Chapter 10

10 2 0
                                    


~•~

Sesampainya mereka di rumah sakit, mereka pun di arahkan suster mengantar mario ke bagian UDG
"Maaf kalian harus menunggu di luar" kata si suster
"Iya suster, tolong temen saya ya" kata adi sambil nangis
"Hey, lo kira mario knpa. Sampe nangis-nangis segala lagi" kata dani sambil menoyor kepala adi
" ya kan, sama sohib sendiri"
"Gue jga sohibnya, gk gitu-gitu bnget perasaan"
"Udah sih, kalian kok malah berantem sih. Mending kita tunggu dokter yg ngobatin mario keluar" kata Raina
"Udah yuk na, mending lo duduk dulu. Dari pada nti lo knpa-knpa" kata wanda sambil menuntun Raina duduk

Sudah sekitar 10 menit mereka menunggu, akhirnya sang dokter pun keluar juga
"Bagaimana keadaan kak mario dokter?" tanya Raina
"Pasien tidak papa, hanya luka gores saja. Namun pasien perlu waktu untuk istirahat, mohon jangan ganggu pasien terlebih dahulu. Kalau begitu saya permisi" jawab dokter
"Iya, makasih dokter" kata wanda

"Udah kan, mario gpp. Mending lo pulang na, istirahat. Biar gue sama adi yg nemenin mario, lo temenin Raina pulang ya wanda" kata dani
"Iya kak, bsok kita balik lagi kesini"kata Raina
"Ya udah, kita pergi dulu kak" kata wanda sambil menggandeng Raina pulang
" iya hati-hati" kata adi

Saat mereka tidak lagi melihat Raina dan wanda, mereka pun masuk ke ruangannya mario
"Dah sekarang, lo tidur aja di sofa itu. Gue bakal telfon kluarga nya dulu" kata dani
"Emng bisa, kita kan tau kluargannya itu lebih penting in kerjaan dari pada anaknya sendiri" kata adi
"Ya dicoba aja dulu" kata dani
"Yaudah deh, terserah lo aja. Gue tidur dulu, ngantuk" kata adi sambil berbaring di sofa
"Gue jga tau kalo mereka gk bakalan perduli, tpi gue percaya kalo mereka jga sayang sama anaknya sendiri" gumam dani menatap langit malam

~•~

RainaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang