.
.
.
.
.
.
.
.
-TIMELESS-
.
.
.
.hari hari berikutnya aku lalui dengan kabar dari johnny yang selalu mengupdate keseharian Taeyong. Sedang apa, dimana dan hal hal remeh lainnya. aku bukan tidak berani untuk bertemu langsung dengan Taeyong, demi Tuhan aku sangat ingin melakukannya. Namun lagi lagi aku harus menahan keinginannya itu, takut jika ia memaksakan untuk tetap berada disisi taeyong malah akan membuat kondisi Taeyong menurun. Aku ingin Taeyong sendiri lah yang ingin didampingi olehku.
Hari ini Jadwal therapy dimulai jam 13.30 Jae, kau akan kesini?
Isi pesan dari Johnny membuatku gugup, setiap kali Taeyong terapi aku selalu berada di dekatnya, tentu tanpa sepengetahuan lelaki cantik itu. Aku berada dibalik sekat atau di ruang sebelah dimana taeyong akan menjalani terapi, tentu saja dengan bantuan Johnny. Yang membuatku gugup disini adalah karena setiap sesi terapi membuat Taeyongku sangat tersiksa, obat obatan yang masuk melalui cairan infus itu membuat kekasihku mual muntah yang hebat. Kadang juga terasa sakit sehingga Taeyong terus menangis. Aku sungguh tidak tega melihatnya.
Tentu aku akan datang, di kamar yang biasa ya hyung...
Kalian tidak salah baca, ya, aku memanggil Johnny 'hyung'. Karena aku fikir tidak salah jika berteman dengannya, malah banyak keuntungan untukku, seperti ini misalnya, kekasihnya pun, Ten, mengetahui aku selalu ikut setiap sesi terapi Taeyong tanpa Taeyong ketahui dengan bantuan lelaki Seo itu. Mereka benar benar menyayangi Taeyongku, dan aku hargai itu.
.
.
.
.
.-TIMELESS-
.
.
.
.
.aku datang 30 menit lebih awal dengan jadwal Taeyong dan bersembunyi dibalik tirai persis sebelah ranjang Taeyong. di kamar khusus terapi ini memang hanya disediakan 2 Bed untuk pasien yang menjalani terapi jalan, yang tidak mengharuskan pasiennya menginap di Rumah sakit.
aku sudah dalam persembunyianku saat mendengar derap langkah memasuki ruangan dan ranjang berderit menandakan seseorang duduk atau berbaring disana.
"Yongie, Ten tidak bisa kesini, dia sedang ada pekerjaan, namun ia memberi pesan agar kau selalu semangat!" itu suara Johnny hyung.
"tak apa hyung, dia juga tak mungkin bolos kerja setiap kali aku melakukan terapi bukan? hehe" Taeyong terkekeh menanggapi ucapan Johnny
"apa aku harus disini menemanimu?" Ucap Johnny lagi
"aniyo, kau tidak perlu melakukannnya hyung, pergilah bekerja dan urus pasienmu yang lain, aku kan kuat. hehe"
"tentu saja kau kuat Yongie, setelah seselai jam praktek aku akan kembali, dan ingatlah Yongie, orang orang menyayangimu selalu berada di sampingmu. mereka tidak pernah pergi"
"aku tahu hyung" Ucapan Taeyong terdengar lirih
"sudah selesai dok " suara perempuan yang aku tebak adalah perawat yang bertugas kali ini
"ah, apa ada pasien lagi selain aku hyung?"
"ah, i-itu, iya, dia datang lebih dulu darimu seperti kemarin kemarin" sepertinya aeyong percaya ucapan Johnny
"baiklah Yongie, pijit tombol merah itu jika kau butuh bantuan ya"
"iya hyung" langkah kaki menjauh dan terdengar suara pintu tertutup kemudian
Taeyong terdengar menghela nafas kasar. ini baru dimulai, biasanya reaksi obat akan terasa dalam 30 menit berikutnya.
"anyeong haseyo, apa kau tidur? aku Taeyong, Lee Taeyong, apa kau mendengarku?" Taeyong tampak berbicara dengan seseorang, tapi ada siapa lagi di ruangan ini? apa dia berbicara padaku?
YOU ARE READING
Timeless [JAEYONG]
Fanfictionaku ingin putus jae -Taeyong tak akan pernah! aku tak akan pernah melepasmu sampai kapanpun -Jaehyun