluargaan prihal masalah yang terjadi kemarin"
"Memangnya ada masalah apa kiyai?"
Ucap ayah Azka"Jadi begini Pak, Bu, kemarin Azka putri kalian izin keluar dengan Ifa selaku resant disini. Akan tetapi karena kelalaian, entah ini fitnah atau benar terjadi suatu hal yang bisa saja mencoreng nama baik pesantren kami."
Kiyai melirik Zul, lalu Zul memberikan foto yang dimaksud.
Diterimanya Foto itu oleh Ayahnya Azka dan Arfan.Terlihat kaget wajah keduanya, dengan raut menahan emosi pada wajah ayah Arfan.
Diberikannya Foto tersebut pada istri dari pada mereka masing-masing."Astagfirullah!"
Terdengar samar-samar suara ibu Azka nampak kaget."Arfan!"
"Tenang pak,"-
Berusaha ibu Arfan menahan suaminya yang hendak bangkit dari duduknya."Ini tak seperti yang kalian fikir, tolong beri saya kesempatan bicara."
"Jelas-jelas bukti ada didepan mata, masih mengelak."
"Apa? Apa maksud mu Amara?"
"Sudah lah Ar, dia pasti yang duluan menggoda mu kan? Harusnya dia dikeluarkan dari pesantren ini sejak kemarin!""Lancang! Kamu bicara! Anak saya tak serendah itu jaga ya mulut mu!"
"Sudah lah bu, jangan dibela kalau anak salah ya salah!"Keadaan mulai panas dan mencekam, semua saling beradu argumen, merasa paling benar.
****
"Sudah, sudah. Kita ambil jalan tengahnya saja, baik ini fitnah atau pun bukan, tetap pandangan orang akan buruk."
"Jadi keputusan kiyai seperti apa?" - Zul
"Kita nikahkan saja mereka"
"TIDAK"- Amara dan Zaky
"Kenapa tidak?"- Kiyai
"Disini Azka pasti yang salah kiyai"-Amara
"Tidak! Jelas-jelas Arfan yang salah, lihat fotonya menunjukan jelas Arfan yang memeluk Azka, sementara Azka terlihat ketakutan!""Itu karena buku hampir saja menimpa saya!, dan Arfan berusaha melindungi saya. Kenapa? Kenapa kalian tidak mau mendengarkan kami dulu?"
***
Pecah sudah tangis yang sedari tadi dibendung oleh Azka, bersama luapan-luapan emosinya.Baru saja ia akan beranjak beberapa langkah dari duduknya, tiba-tiba badannya ambruk seketika.
Sontak mengagetkan seisi ruangan,"Azka!"
Teriak Arfan kaget.Mereka pun lansung beranjak menuju tempat Azka pingsan.
Dengan sigap Arfan membopong Azka nenuju kursi untuk dibaringkan.Semuanya panik, mencari Inheller Azka, maupun minyak Angin untuk menyadarkan Azka dari pingsannya.
Sementara yang lain panik, Arfan begitu telaten nenggosok-gosok tangan dingin Azka sambil sesekali meniupkan nafas hangatnya.
Sementara kiyai, dan ustazah yang mulai tak panik begitu terkesima dengan perhatian anak Adam itu.
Tak lama ibu Azka membawakan Inheller dan minyak Angin, disambutnya oleh ibu Arfan yang berada disebelah Azka berbaring kini."Sini bu, biar saya yang mengurusnya."
Terlihat betapa Arfan antusias.Lalu tak lama gadis itu tersadar dari pingsannya, berusaha mengumpulkan asupan oksigen.
"Permisi, tolong jangan terlalu mengerumuni Azka, dia sedang butuh oksigen."
Terlihat betapa Amara semakin emosional, dan memutuskan pergi.
Disusul Zaky yang merasa tak berdaya. Kemudian Zul dan Asyifa pun menyusul kepergian mereka dari sana, lalu,,***
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Cinta Dilangit Kota Santri
Historia CortaTasikmalaya 27 November 2018, Dilarang keras mengCopy seluruh maupun sebagian dari karya ini,tanpa sepengetahuan penulis. kisah dua orang insan yang di halalkan di kota Tasikmalaya #49-asmara dari (1,39 ribu cerita) (24/11/2018) #416-jodoh dari (1,1...