“Hanya menatap matamu sedetik saja sudah membuat nyawaku melayang”
★★★
Natasha POV~Aku telah sampai dirumah dengan selamat diantar oleh orang gila yang tadi berhasil membuat moodku hancur berkeping-keping. Sungguh, tadi adalah perjalanan terburuk sepanjang masa, apalagi jika bukan karena dia yang terus mengoceh dan menggodaku.
Mengingatnya saja sudah membuatku bergidik ngeri. Aku membaringkan tubuhku di kasur kecilku dengan lemas, aku sangat lelah hari ini. Jika diingat-ingat kembali, hari ini aku banyak mendapat kesialan ya.
Normal POV~
Tok...tok...tok...
"Tasha, sayang" suara Ratna kembali membuat kedua mata Natasha yang tadinya sudah menutup kembali terbuka lebar dan dengan sigap ia turun dari ranjang dan berjalan kearah pintu, lalu memutar kenop pintu dengan segera.
"Iya, ma. Ada apa?" Tanya Natasha saat batu saja tiba tepat didepan ibunya berdiri sambil tersenyum.
"Ayo makan malam dulu, Papa sudah pulang" ujar Ratna sambil menarik tangan anak gadis semata wayangnya, sedangkan yang ditarik hanya mengikuti ibunya dengan pasrah.
Sesampainya dimeja makan Ratna dan Natasha langsung duduk dengan tenang sambil menyiapkan alat makan mereka.
"Bagaimana dengan acaramu menyambut pangeran tampanku, Tasha?" Tanya Rezky saat putrinya baru saja akan membuka mulutnya memasukkan makanan, namun dengan cepat dia taruh kembali makanan tersebut ke tempatnya, kemudian menatap ayahnya dengan wajah memelas.
"Buruk, Pa. Sangat buruk" balas Natasha sekenanya.
"Buruk bagaimana? Ada apa memangnya? Coba ceritakan kepada kami" kali ini Ratna juga ikut bergabung dalam pembicaraan mereka.
"Aku sampai disana tepat waktu"
"Bukankah itu bagus? Jadi, kau tidak tertinggal untuk menyambut pangeranmu, kan?" Ujar ayahnya membuatnya semakin murung.
"Masalahnya, saat aku tiba disana ternyata tempatnya sudah ramai dan lagi aku harus merasakan sakit di sekujur tubuhku karena harus berdesakan dengan mereka. Dan kalian tau, aku tertiban gajah mabuk tadi" jelas Natasha panjang lebar, namun ia dapat menangkap bahwa kedua orangtuanya tidak paham apa maksud dari ucapan anaknya.
"Terbiban gajah mabuk? Disana ada gajah?" Tanya ibunya dengan antusias, membuat Natasha menghela nafas sejenak sebelum menjelaskan lebih lanjut.
"Maksud Tasha, tadi saat aku berada disana aku telah menemukan tempat paling depan agar aku dapat melihat wajah pangeranmu dengan jelas. Tapi ternyata pesawat kerajaan mengalami delay, jadi kami harus menunggu disana lebih lama, sedangkan aku bahkan tidak bawa persiapan seperti makanan dan minuman. Jadi, aku berencana keluar dari area dan menitipkan tempatku kepada temanku disana, aku pergi untuk membeli beberapa cemilan dan minuman sambil menunggu kedatangan keluarga kerajaan. Tapi, saat aku baru saja keluar dari minimarket ternyata keluarga kerajaan telah tiba, dan otomatis aku berlari, sampai disana aku malah terhimpit oleh tubuh orang-orang hingga belanjaanku hilang entah kemana. Lalu, akhirnya ada seorang gadis berbadan besar di belakangku, tapi aku tidak mengetahuinya. Dan keadaan disana semakin ricuh, hingga terjadi aksi saling dorong-mendorong. Dan, ya, gadis berbadan besar itu terdorong dan menimpaku, setelah itu aku tidak melihat apapun." Jelas Natasha secara terperinci, sedangkan kedua orangtuanya mendengarkan curhatan putri kesayangannya dengan hikmat.
Setelah beberapa menit menyantap makan malam sambil berbincang, Natasha kembali kedalam kamar dan merebahkan tubuhnya. Lalu bangkit kembali untuk mengambil ponsel yang ia letakkan di meja belajarnya bersama tas tangan yang tadi diberikan oleh Rafael kepadanya, memang itu tas miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Natasha & Nickolas
RomanceDear, Nickolas... Mencintaimu mungkin adalah sebuah kesalahan. Kesalahan yang amat sangat salah. Tapi, apa yang dapat aku lakukan ketika cinta mulai beraksi? Bahkan, akal dan logika saja tidak dapat menghentikan perasaan ini. Dengar, aku tidak akan...