Antoni hari itu menyerahkan berkas ke ruang rektor. Jalannya sedikit terburu-buru karena kaget yang ia rasakan ketika ditarik oleh perempuan tadi. Belum selesai rasa kaget yang dirasakan Antoni , ketika tiba di ruang rektor ia mendapati seorang perempuan lain yang asing di kampus itu. Antoni sudah bersiap kemungkinan yang sama yang ia rasakan barusan.
"Permisi pak , saya mau menyerahkan berkas yang di minta pak", ucap Antoni
"Oh iya , silahkan. Ton , kenalkan ini orang tua Natalia", ucap pak rektor
"Natalia ? Natalia siapa pak ? Jurusan mana ?", timpal Antoni
"Oiya kamu belum tau ya , Natalia ini anak yang bakalan ke Jepang juga bareng kamu. Dia baru masuk kesini dan langsung dapat beasiswa kesana", ucap pak rektor.
Antoni kaget sekaligus bingung, dia kaget karna untuk pertama kalinya setelah dirinya ada seorang mahasiswa baru yang langsung dapat beasiswa seperti dia. Terlebih lagi , ini langsung beasiswa global.
"Maaf , saya orang tua Natalia. Kamu Antoni ya ? Kamu terlihat seperti orang yang bertanggung jawab , tolong jaga dan bantu Natalia ya", ucap seorang perempuan itu. Dia adalah ibu dari Natalia , Sakura namanya. Jika diliat baik-baik , ibu ini berperawakan campuran , bahkan dari namanya pun sudah bisa diketahui.
"Oh iya , saya Antoni bu. Mudah-mudahan saya bisa saling bekerja sama dengan Natalia nanti", ucap Antoni.Setelah percakapan selesai , Antoni menyerahkan beberapa berkas tambahan kepada pak rektor. Berupa foto , surat izin dan hal lainnya. Ibu dari Natalia tiba-tiba mengeluarkan smartphonenya dan me nelpon seseorang. Dan benar saja , dia menelpon Natalia anaknya. Antoni berusaha menghiraukan pembicaraan Ibu Natalia dan anaknya itu. Seperti apa sih Natalia ini ? Bagaimana perilakunya ? Sejenius itukah dia ? Hanya itu yang berputar di pikiran Antoni saat itu. Ditengah kebingungan Antoni , tiba-tiba pintu ruangan terbuka. Dari balik pintu tersebut , seorang perempuan masuk dan sosoknya membuat Antoni kaget bukan main. Dia adalah perempuan yang tadi menarik nya dan menagihnya daging.
"Kita ketemu lagi", ucap Natalia
"Lu kalo bisa bahasa Indonesia kenapa tadi pake bahasa inggris ?", tanya Antoni
"Cuma mau ngetes aja , orang yang katanya jenius di kampus ini gimana", jawab Natalia
"Bego juga sih gua main jawab pake bahasa inggris aja. Jadi lu yang bakalan ke Jepang juga ?", tanya Antoni
"Juga ? Berarti lu juga ? Gua kirain gua udah kalahin orang yang katanya jenius di kampus ini", ucap Natali sombong
"Wey wey wey , kenapa sombong banget", ucap Antoni
Obrolan mereka terpotong oleh batuk pak rektor yang sedikit menyindir itu.
"Kalian berdua dalam dua minggu kita kumpul di kampus jam 7 pagi ya", ucap pak rektor. Mereka mengiyakan dan Antoni langsung meninggalkan ruangan itu.Dua minggu berlalu , sehari sebelum hari keberangkatan mereka dikagetkan dengan sebuah pesan di email mereka yang mengatakan bahwa mereka akan tinggal satu kamar di Jepang nanti dikarenakan ruangan yang sudah penuh. Hal itu jelas mengagetkan Antoni. Bagaimana tidak ? Baru pertama kali ia tinggal di negara lain , dia sudah harus satu kamar dengan lawan jenis. Antoni yang mendengar itu langsung menghampiri ruang rektor , bersamaan juga dengan Natalia.
"Pak gabisa gitu dong", ucap mereka hampir bersamaan sambil membuka pintu.
"Kalau kalian tidak suka , silahkan cari biaya untuk tempat tinggal sendiri disana", ucap pak rektor.
Antoni bingung , tidak ada lagi yang bisa di perbuat selain menyanggupinya. Tak jauh beda Natalia , ia hanya bisa menyanggupinya. Antoni pergi dengan wajah yang semakin bingung , begitu juga Natalia. Berbeda dengan Antoni , sebenernya Natalia adalah orang yang sangat berkecukupan. Namun, Natalia sudah tergantung menyanggupi syarat dari orang tuanya bahwa jika ia ingin berkuliah di Jepang ia harus menggunakan biaya sendiri.Hari keberangkatan telah tiba, Antoni berusaha untuk tidak memikirkan kebijakan yang ada dan mencoba menikmati apa yang ia dapatkan dari usaha dan kerja kerasnya selama ini. Suasana ramai bandara pun menghiasi campur aduknya pikiran Antoni saat itu. Ditengah lamunan Antoni yang juga tengah mendengarkan lagu , seseorang menyapanya dari belakang. Antoni berpikiran bahwa orang itu adalah Natalia , tapi dia merasa orang seperti Natalia tidak mungkin menyapanya. Ditengoklah ke belakang oleh Antoni , dia kaget bukan main bahwa itu adalah Natalia.
"Tumben banget negor", ucap Antoni
"Eh maaf , aku bukan Natalia. Ini bener kak Antoni kan ?", tanya perempuan itu.
"Becanda lu ga lucu dah. Sok-sokan ngaku bukan Natalia", ucap Antoni.
"Yaudah gausah bertele-tele , aku Alice kembarannya Natalia. Kalo kamu gamau satu kamar sama Natalia , aku bisa bantu. Tapi kamu harus tetap sekamar sama Natalia untuk 6 bulan kedepan. Selama 6 bulan kedepan kamu cukup jagain Natalia dan bantu dia keluarin potensinya. Aku udah tau nomor rekening kamu jadi tenang aja", ucap perempuan itu.
Antoni masih tidak percaya dan menganggap Natalia sedang mengoloknya. Tak lama kemudian , suara perempuan lain terdengar dari jauh memanggil Antoni. Antoni yang refleks langsung menoleh dan melihat bahwa Natalia yang memanggilnya , juga dengan tatapan sinisnya. Antoni tidak percaya dengan yang ia lihat , dan masih mengira bahwa orang yang bernama Alice itu adalah Natalia. Ingin memastikan sekali lagi, Antoni lalu menoleh kearah Alice yang ternyata langsung memakai masker dan kupluk sweaternya. Alice langsung pergi dan bilang entah kemana. Antoni berusaha ingin mengejar namun tidak sempet karna Natalia sudah memanggilnya lagi."Lama", ucap Natalia.
"Ng.. Anu , tadi", ucap Antoni tergagap.
"Buruan. Pak rektor nungguin", ucap Natalia.
Antoni masih bingung , tak habis pikir. Namun lagi-lagi ia tak bisa berbuat apa-apa selain mengikutinya. Dengan perasaan campur aduk , menanggung kebijakan gila dan permintaan orang bernama Alice , Antoni berangkat menuju Jepang.
Antoni bahkan berpikiran bahwa harinya disana akan lebih berat dari apa yang ia dapatkan di awal perjalanannya ke Jepang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Energetic
RomantiekAntoni adalah seorang mahasiswa yang tidak pintar dalam pendidikan akademik namun memilikin kejeniusan dalam hal non akademik. Kejeniusannya membawanya berhasil mendapatkan beasiswa untuk berkuliah di kampus ternama di Jepang. Natalia adalah seorang...