5

60 2 0
                                    

"Vina mau pulang sama Rama boleh?"ucapnya malu-malu.

"Boleh dong ... Kan kita udah jadian ..."

Aku berboncengan dengan Revina mengantarkan kerumahnya sepulang sekolah.

Ditengah jalan ada sepeda motor yang melaju dengan kecepatan tinggi, hampir menyerempet sepeda yang kukayuh, aku hilang keseimbangan kami terjatuh pada lumpur dijalan yang berlubang.

"Hiks... Hiks... "Revina menangis.

"Maaf Vina, maaf... Kamu mana yang sakit?"

"Inii, Vina takut darah, hiks hiks..."Vina menunjuk lututnya yang berdarah.

Aku memapahnya, membantu berdiri. Seragam putih -biru kami penuh dengan lumpur. Wajahku semua penuh lumpur.

"Hahaha Rama lucu ... "Vina terkekeh.

.
.

Aku terbangun dari mimpi sambil senyum-senyum tak jelas.  Kenangan saat kelas 7 SMP kembali terngiang, bagaimana aku dan Vina baru jadian, dan kembali aku teringat bagaimana bodohnya aku membuat Vina pergi dari hidupku. Karena pertaruhan konyol yang aku lakukan. Aku merutuki kebodohanku selama 10 bulan ini.

"RAMAAA, where are you ?? Yuhuuu" teriak Mama melengking.

"Ramaa .... "

"Ramaaa ... "

"Sayangg ... "

Apaan sih mama ah... - batinku kesal.

Aku mengusap wajahku kasar.

"Iyaa Mah, Rama dikamar ... "Sahutku setelah nyawaku terkumpul dari bangun tidur.

"Ramaa!"Mama menampakkan wajahnya di pintu.

"Astaghfirullah Mah ... dandan apaan tuh?"ujarku sedikit takut.

Semoga jiwa mama sedang baik, atau jika tidak semoga saja mama masih waras mengenakan helm sambil membawa penggorengan.

-Ya Allah, bolehkah aku menukar mamaku dengan mama Dimas ?

Aku teringat mama Dimas yang benar-benar masih terlihat imut, bak anak SMA. Menggemaskan jika memiliki mama seperti mamanya Dimas.

Aku melirik mamaku sekilas, membandingkan dengan tante Diana (mama Dimas).

Aisshh! Mamaku tak seindah mama Dimas Ya Allah ...

Aku berhenti membandingkan, takut dikatakan durhaka karena menginginkan bertukar Mama.

"Rama kenapa?"tanya Mama saat melihatku melamun.

Pengen tukeran mama. -batinku.

"Gapapa Mah ... "Jawabku sambil menghembuskan napas kasar.

"Bingung ya liat Mama?"mama menautkan kedua alisnya.

Bingung pake banget, tujuh keliling.

"Biasa aja."ujarku cuek.

"Udah hubungi Sinta belum?"

Oh, bagaimana aku melupakan si Maklampir itu. Jika Dery tau aku mengabaikan adiknya, bisa-bisa dibunuh aku...

"Iya nanti Rama hubungi..."ujarku.

"Okee ... "Sahut Mama kembali ke singgasananya, dapur.
Aku mengambil ponselku, kemudian mengetikkan pesan untuk Sinta.

Me:
Aku suruh mama buat ngasih tau lo, kalo hari ini mama masak makanan favorite lo.
Dateng gak? Ntar gue jemput atau minta anter sama Dery.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Crazy Couple (Rama Sinta) On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang