Sudah seminggu..Selama seminggu ini Jihoon mulai terbiasa dengan suara berat yang meneriakinya dari kejauhan. Hampir setiap hari, ntah darimana Lucas bisa menemukan keberadaannya diseluruh gedung kampus. Jihoon tak nyaman, beberapa orang masih menatapnya dengan ekspresi menghina meskipun mulut mereka sudah dibungkam lebih dulu dengan tatapan tajam Lucas.
"Yak Shorty!"
Jihoon berbalik, menghela nafasnya sebelum memasang wajah datar kearah Lucas yang sedang memasang cengirannya lagi.
"Apa?"
"Mau kemana?"
"Bukan urusanmu!" Ketus Jihoon berbalik meninggalkan Lucas yang masih belum menyerah mendekati pemuda manis itu.
"Come on, kemarin kau berjanji menemaniku makan siang!"
Jihoon menghentikan langkah, menunggu Lucas yang berlari kecil menyusulnya. "Aku sedang tidak lapar Lucas! Kau bisa makan sendiri"
Lucas mengendikan bahunya "Ya sudah ku tunggu kau lapar!"
"Berhentilah.." Jihoon mendongkak dengan ekspresi memohon. Kearah Lucas yang mengerutkan alisnya. Beberapa orang berkerumun disekitar mereka, mengamati dengan ekspresi ingin tahu. "Jangan mengangguku."
"Apa aku menganggumu?"
"Menurutmu? Kau mengikuti kemana-mana seperti ini dan aku tak suka, kau paham!" Wajah Jihoon memerah, kesal dengan ketidak pekaan Lucas dihadapannya itu, ekspresi Lucas berubah, terlihat tersinggung mendengar ucapan Jihoon.
"Kasar sekali" desis Lucas.
Jihoon terdiam, merasa bersalah kemudian mendongkak lagi, melihat kearah mata Lucas. Mencoba meminta maaf, meskipun Jihoon tidak suka seharusnya ia tak membentak pemuda tinggi itu didepan umum.
"Luc-"
"Aku suka"
"Eh?"
Lucas tersenyum lebar, tanpa banyak komentar mengalungkan satu tangannya dipinggang Jihoon yang terkejut. "Ayo aku antar kekelasmu" serunya tanpa beban.
Lupakan keinginan Jihoon yang ingin meminta maaf tadi.
Didalam kelasnya, Jihoon tak henti-hentinya mengumpati Lucas, menekan-nekan keyboard laptopnya dengan kasar sembari mengomeli pemuda tinggi itu.
Somi yang mendengar hanya tersenyum penuh arti, mencubit pipi milik Jihoon hingga pemuda itu mengaduh.
"Kau seminggu ini membicarakan dia terus, kau suka?"
"Mana mungkin!" Jihoon membuang muka kearah Somi dan kembali fokus pada laptopnya. "Dia itu menyebalkan, sok tampan, bodoh dan-"
"Dan kau menyukainya?"
"Ya dan aku suka padanya" Jihoon menghentikan jemarinya yang tengah mengetik tugas, menoleh kearah Somi yang sedang mati-matian menahan tawanya.
"Sudah ku duga!" Kekeh Somi gemas menatap Jihoon, pemuda manis itu tengah memanyukan bibirnya kesal. Bagaimana mulutnya bisa semudah itu mengatakan menyukai Lucas.
"Aish sial!" Jihoon mengacak rambutnya, menunduk dengan dahi yang ia jeduk-jedukan diatas meja.
Somi tertawa.
"Diam kau Jeon Somi!!!"
🐰🐵
"Bro wait!" Mark berlari menyusul Lucas, pemuda tinggi itu terlihat tergese menuju falkutas ekonomi. Disebrang falkutas mereka, beberapa gadis tampak menyapa Lucas tapi ia abaikan, berbeda dengan Mark yang segera melambaikan tangannya sembari tersenyum lebar. Mark berhasil menyusul sahabatnya itu terengah, menarik nafasnya dalam-dalam. Melirik kearah pemuda tinggi yang hanya menatapnya sekilas.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMORIST [COMPLETE✔]
FanfictionAmorist (n.) : Someone who is in love ; Someone who writes about Love. Park Jihoon patah hati, trauma, dan dibully akibat skandal hubungannya dengan Ong Seongwu dan Kang Daniel dulu. memutuskan untuk tak peduli dengan aksi bullyan rekan kampus dan...