ini adalah musim semi keempat untukku, di kyoto di pusat budaya jepang, kota yang sudah aku anggap kampung halaman keduaku. tak terasa, sebentar lagi aku akan meninggalkannya. by the way, terimakasih sudah menemaniku ke sini ayana. kafe ini juga bnyak memberi kenangan. aku sering datng kesini sendirian, menikmati secangkir teh hangat, sambil menatap taman maruyama.
belakangan ini aku galau. mungkin karena sebentarlagi akan pulang ke indonesia atau mungkin karena entah aku sendiri yg masih terjebak pada perasaan galauku. bisa juga karna ad firasat lain yg akn datang dalam waktu dekat ini, aku tak tahu. aku ingin berbagi perasaan padamu. hari ini saja, ayana. aku ingin mngungkapkan semua kegetiranku.
aku memeng pendiam, bahkan hiro takamada belum mendengar semua kisahku ini. asal kau tahu, baru pertama kali aku ceritakan semua kejadian inipadamu. bukan karna bagai mana ayana. tapi, aku tahu selama ini kau teramat baik padaku. dan aku memendangmu sebagai sahabat. aku ceritakan kisah cinta pilu ini padamu, agar kamu semakin tahu bgaimna perasaanku selama ini.
ketika aku lahir, aku dinamai Mohammad Aliando syarief. ayah ku seorang kyai ternama di tempatkami. meskipun profesinya hanya pemilik usaha jahit dipasar, tdk membuat luntur hormat msyarakat kepada beliau. kolot, agamis, bertanggung jawab. nilai2 agama selalu di terapkan pada keluarga. ibu ku hanya seorang ibu rumah tangga yg penuh cinta kasih membesarkan
kedua anaknya. sedangkan kakaku, seorang lulusan tehnik elektro yg bercita2 memiliki usaha sendiri.
sebelumnya, sejak kecil hingga kelas 1 SMA, kehidupan keluarga kami berlangsung harmonis. tapi perlahan2, keluarga penuh cinta itu terberai. ayahku sering uring-uringan, kakakku frustasi, ibuku sering diam. tak tahu harus berbuat apa.
waktu itu, aku masih kelas 2 SMA. ayah dan kakak sering berdebat hebat. kakakku baru saja lulus kuliah. ayah menekanya, membujuknya, memerintahkannya untukmenjadi pns. kakku tak pernah mau. dy terus membangkang dan mengelak. tak pernah ad niatnya menjadi pns.
hubungan mereka semakin merenggang. kakak nekad bekerja di salah satu service center handphone ternama. ayah merasa sangat tersakiti.
kakku semakin tertekan. akhirnya dy memutuskan untuk merantau ke batam. dy menitipkan surat kepadaku untuk di berikan pada ayah dan ibu. aku hanya bisa menitihkan airmata, dy mengusap pipiku, "jadilah lelaki dewasa! jangan cengeng. jaga ayah ibu ya. semoga kamu sukses. aku bakalkirim uang kok, klo udah dpt gaji." dy melambaikan tangan di teras rumah.
mungkin karena kepergian kakku, perkembangan kedewasaanku mulai berubah. aku goyah. aku lebih bnyak melamun di rumah. tdk ada lagi celoteh dan gelak tawanya. sepi. aku lebih mudah di rasuki pemikiran2, lebih mudah di bujuk, lebih mudah ikut bebagai macam arus pergaulan. termasuk, saat aku di tawari video porno oleh teman2ku.
kenekatanku semakin menjadi. aku ingin menjadi dewasa, ingin melinungi ayah ibu, seperti apa yg di amanatkan kakakku.
tepat minggu pagi buta, aku mengingatnya, pengalaman peryama mennton film biru jam 03.00. hati sempat menciut. belum sempat melihatnya tpi jantung terus berdebar. mungkin krna aku tahu diri ayajku seorang kyai terpandang di tempatkami, cepat2 ku matikan VCD player. lal, tdr.
pagii benar aku di panggil ke ruang tamu. ayah ibu ad disana menatapku dengn penuh tanda tnya. aku sempat ketakutan. ternyata, ayahku menemukan kepingan CD porno yg tertinggal di dlm VCD player. waktu itu, aku sudah seperti kepiting rebus. beliau mendakwaku melihat video itu. bahkan, mngancam akan menikahkanku pada anak sahabat baiknya. ya, menikah. dan itu tdk main-main.
ayahku orng kolot. meski mau di pungkiri atau tdk, pernikahan bukan hanya urusan nafsu. ad aspek lain yg harus dituruti, seperti nafkah, kedewasaan sang suami, dan sebagainya.
"pernikahan untukmenghindari zina,"jelas ayahku waktu itu.
sejuta tnda tnya masih melekat. tntang pembelai wanita, tntang nasibku kelak, tentang rahasia nikah siri yg mungkin akan kami jaga hingga aku bisa menafkahi istriku. aku endiri belu kenal calonku waktu itu. ayah hanya bercerita klo wanita itu sedah sekolah di tokyo. ayahnya sahabat ayahku, sdh meninggal 7 thun lalu. dalam surat wasiatnya, beliau berpesan untuk menikahkanku dengan anaknya.
"cepat atau lambat, kalian akan menikah. mungkin saja dy jodohmu, li. mungkin saja. hanya allah yg tahu rahasia jodoh."
petaka itu muncul juga. praduga keluar dari ku tanpa bendung. bagaimana kalau begini, bagaimana kalau begitu, bagaimana kalau. jelasnya, aku tak berani melawan ayahku atau melakukan hal giala seperti kakku. aku lebih punya perasaan. dan aku sudah diamantakan oleh kakakku untuk mnjaga ayah ibuku. aku seperti hnyut mengikuti aliaran sungai takdirku.