03

104 12 0
                                    

Taeyeon adalah orang yang sangat penyayang. Pemikirannya bisa sejalan dengan orang lain, tidak sepertiku. Mungkin itu sebabnya Tiffany sangat dekat dan menyayanginya.

Aku, dan Tiffany berniat untuk membersihkan tepung yang menempel pada pakaian dan kulit kami. Namun Taeyeon melarangnya.

"Jangan dibersihkan dulu!" kata Taeyeon.

"Kenapa memangnya?" tanyaku.

"Apa sisa-sisanya mau kau pakai untuk memasak kue? Kau kan sangat menyayangi hal yang berkaitan dengan kue," ledek Tiffany.

"Hahaha, kalau kau mau makan kue dengan tepung yang sudah menempel di pakaian dan kulitmu sih aku tak masalah," balas Taeyeon.

"Seohyun mau?" tanya Tiffany.

Aku menggeleng tegas dan tertawa mendengar gurauan Tiffany dan Taeyeon.

Aku berharap bisa mempunyai teman seperti mereka berdua.

"Apa kau yakin bahwa tepung-tepung ini tidak akan dibersihkan dulu Taeyeon?" tanyaku.

"Ne," jawab Taeyeon tegas.

"Apa kalau dibersihkan menjadi masalah?" tanyaku polos.

"Tentu tidak Hyunie. Kalau mau bersihkan, ya bersihkan saja, tapi jangan terlalu bersih, karena nanti kita pasti akan terkena tepung lagi saat memasak," kata Taeyeon.

"Baiklah, sebentar!" kataku. Tiffany pun mengikutiku dan membersihkan sedikit tepung yang menempel pada kulit dan pakaiannya.

"Sudah Taeng, ayo kita buat kue!" ajak Tiffany.

"Enak saja, kenapa kamu yang mengajak? Ini rumah siapa, hari spesial siapa dan rencana siapa?" bentak Taeyeon.

"Kamu, kamu, kamu. Tentu saja kamu Taeng," kata Tiffany mengerucutkan bibirnya.

"Eh, kok marah-marah? Aduh, aku nggak enak nih, aku pulang dulu aja ya, makasih Taeyeon," kataku kebingungan saat melihat mereka bertengkar.

Taeyeon tidak menanggapiku dan pergi dari dapur. Ia terlihat menaiki tangga dan masuk ke suatu ruangan.

Terlihat Tiffany yang murung dan mencoba mulai membuat adonan, tapi ia mengurungkan niatnya saat Taeyeon terlihat telah turun dari tangga dengan ekspresi datarnya.

"Kalian ngapain disini?" tanya Taeyeon yang membuatku terkejut. Tiffany hanya diam tak menanggapi sahabatnya. Ia beranggapan bahwa hari ini Taeyeon sangat sensitif, begitu juga denganku. Apa mungkin dia sedang PMS ya?

"Anu, aku mau pulang. Aku tadi menunggu jawaban darimu, takut tidak sopan pulang tanpa pamit, dan izin dari pemilik rumah," kataku menjelaskan.

"Ngapain pulang?" tanya Taeyeon lagi-lagi dengan nada yang membentak.

Aku berjalan mendekati Tiffany yang semakin murung. Aku berniat bertanya "apa yang harus kita lakukan sekarang?" tapi aku mengurungkan niatku untuk bertanya.

Tak lama kemudian, Taeyeon pun berjalan mendekati kami. Masih sama, dengan ekspresi datarnya.

"Kajja, kita akan berfoto dulu!" ajaknya yang membuat aku dan Tiffany terkejut.

Let It RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang