Bagian 2

45 8 0
                                    

"Sudahlah Alfaro, sini aku bantu kamu membereskan rumahmu", Kata Alisa sambil menunjuk kedalam rumah Alfaro yang terlihat seperti baru saja terkena hantaman badai.

Alfaro pun menjawab kata - kata Alisa sambil menggaruk kepalanya,
"Hehehehe, kamu memang yang terbaik".

Inilah salah satu kegemaran Alisa, membantu sang sahabat membereskan rumah. Bahkan, semasa ibu dan ayah Alfaro masih hidup, Alisa sudah biasa membantu Alfaro membereskan rumah nya, mulai dari menyapu, mengepel, mencuci piring, bahkan menyiram tanaman. ini juga cara Alisa agar Alfaro dapat sedikit melupakan kejadian tersebut.

Hari semakin siang. Terdengar bunyi perut Alisa keroncongan. Alfaro lalu mengambil sedikit tabungannya yang ia taruh di dalam lemarinya dan berkata,"Alisa, aku ke warung sebentar ya, aku traktir beli Siomay, hehehehe".
Ia langsung berlari menuju warung siomay yang tidak jauh dari rumahnya.

Dari warung, Alfaro membawa 2 porsi Siomay. Dengan semangat, ia bergegas pulang kerumah.

Namun, ia bingung, ada sebuah helikopter yang berada tepat diatas rumahnya, dan terdapat sebuah tali yang biasanya digunakan untuk menurunkan pasukan.

"Tolooong!!!!!!!!, Tolong akuuuuuu!!!!!!!!", Teriakan seorang perempuan terdengar dari bawah tali tersebut. Tentu saja itu membuat Alfaro panik dan langsung berlari menuju sumber suara itu. Alfaro yakin, suara tersebut pasti adalah teriakan sahabatnya. Dan benar saja, terlihat pasukan berbaju putih menangkap Alisa.

"Jangan tangkap dia!!!", Teriak Alfaro yang langsung berlari menuju mereka.

"Tiiiiiiitttt", Alfaro tidak dapat melihat dan hanya dapat mendengar bunyi yang ternyata dihasilkan oleh bom kejut yang di lempar oleh pasukan itu.

"Lepaskan akuuuuuu!!!!!", Teriak Alisa yang ternyata sudah diangkut keatas helikopter, helikopter tersebut langsung terbang menjauh dari kawasan itu.

Alfaro pun dapat melihat dan mendengar setelah efek bom kejut tersebut hilang. Alfaro merasa bingung, sebenarnya apa yang terjadi?, Mengapa sahabatnya ditangkap seperti itu?. Ia hanya dapat berpikir seperti itu sambil berjalan kedalam rumahnya.

"Apa ini??!!!", Terlihat sehelai rambut yang ternyata berwarna pirang. Informasi mulai didapatkan, dengan banyak pertanyaan didalam benaknya,
"Apakah pelaku yang menangkap Alisa merupakan pelaku yang sama dengan pembantai orang tuaku?, jika memang dia, akan kubunuh dia!" pikirnya demikian.

Ia lalu mengambil rambut tersebut, membawanya kedalam rumah, kemudian ia membungkusnya didalam sebuah plastik bening, dan selanjutnya ia menyimpannya untuk dibawa ke kantor aparat setempat besok. sepanjang sisa hari itu, Alfaro hanya beristirahat akibat lelah yang ia dapatkan.

Keesokan harinya, Alfaro mendatangi kantor keamanan dan bertemu dengan kedua aparat yang kemarin bertamu dirumahnya.

"Selamat pagi om",

"Ehh, Alfaro, ada apa?",

"Bagaimana perkembangan kasus orang tua ku?",

"Masih seperti kemarin, hanya ciri - ciri pelaku yang kami miliki",

"Hmm, baiklah om, Kalau seperti itu, coba om periksa ini, ini adalah rambut pelaku yang kemarin menculik Alisa",

"Loh, dia diculik?, kenapa kamu tidak mengatakannya kepada kami?, kemarin orang tua Alisa datang kemari untuk mencari informasi tentang keberadaan Alisa, sebab hingga petang, Alisa tidak kunjung pulang kerumah, bukannya kemarin dia berada dirumahmu?",

"Ia, saat itu dia hendak membantuku membereskan rumah, saat aku pergi membeli siomay untuk kami makan bersama, tiba - tiba ada helikopter misterius datang dan menculiknya",

"Sebaiknya kamu kerumah Alisa dan segera memberitahukan kejadian ini kepada orang tuanya", kata salah satu petugas yang membuat Alfaro lari secepat kilat.

Saat Alfaro hampir tiba di rumah Alisa, terlihat Ayah dan Ibu Alisa seperti sedang menunggu seseorang, mungkin kah mereka menunggu Alfaro?, Baru saja ingin menyapa Ayah dan Ibu Alisa, sebuah pukulan mendarat di wajah Alfaro yang membuatnya tersungkur ke tanah.

"Dimana Anak saya?!, Apa yang kamu lakukan padanya?, Kami tau, kemarin setelah pulang sekolah, Alisa menuju ke rumahmu kan?, Dimana dia?!".

Ayah Alisa kemudian memegang kerak baju Alfaro dan mengangkatnya dari tanah
"Dimana dia!!!".

Saat Ayah Alisa akan mendaratkan sebuah pukulan lagi kepada Alfaro, salah satu Aparat keamanan yang menangani kasus itu berteriak dari kejauhan
"Berhenti!!!!, Jangan hajar anak itu, dia tidak bersalah!!", Tegas petugas tersebut.

Ayah Alisa langsung melempar Alfaro ke tanah, Alfaro hanya bisa menahan rasa sakit yang dia alami oleh pukulan ayah dari sahabatnya itu, sedangkan Ibu Alisa hanya bisa terdiam, Apakah karena takut?, Wajar saja bila ia hanya terdiam melihat aksi itu, mungkin juga ia tau, bahwa sang suami sedang naik pitam. Tapi, Alfaro juga manusia, tidak pantas diperlakukan seperti itu.

"Sini, biar bibi kompres wajahmu yang lebam, bibi minta maaf atas kelakuan suami bibi ya",

"Iya bi, terima kasih".
Ibu Alisa lalu membawa Alfaro kedalam rumah untuk dikompres, sedangkan Ayah Alisa berbicara dengan petugas keamanan itu.

Apakah yang dikatakan oleh Aparat keamanan?.

Just Not A Battle GroundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang