nafsu dunia yang sia-sia
aku sudah milik kekasihku, sungguh cantik, tp tak bahagia
sementara kau tawarkan aku cicipi kopi yang kau seduh dengan nostalgia
ku ketuk pintumu, lalu kau buka lebar
sementara senyum itu memancar
aku tak kuasa, tubuh dan hatiku bergetar
kita duduk di beranda, mulai bercanda
lalu mata itu, tiba-tiba ingin terus kupandang
tanpa ku sadar, kau ciumi aku mesra
ciumannya begitu asing, bibirnya begitu hangat
seakan mengundang untuk tinggal di dalamnya
aku pun tinggal, ku tiduri dia
ku kecup dia saat fajar, lalu ku pergi seiring cinta memudar
kekasihku tak tau, biarlah agar tak kacau
hidup lanjut berlalu
ada satu, dari masa lalu
dia pernah begitu mencintaiku
aku pernah berharap dia kelak istriku
entah darimana,
senja comblangi lagi aku dengannya
tenggelam aku, lupa aku sudah milik kekasihku
dengannya terasa benar, hingga sekitar tak didengar
dia begitu mencintaiku, peluknya menguatkan
kecupnya menenangkan
ku lihat matanya bersinar, memandangku begitu dalam
entah bagaimana menggambarkan
kekasihku melihat kami begitu melayang
saling memeluk tubuh telanjang
wajahnya memerah, luap sudah amarah
Ia maki aku, kaca pecah di kepalaku
lalu larilah dia, seraya mengusap tangisnya yang tak bisa diam
aku kejar
aku memohon
aku mengemis
tapi tak ada lagi pintu terbuka
semua kini sia-sia, kekasihku tak ada lagi
wanita-wanita itu tak berarti lagi selain dosa
aku telah kehilangan kekasihku
ku ambil tombak, ku tusukkan di dada
kini aku sulit bernapas, hidupku menggantung sudah
ku ambil lagi pisau, ku tusukkan di kepala
kini aku pergi, abadi terbakar dosa
bebaslah kau kekasih, walau tak mungkin ku tebus dosaku
YOU ARE READING
Alegori Emosi
PoetryJurnal perasaan kumpulan sajak yang menceritakan perjalanan seorang perasaan dalam kerasnya rezim kehidupan. tentang tuhan, cinta, patah hati, kegembiraan, keterpurukan.