Hai, Fang! Maaf merepotkanmu. Tapi, hari ini aku tidak bisa datang karena ada urusan mendadak. Di rumahku juga tidak ada orang. Karena itu, aku menyuruh sepupu-sepupu kecilku kemari. Aku harap kau bisa menjaga mereka untuk hari ini saja. Aku janji akan pulang nanti malam dan langsung menjemput mereka. Kau tenang saja, mereka anak-anak yang baik, patuh, dan sangat manis. Aku yakin, dalam waktu dekat kau akan menyukai mereka. Sekali lagi, maaf merepotkanmu.
Jumpa lagi, Fang
Salam sayang,
BoBoiBoyFang melipat kertas yang tadi diulurkan padanya. Setelah selesai membaca, dengan was-was dia menengok ke bawah, memerhatikan anak-anak kecil yang menggerombol seperti peserta paduan suara yang tidak beraturan. Ada yang tersenyum ramah dan ada juga yang nyengir lebar gaya khas anak-anak. Namun, pandangannya juga tak luput dari wajah-wajah mengantuk dan cuek ketika memerhatikan dirinya. Mereka semua mengangkat tangan dan melambai dengan ceria-ada juga yang pura-pura ceria-pada Fang dan membuat pemuda itu merasa pening ketika tahu anak-anak yang harus dia jaga adalah mereka semua.
"Hai, Om Fang~"
Brukkk...
ლლლ
Peringatan! Membaca cerita ini dapat menyebabkan mata lelah.
Ini serius. Soalnya panjang banget.
ლლლFang terbangun dengan posisi masih terbaring di depan pintu. Matanya mengerjap-ngerjap perlahan dengan tangan yang memegang dahi karena masih merasa pusing.
Beberapa saat yang lalu, dia masih ingat Boboiboy menitipkan sepupu-sepupunya kemari. Namun, Fang rasa kekasihnya itu pasti sudah buta jika menyebut mereka anak-anak yang manis. Pasalnya dia pernah lihat sendiri kelakuan mereka saat Fang berkunjung ke rumah Boboiboy bulan lalu. Fang dibuat kuwalahan dan dikerjai habis-habisan oleh krucul-krucul banyak tingkah itu. Dan yang membuat Fang geram, ketika Boboiboy datang mereka pura-pura bertingkah manis lagi. Seolah tak pernah terjadi apa-apa setelah menistakan jiwa dan raga Fang seperti itu.
Dan sekarang, Fang harus menjaga mereka seharian. Dia tidak tahu apakah besok dia masih bisa bernapas atau tidak.
"Oh, Om Fang sudah bangun?"
Fang yang semula sibuk dengan pikiran negatif setelah pingsan tadi, akhirnya mengalihkan pandangannya ke samping dan mendapati anak kecil berbaju coklat duduk di sampingnya sambil mengibas-ngibaskan buku.
Fang bernapas lega. Itu hanya Gempa, setidaknya anak itu jauh lebih waras. Malah dengan baik hati dia mengipasinya agar otaknya bisa sedikit lebih tenang. Kalau yang pertama kali dia lihat adalah kakak atau adiknya yang lain, dapat Fang pastikan dirinya akan pingsan lagi setelah ini.
"Om Fang tidak apa-apa? Aku juga sudah buatkan minuman jika Om Fang haus." Gempa bertanya sekali lagi. Melihat Fang diam dengan wajah panik seperti itu, membuat mata madunya memancarkan kekhawatiran.
"Sudah lebih baik. Tapi, bisakah kau tidak memanggilku dengan sebutan om?" Ayolah, Fang masih muda. Lagi pula, sebutan om itu benar-benar membuat pendengarannya risih. Terdengar seperti om-om pedofil di telinganya.
"Tapi, Kak Boboiboy yang menyuruh kami untuk memanggilmu dengan sebutan om."
Bagus. Boboiboy dipanggil kakak dan dirinya om. Fang jadi ingin bertepuk tangan untuk ajaran luar biasa dari kekasihnya itu. Kalau perlu tepuk dahi ketemu tembok, kayaknya juga enak tuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fantasy World [FangBoy Version]
FanfictionShort story tentang Fang dan Boboiboy. © Boboiboy milik Monsta © Fanart by Widzilla on Devianart