Aku tak tahu apa ini kelebihanku atau kelemahanku. Terlahir dari keajaiban yang mungkin semua orang heran.
Melihat hal-hal aneh dalam sebuah kilatan memory sekaligus melihat mereka yang tak bisa dilihat orang biasa.
...
"Kenapa selama ini kau tak pe...
Suara guru yang sedang mengajar begitu mengisi seluruh ruang kelas,murid-murid sibuk menyimak pelajaran. Herza sibuk mengamati guru tersebut sebelum sebuah kilatan terbesit dipenglihatannya.
{Seorang gadis berdiri didepannya,dirinya pun berhenti berjalan karena gadis itu. Dan gadis itu menatapnya datar seperti Herza menatapnya datar saat itu. Gadis itu pun berkata. "Kenapa kau mengabaikanku?" Herza hanya terdiam lalu menabrak bahu gadis itu pelan dan melanjutkan langkahnya dengan santai kearah kelas, gadis itu tak menghiraukan Herza dan lanjut berjalan kearah kantin.}
Dan tiba-tiba kilatan tersebut hilang tenggelam akan kebisingan kelas yang kembali terdengar ditelinganya. Tanpa ada angin seorang temannya berteriak "Herza anak yang sangat manja dengan mamahnya dan sungguh merepotkan yaa!!" Herza menatap mata temannya itu dengan datar dan menggebrak meja lalu berdiri "Bu.. Izin kekamar mandi" ujar Herza melangkah pergi kekamar mandi.
🥀..
Herza memutar keran air dan air mengucur tanpa dipergunakan. Herza menatap wajahnya dengan cermat melalui cermin. "Apa yg salah dengan diriku?" Batinnya. Seorang Gadis tersenyum dibelakangnya, gadis itu mengenakan gaun putih dengan bando biru dirambut hitamnya yang panjang,dan ia tampak sangat cantik dan bersinar.
Yang tambah membuat Herza penasaraan. Mengapa gadis itu memasuki kamar mandi pria, ketika ingin menatapnya langsung gadis itu menghilang dan kembali Herza melihat cermin, gadis itu masih dengan senyumnya. "Kau bisa melihatku kan?" Tanya gadis dicermin. "Siapa kau sebenarnya?" Tanya Herza sedikit takut. "Tenang! Aku tidak akan menyakitimu. Aku hanya..." ujar gadis itu terpotong. "Bagaimana aku bisa melihatmu? Kau bukan seperti ku!" Potong Herza.
Gadis itu tiba-tiba menghilang lalu muncul dengan tinggi tubuh setara dengan pundak Herza. Dia berdiri tepat disebelahnya. "Apa sekarang aku sepertimu?" Tanya gadis itu. "Bagai..mana mungkin..!" Ucap Herza terbata-bata karena heran, sangat jelas terlihat diwajahnya. "Hai! Aku Giya" ucap Giya sambil tangan mengulurkan tangan. Dengan perlahan Herza mengampai tangan tersebut, dan merasakan hangat ditelapak tangannya. "Herza" ucapnya dengan senyum.
"Herza... kau bukan mayat hidup yang pernah dibilang temanmu" ujar Giya tiba-tiba serius. "Lalu aku siapa??" Jawab Herza penasaran. "Kau akan tau siapa dirimu. Jika semua orang bilang kau mayat hidup sangat salah bagiku. Karena kau manusia..." ujar Giya sedikit membuat Herza bersemangat dan harus terpotong oleh suara bising yang terdengar dari luar. Giya pun menghilang begitu saja ketika teman sekelas Herza memasuki toilet. Herza bergegas cuci muka dan kembali kekelas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ketika sedang berjalan kearah kelas,Giya muncul tiba-tiba dan mengikuti Herza. "Kau tadi mau bilang apa?" Tanya Herza cukup penasaraan akan perbincangan mereka yang sempat terpotong. "Ahh? Tidak aku tidak bilang apa-apa!" Jawab Giya menampakkan wajah sedikit bingung padahal lagi berbohong. Herza langsung berjalan cepat, Giya pun berteriak "Tunggu aku ikut!".