"Ken serius latihan nya."
Ken benar-benar tidak bisa konsentrasi dalam berlatih, sehingga beberapa kali ia melakukan kesalahan dan berujung teguran dari pak bram selaku pelatih basket di sekolah nya.
Setelah mendengar curhatan dari jogi tadi malam, mampu membuat ia terjaga semalaman, bahkan ia tidak tidur sama sekali. Pikiran nya hanya tertuju pada dua nama yang selalu mengisi relung kalbu nya.
Kalau boleh jujur, untuk pertama kali nya ia ingin latihan ini cepat-cepat selesai, dan ia bisa kembali ke kelas nya, untuk memastikan ucapan kakak nya tadi malam itu benar atau tidak.
"Gue lihat hari ini lo kurang konsen latihan, kenapa?." Tanya deno sesaat setelah semua anggota pemain basket duduk di pinggir lapangan untuk mengistirahatkan tubuh mereka yang sudah 3 jam berlatih.
"Itu juga, mata lo kenapa? Insom?." Tambah ardhi sembari menunjuk kantung mata ken yang menghitam, tampak seperti orang yang kekurangan tidur.
Mendengar ucapan ardhi, jogi melirik adik nya dan ia baru menyadari bahwa ken tampak berbeda dari hari biasa nya.
"Lo sakit ken?." Tanya jogi khawatir.
Ken mendengus mendengar pertanyaan-pertanyaan dari kedua sahabat dan kakak nya.
"Gue oke." Hanya itu jawaban yang keluar dari bibir tipis pemuda berusia tujuh belas tahun itu.
"Ken." Seru pak bram yang entah sejak kapan sudah berdiri di hadapan semua anggota didik nya.
Ken menaikkan alis tebal nya seolah meminta pak bram melanjut kan ucapan nya.
"Bapak tidak tau apa yang mengganggu perfoma mu di lapangn hari ini, namun bapak harap kesalahan-kesalahan yang tadi kamu perbuat jangan terulang lagi saat di pertandingan. Kamu mengerti?."
Ken mengangguk, ia tau kesalahan nya tadi di lapangan. Berkali-kali ia memberikan bola pada tim jogi, selaku lawan nya. Dan ia akui kesalahan nya tadi sangat fatal. Salahkan saja otak nya yang tidak bisa diajak kompromi.
"Baik pak saya janji tidak akan melakukan kesalahan itu lagi." Ujar ken terdengar dingin, tak lupa ekspresi datar nya yang telah mendarah daging.
Hal itu membuat kedua sudut bibir pak bram terangkat. Ia percaya dengan ucapan adik bungsu dari sahabat nya itu.
"Bapak percaya sama kamu ken." Lalu bola mata pak bram bergulir menatap semua anak didik nya. "Hari ini adalah hari terakhir kalian latihan, jadi kalian harus melakukan nya dengan serius. Dan kalian punya waktu 3 hari untuk beristirahat. Jadi bapak harap, kalian bisa menjaga stamina tubuh kalian. Tenaga kalian jangan di forsir terlalu banyak, fokus pada pertandingan. Mengerti?."
"Mengerti pak!."
"Bagus. Hari senin sebelum pertandingan di mulai bapak tunggu kalian di aula gedung pertama. Kalian boleh istirahat, nanti bapak akan kembali lagi kesini" Usai memberikan wejangan dan segala tektek bengek nya pak bram pun pergi.
"Ngantin kuyy." Ajak bimo semangat.
"Tapi lo traktir ya." Ucap randi yang diangguki oleh anggota basket lain nya.
"Ogah ah. Ini kan tanggal tua." Tolak bimo mentah-mentah, yang langsung di hadiahi hujatan dari teman-teman se ekskul nya. Bimo sendiri malah menggaruk tengkuk nya yang terasa gatal sembari nyengir dengan tampang watados nya.
"Biar gue aja yang traktir." Ucap dira santai.
"Serius lo?." Tanya randi memastikan.
"Hmm."balas dira.
"Mumpung gue lagi baik."lanjut nya
"Ehh.. guys serbu kantin kuyy, mumpung di traktir si dira." Seru randi.
KAMU SEDANG MEMBACA
my baby boy [Complete] ✅
General Fiction"ken, anak ini lucu banget ya. kenapa anak selucu ini harus di tempatkan di tempat yang ga layak kayak gini sih. kan kasian baby nya jadi kedinginan." "ya udah kalau gitu, kita angkat bayi ini menjadi anak kita gimana. kamu jadi bunda nya dan aku ja...