Tiga

182 27 6
                                    

Jimin focus
.
.
.
Hari ini aku memutuskan untuk pergi jogging di luar dorm. Tidak peduli Jungkook mau berkata apa, aku akan tetap pergi untuk berolahraga keluar.

Setelah siap dengan setelan olahraga dan maskerku, aku pun pergi mengendap-ngendap dari kamarku. Aku mengintip ke ruang TV.

Jungkook kemana?

Ah, biarkan saja dia. Paling-paling dia sedang membeli makanan di supermarket. Aku harap dia tidak lupa memakai maskernya.

Aku membuka pintu dorm perlahan. Tidak sengaja aku menginjak koran.

"Lho? baru datang? bukankah ini sudah siang?"

Segera aku lemparkan koran itu ke dalam dorm dan melanjutkan perjalananku yang sempat tertunda.

Sampai saat ini aku selalu bersyukur atas apa yang aku miliki dan aku alami. Menjadi seorang idol yang sedang naik daun bukankah itu hebat?

Dengan konsekuensi yang harus aku terima. Profesionalitas, disiplin, percintaan, dan penyesuaian. Tak masalah dengan semua itu. Ini pilihanku. Inilah yang aku mau.

Setelah selesai menyetel aplikasi untuk menghitung kalori yang terbakar di tubuhku dari ponselku, aku mulai jogging mengelilingi kompleks.

Tak kusangka, ternyata kompleksnya sungguh indah. Penataannya yang rapi dan fasilitas yang lengkap. Sungguh menakjubkan! Mataku seperti tersihir melihatnya.

Karena terlalu fokus melihat sekitar, aku sampai tidak sadar kalau aku menginjak sesuatu.

"Eh, aku menginjak apa?"

Grrrrr

Kok dia mengerang?
Begitu dia menggonggong, saat itu juga aku berlari menghindar darinya.

Tepat sekali dia itu ANJING!

Tanpa diminta lagi kini aku sudah mempercepat langkah kakiku. Bahkan kalau ada yang menyuruhku untuk berlari mengitari gunung aku sanggup asalkan aku tidak terkena gigitan anjing ini.

Aku berlari kesana-kemari tapi tetap saja dia mengikutiku. Apa kamu penggemarku juga? Mengapa kamu mengikutiku terus?

Aku tidak bisa begini terus!
Aku harus melakukan sesuatu!

Aku berbelok arah ke taman untuk mengalihkan perhatian si anjing.

APA?!

Dia tetap mengejarku?
Sebegitu besarkah kesalahanku sampai dia tidak mau melepaskanku. Oh.. demi dewa-dewa para anjing, aku rela membersihkan setiap kotoran anjing di kota ini! Tapi tolong buat anjing ini pergi!

Tidak jauh dari tempatku berlari, aku melihat ada penjual makanan di taman ini, sekarang aku tahu harus melakukan apa.

Anjing kamu akan pergi dariku.

Tanpa ba-bi-bu lagi, aku langsung merampas sebungkus roti yang ada di situ dan melemparnya jauh dariku.

Anjing itu (yang mungkin kelaparan) mengejar roti tersebut yang entah mendarat dimana.

Akhirnya aku bisa menghela napas lega.

Tiba-tiba ada yang menepuk pundakku. Aku berbalik dan melihatnya. Begitupun dirinya. Dia seorang yeoja.

Dia terus saja menatapku datar. Sama sekali tidak menunjukkan ekspresi apapun.

Apa maksudnya?
Apa ada yang aneh dengan wajahku?
Bagaimana dia tahu, aku saja pakai masker.

Dia sama sekali tidak beranjak dari posisinya, dia masih menatapku. Aku yang dibuatnya tidak nyaman pun pergi dari hadapannya. Tapi naas, dia menahan tanganku.

BUTTERFLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang