aku melangkahkan kakiku ringan ke arah toko toko yang berjejer didalam Mall ini, memasuki salah satu salon langganan, aku ingin merubah warna rambutku agar terlihat segar dan lebih tampan, agar Taeyong kembali melihatku.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
setelah segar dengan treatment yang di dapat dari salon, itu tadi salon langganan Taeyong by the way... jika aku beruntung mungkin aku bisa bertemu dengan Yongie ku, tapi ternyata dewi keberuntungan sedang tidak berpihak kepadaku, padahal berjam jam aku berada di salon tadi tak tampak sedikitpun batang hidung kekasihku itu.
aku kembali melangkahkan kaki ke salah satu Restoran lagi lagi Favorit Yongie, dan aku memesan makanan kesukaannya disini. ah... aku sangat merindukannya, sungguh.
sembari menunggu makananku datang aku membuka media sosial Taeyong, berharap mendapat petunjuk keberadaan dan kabarnya saat ini. karena seminggu ini aku telah membuang waktuku hanya dengan meratapi dan menangisi kepergian Taeyong. sungguh bodoh memang, alih alih merebutnya kembali aku malah menunjukan betapa tak pantasnya aku untuk bersanding dengannya. Taeyong benci dengan pecandu alkohol, tukang mabuk, judi dan sebagainya sangat dia benci.
tak ada clue sama sekali, Taeyong tidak pernah meposting apapun semenjak seminggu sebelum dia mengakhiri hubungan kami.
"Yongie kau tidak apa? kau lelah? kita istirahat sambil makan di resto itu ya?"
sebuah suara asing mengusik pendengaranku, bukan karena suaranya, namun nama yang disebut oleh suara tersebut, reflek aku membalikkan tubuhku mencari sumber suara
"eoh, kita kesitu saja aku ingin makan makanan yang manis" sebuah suara menarik seluruh atensiku, suara yang sangat aku rindukan, suara itu suara Taeyongku
otomatis mataku menatap punggung sempit yang berbalut Hoodie hitam yang terlihat sangat besar, dan aku sangat hapal milik siapa hoodie tersebut. ya, hoodie itu milikku. dan hatiku dipenuhi bunga bunga bermekaran mendapati satu fakta jika Taeyongie ku masih mengenakan sesuatu yang masih berhubungan denganku.
"diluar saja Tennie, didalam sepertinya penuh" ku urungkan niatku untuk berbalik keluar saat mendengar suara Taeyong sangat dekat denganku. DIA ADA DIBELAKANGKU!!!
hanya terpisah dinding kaca buram aku bisa mendengar jelas apa saja pembicaraan Taeyong dan temannya yang disebut Tennie itu. Ten, aku tahu dia, Taeyong sering menceritakan temannya itu, namun tak pernah sekalipun aku dapat kesempatan untuk bertemu denganya, dia orang Thailand yang kini menetap di Korea.
perhatianku teralihkan oleh kedatangan waitress yang mengantarkan pesananku, aku hanya tersenyum sebagai ucapan terimakasihku, dan waitress itupun berlalu dari mejaku. kudengar Taeyong tangah menyebutkan menu pesanannya, persis seperti yang terhidang di mejaku saat ini.
ah sayang... akupun sedang menyantap apa yang menjadi favoritmu disini
aku tersenyum membayangkan binaran matamu saat kau menatap makanan yang menjadi kesukaanmu, meski terlalu manis untukku, namun jika itu tentang kamu semanis apapun aku rela memakannya.