1

10.4K 1.6K 211
                                    

Namanya Haruto. Pemuda yang tadi narik Jeongwoo. Tadinya dia cuma mau beli makan. Tapi pas liat ada orang yang lagi mau coba bunuh diri, dia langsung nepiin motornya dan nyamperin Jeongwoo. Sebenernya Haruto orangnya gabegitu perduli sama lingkungan sekitar.
Bisa dibilang ya  cuek? Angkuh? Ah  ngga ngga, Haruto cuma orang yang masa bodo dan gamau ikut campur urusan orang lain. Tapi, gatau kenapa pas liat Jeongwoo mau bunuh diri dia langsung lari dan narik Jeongwoo.

"Lo gila?! Masih banyak orang diluar sana yang berjuang mati-matian ngelawan penyakitnya buat terus hidup. Dan lo malah mau sia-siain nyawa lo?! Harusnya lo bersyukur—"

"Apa yang harus gue syukurin?" Ucapan Haruto langsung dipotong dengan lirihan Jeongwoo

"Banyak. Tuhan pasti punya alasan untuk tetap buat lo hidup. Lo jangan sia-siain kehidupan yang dikasih Tuhan buat lo" Haruto ngomong gitu sambil megang kedua sisi Jeongwoo. Dia iba ngeliat keadaan Jeongwoo yang keliatan sangat rapuh

"Lo tau apa tentang hidup gue? Kalo gatau apa-apa mending gausah ikut campur" Jeongwoo nepis tangan Haruto yang ada di kedua sisinya, terus dia langsung jalan ninggalin Haruto

"Ck, bodo amatlah. Yang penting niat gue udah baik mau nolongin" Haruto angkat bahunya acuh dan langsung jalan ke motornya, berniat mau langsung pulang. Tapi—

"Lo mau kemana? Biar gue anter" gatau kenapa si Haruto malah nyusulin Jeongwoo. Dia khawatir, padahal kenal juga ngga huh

"Bukan urusan lo. Minggir" Haruto ngehalangin jalan Jeongwoo soalnya

"Gue anter" Haruto megang pergelangan tangan Jeongwoo tapi Jeongwoo malah meringis kaya kesakitan gitu pas tangannya di pegang Haruto. Karena penasaran, Haruto langsung narik lengan hoodie Jeongwoo keatas. Ternyata, banyak luka sayatnya

"Gila! Cepet naik! Gue anter lo kerumah sakit!"

"Gaper—" ucapan Jeongwoo belum selesai soalnya tangannya keburu ditarik dan ditutun buat naik kemotornya Haruto. Haruto ga perduli sama Jeongwoo yang udah misuh-misuh karena perbuatan semena-menanya.

——


"Nih obatnya. Dimakan yang teratur. Gue juga ada beliin lo vitamin penambah nafsu makan. Lo kurus banget"

Jeongwoo sebenernya bingung sama pemuda yang ada didepannya ini, kenapa segitu perdulinya padahal ga kenal

Jeongwoo nadangin tangannya, bermaksud buat minta obatnya. Tapi tangannya malah dijabat sama Haruto

"Gue Haruto. Kita belum kenalan"

"Jeongwoo" Balas Jeongwoo jutek

"Nih" Haruto ngasih helmnya ke Jeongwoo. Haruto cuma bawa helm satu ngomong-ngomong.

"Apaan nih?"

"Helm lah"

"Ya maksud gue, kenapa dikasih ke gue?" Jeongwoo ngasihin lagi helmnya ke Haruto

"Udah lo aja yang pake"

"Ogah. Bau"

"Tinggal pake aja apa susahnya sih" Haruto langsung pakein helmnya ke kepala Jeongwoo.

"Lo pulang kemana?" Tanya Haruto. Mereka udah dijalan dengan Jeongwoo yang terus misuh misuh karena helm yang dipakein Haruto

"Rumahlah" jawab Jeongwoo ketus. Sabar Haruto tuh

"Iya gue tau. Maksud gue dimana?"

"Apartement arkasa" Jeongwoo jawabnya masih ketus

——

Pas sampe, Jeongwoo langsung turun dari motor Haruto terus jalan aja tanpa noleh ke Haruto lagi. Tapi Haruto malah ngikutin dia

"Ngapain masih ngikutin gue?" Jeongwoo udah males banget sebenernya sama Haruto tuh

"Helm gue"

Jeongwoo baru sadar ternyata dia masih pake helmya Haruto. Duh malu

"Nih" Jeongwoo langsung copot helmnya terus dikasihin ke Haruto

"Yauda sana lo pulang. Ngapain masih disini?"

"Lo tinggal sendiri?" Si Haruto malah balik nanya

"Bukan urusan lo. Sana lo pergi" ketus Jeongwoo dan berbalik mau buka pintu tapi Haruto ga langsung pergi. Dia malah tetep berdiri di belakang Jeongwoo

Pintu udah kebuka, Jeongwoo masuk si Haruto malah ikut masuk

"Ngapain ikut masuk?! Udah sana lo pergi" Jeongwoo dorong bahunya Haruto

"Gue cuma mau mastiin aja lo ga berbuat yang aneh-aneh"

"Gausah perduliin gue. Lo mending pulang!" sekali lagi, Jeongwoo dorong bahunya Haruto terus dia langsung tutup pintunya.

"Makasih Haruto. Iya sama sama Jeongwoo. Hati-hati dijalan. Ok"

Sinting. Dia yang ngomong dia juga yang jawab omongannya

——

Selama diperjalanan pulang sebenernya Haruto terus mikirin Jeongwoo. Kenapa dia tinggal di apartement yang sepi banget, bisa diitung mungkin yang tinggal disana. Haruto jadi was-was sendiri, takut Jeongwoo mau coba bunuh diri lagi.
Dia berniat mengunjungi Jeongwoo lagi besok. Harus!


















Ternyata ada juga yang baca hehe—

BAHAGIA;HAJEONGWOO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang