"Masih sakit kakinya Den?"ucap bi Sustri, asistan rumah tangga di rumahku.
"Makanya Ram, kamu jangan nakal jadi murid. Kan kapok kalo dihukum guru."sambung Mama.
"Hmmm ..."Aku hanya menggumam.
"Kamu dapet hukuman apa? Lebay amat sampai kaki bengkak?"sindir mama.
"Lari Ma ... "
Bukannya aku cengeng atau anak cupu yang suka ngadu ke orangtua. Tapi kali ini, aku benar-benar berharap mama akan marah atas hukuman Bu Mirna dan Pak Hamzah padaku.
"Heleh, lari doang. Kamu laki gak?"kalah telak, ucapan mama sukses membuatku melongo.
Mama sibuk menonton sinetron sambil sesekali kami berbincang. Kakiku tengah di urut oleh bi Sustri.
"Adoww"pekikku kala Bi sustri memijat kakiku yang bengkak plus keseleo.
Melihat berita di televisi mengenai orangtua yang tidak terima saat anaknya dihukum, aku sempat meragukannya. Atau hanya tidak berlaku padaku. Sedari tadi mama justru membela bu Mirna yang mengakibatkan bengkaknya kakiku.
"Eh, Sinta gak nginep disini lagi?"tanya mama.
"Enggak ... "Jawabku acuh.
"Kenapa? Mama Sinta sudah pulang?"
"Rama gak tau, kenapa mama gak nanya Sinta sendiri? "Kataku jengah.
"Pacarnya Sinta itu KA MU atau MA MA??"ucap mama penuh penekanan, membuat nyaliku menciut.
"Udah ah Bi,"ucapku pada Bi Sustri disambut anggukan kecil darinya.
Bi Sustri menghentikan pijatan pada kakiku. Aku berderap ke kamar. Mama terus-menerus membahas Sinta membuatku kesal. Pengen bilang ke mama stop bahas Sinta, yang ada aku ditendang karena dikira menyakitinya.
"Ramaa ... kirimkan pesan pada Sinta, buat datang sore nanti ya ... "Ucap mama.
"Hmm ..."gumamku lagi-lagi kesal.
Aku melangkah menuju kamar lalu merebahkan tubuhku di atas kasur. Potongan peristiwa siang tadi bergelayut dalam ingatan.
Flashback
Aku menoleh ke belakang sekilas, lalu menatap mereka lagi.
"Shit!" Umpatku,"kenapa kalian gak bilang?"
Teman-temanku mulai bubar dari kerumunan menuju bangku masing-masing.
Tinggallah aku seorang diri bersiap untuk disantap Bu.Mirna.
"RAMA! keliling lapangan 10 kali ... "Ujar Bu Mirna.
Wanita penuh lemak itu menatapku horror membuatku ngeri.
"Tapi apa salah saya Bu?"tanyaku pelan.
"Kamu minta saya jelaskan?"Bu Mirna tersenyum miring.
"Tidak, ehm kayaknya seru lari-lari ya kan Bu ... Biar sehat mengeluarkan keringat, mengurangi lemak ..."ujarku.
Tanpa ku sadari bu. Mirna tersinggung dengan kata lemak yang aku ucapkan.
'RAMAAAAA ... 20 kali... "suara Bu Mirna melengking membuat seisi kelas menoleh.
Ah kampret, hukumannya nambah 2kali lipat!
Aku buru-buru mengerjakan perintah Bu Mirna yaitu lari keliling lapangan 20 kali. Ini semua gara-gara si maklampir. Aku harus berlari karena mengkhawatirkannya dikelas, disana justru mendapat musibah berupa hukuman dari Bu.Mirna.
Aku menyelesaikan 15 putaranku. Napasku terengah-engah, mengusap peluh dengan seragam lalu berlanjut lari kembali.
"Eh,"aku terhenti sekejap, melihat Sinta berdiri tak jauh dari lapangan. Dia menghampiriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Couple (Rama Sinta) On Going
Teen Fiction"Sayang, aku boleh selingkuh yaa, kemarin kamu selingkuh sama Dion mantanmu aku biarkan gituloh ... " "Enggak Boleh!!!" "Kenapa WOY? Lo cemburu? Atau mulai cinta sama gue ya? Ciyeee ciyee" "Btw, aku udah pesen batu nisan, jadi gak nih selingkuhnya...