Arna 17

51 11 0
                                    

Happy Reading 💞

"Tumben" suara itu sangat familiar di telinga Zidan yang lagi ngendap ngendap jalan menuju kelas melewati meja guru yang lagi piket, kebetulan tidak ada guru yang stay disana membuat kelegaan di hati Zidan, kelegaan itu tidak berlangsung lama ketika ia dikejutkan oleh suara yang sangat ia kenali.

"Selamat pagi buk" ujar Zidan sedikit tersenyum, jarang sekali Zidan tersenyum seperti ini, biasa nya dia sangat nyaman dengan raut wajah DATAR nya.

"Push up 15 kali lalu tanda tangan buku kedisiplinan murid!!" Perintah guru gemuk itu.

Zidan tidak membantah, ia mengambil posisi pus up dan langsung melakukan nya, ritme nya yang sedang mengundang perhatian murid murid yang sedang berolah raga terutama murid perempuan.

"Yaallah ini manusia atau malaikat gants banget siih lo Zidaan"

"Zidan nambah seksi kalo lagi push up"

"Pacar gue kena hukum?"

"Jarang jarang Zidan kek gini, gue harus rekam ini biar followers gue nambah"

"Yaampuun sweetie amsyong deh ah"

"Semangat calon imam"

"Kasian deh gue liat masa depan kena hukum"

Terdengar lah percakapan percakapan singkat dari cewek cewek yang memperhatikan Zidan dengan tatapan memuja. Zidan menyudahi push up nya lalu mengekori pantat buk Yola yang melangkah ke ruang BK.

"Kenapa terlambat Zi?" Tanya buk Yola mengeluarkan Buku kedisiplinan dari laci meja nya untuk di tanda tangani oleh Zidan.

"Saya pikir hari minggu buk, jadi saya ketiduran" jawab Zidan santai.

"Hari kamis lo ini, masa sama hari aja lupa"

"Tumben ibuk gak marah?" Kata Zidan mengalihkan topik pembicaraan.

"Berat badan saya turun jadi saya gak mau marah seharian ini"

Cowok itu hanya membuat mulut nya berbentuk huruf O.

"Kamu gak mau tanya berapa turun nya?"

Zidan yang lagi menanda tangani buku itu mendongak menatap buk Yola.

"Emang berapa buk?"

Buk yola tersenyum lebar, hati nya sungguh senang, ia memperlihatkan jari tangan nya berbentuk huruf V.

"2 kg, hebat kan?" Ujar buk Yola bangga.

Dalam hati Zidan ingin sekali tertawa, jika badan buk Yola tidak ada perubahan nya sedikit pun walau berat badan nya turun. Zidan hanya mengangguki ucapan buk Yola, biar guru BK itu senang.
.
.
.
.
"Gimana kondisi anak saya Dok?" Tanya Lia kepada Dokter yang baru saja memeriksa kondisi Tina.

"Sudah membaik, nanti sore juga sudah boleh pulang" jelas Dokter

"Makasih Dok" ucapan Lia hanya dibalas anggukan oleh sang Dokter.

"Sayang Bunda pergi bentar ya mau ngurus administrasi nya"

"Bunda, maafin Aina ya udah merepotkan Bunda, bikin Bunda khawatir, dan-" Tina menghela nafas.

"Dan udah buat bunda merasa terbebani oleh biaya rumah sakit" sambung Tina, air mata nya berhasil lolos dari kelopak mata, gadis itu menatap Bunda nya sendu.

"Aina kamu ngomong apasih, Bunda ini ibu kamu, ini udah tanggung jawab bunda sayang, bunda yang merasa gagal menjaga kamu, Bunda gak merasa terbebani sama skali nak, kamu harus janji sama bunda kalo gak akan ngomong kayak tadi" Lia memeluk putri nya erat.

Tina (Dan) VinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang