Edisi Ngambek

20 3 0
                                    

Itu hati apa keset,betah banget diinjek injek" Celetuk Dera.

Bukannya menghibur cewek itu justru semakin gencar mencibir,cibirannya juga nggak main main pedasnya setelah Sandi menceritakan yang terjadi kemarin antara dirinya dan Meda,berharap dapat dukungan moral ini malah disembur tawa iblis dan cibiran tiada henti.

"Nggak guna banget lo jadi temen"Sandi membalas tak kalah pedas.

"Emang lo berguna?"

"Woya jelas, gue selalu berbagi cerita yang bisa menambah wawasan kalian tentang dunia pacar berpacaran,jadi bisa meningkatkan kewaspadaan kalian sama mahkluk bernama lelaki"

"San mangap deh"

"Ngapain?"

"Gue pengen muntah"

"Anjayy"

"Gaya lo ngajarin orang,hidup sendiri aja masih blangsak" itu bukan suara Dera tapi Lidia yang kini sudah ikut nimbrung setelah menyelesaikan jadwal kuliahnya,Sandi ingin merutuk kenapa harus punya teman yang mulutnya kaya abis makan cabe rawit sekebon, tapi untungnya Tuhan menciptakan makhluk tampan tiada tara bernama Kala untuk jadi sahabatnya. Setidaknya dia masih punya teman waras walau sikapnya kadang sebalas dua;belas sama es batu.

Sandi mendengus kesal"Nggak guna gue cerita sama lo pada,bukannya tenang malah makin nyesek"

"Lagian itu mata udah rabun apa gimana? Jelas jelas ada babang Kala yang guantengnya ngalahin oppa oppa,selalu siap 45 kalau lo panggil selalu ada buat lo tapi masih aja jadi bucinnya si Meda, Gue tahu Meda itu ganteng tapi percuma kalau nggak bisa diajak ndusel ndusel manja"

Tanpa di kasih tahupun Sandi tahu kalau kala lebih ganteng dan lebih menghargainya dibanding Meda,tapi mau bagaimana lagi hatinya jatuh bukan untuk Kala, lagi pula Kala juga tak mungkin menganggapnya lebih mereka sudah bersahabat sejak kecil dan tak ada niat untuk saling jatuh cinta,Kala itu sahabatnya dan selamanya akan tetap begitu sekalipun ada rasa cinta itu hanya sebatas cintanya sebagai sahabat.
Setidaknya itu yang selalu Sandi tanamkan dalam otaknya saat dia beresiko terserang baper saat Kala memperlakukannya dengan Luar biasa baik.

Sementara ia tak pernah bisa melepaskan Meda,pacarnya tak seburuk yang teman temannya pikirkan Meda mengajarkannya untuk jadi pekerja keras tidak mudah patah semangat,Meda membuatnya mengerti dunia ini tidak melulu tentang cinta,tidak melulu tentang kesenangan dan kesedihan,dunia ini punya banyak hal yang perlu dipikirkan lebih luas.

"Gue sama Kala cuma sahabat" Sandi menegaskan,ini adalah kesekian kalinya dia bilang begitu tapi dua sahabatnya ini tak pernah mau mengerti.

Lidia mengukir senyum diwajahnya merasa ada yang lucu dengan kaliamat sandi"Kita nggak berani jamin tahun depan kalian masih jadi sahabat,udah tahu dong kalau sahabat bisa jadi cinta"

"Udah sih buat gue aja,kalau sandi nggak mau biar babang Kala sama dedek Dera saja" Dera berseru sambil senyam senyum,Sandi tak suka senyuman yang sahabatnya itu tunjukan,pasalnya itu mirip senyuman yang bisanya tante girang tunjukan saat menemukan berondong tampan.

Sandi otomatis medelik,tidak sudi dan tidak rela sobat sehidup sematinya harus berakir jadi pacar Dera, ibarat kata Kala itu kain putih bersih yang belum tersentuh dan Dera adalah tangan tangan dekil yang cuma bakal bikin kala jadi kucel dan kotor.

"Langkahin dulu mayat gue,jangan pernah sentuh Kala dengan tangan tangan penuh dosa lo pada ya!"

Dera mengibaskan tangannya"Emang lo suci? Lagian dosa tahu menyia nyiakan nikmat Tuhan apa lagi yang kaya Kala"

"Lo cuma akan merusak keturunan"

Sengit Sandi,tapi Dera justru mengibaskan rambut tak perduli,sementara Lidia hanya terkekeh, selalu seperti ini Sandi akan sangat overprotektif menyangkut apapun soal Kala,Padahal dia nggak punya hak untuk itu,status sebagai sahabat doang nggak punya wewenang untuk melarang Dera atau bahkan wewegombel sekalipun untuk mendekati Kala.

SandiKalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang