5

1.1K 30 0
                                    

Setelah pelajaran terakir selesai kita pun mengemaskan buku-buku kedalam tas dan berjalan meninggalkan kelas

"Yaudah langsung aja ya kerumah cika " ucap lulu sambil tetap ngaca pada cermin yang ia genggam

"Yaudah naik mobil gue aja soalnya gue bawa mobil " ucap nda sambil berjalan menuju parkiran

"Nah gitu dong kali kali berguna lo nda kan kita jadi gasumpek gara gara harus naik angkot " ucapnya lulu kemudian tertawa

Dijalan menuju kerumah gue kita pun bernyanyi-nyanyi karena lagu yang diputar adalah lagu favorit kita sejak pertemuan pertama kita berempat . Ketika sampe dirumah gue merasa janggal karna seperti ada seseorang didalam , sedangkan dirumah tidak ada siapa-siapa.

"Cik katanya lo sendiri" tanya lisa

Gue ambil sapu yang ada didekat gue kemudian menuju sumber bunyi itu . Mereka membututi sambil memegang pundak gue .

"MALINGGGGGGG!!!!!!!!! " teriak gue

"Eh non cikaaaa ini bibi non bukan maling " jawab bibi sambil ikut terkejut

Spontan gue melepas sapu dan memeluk bibi seperti seorang anak yang dipisahkan ibunya selama bertahun-tahun kemudian dipertemukan kembali .

"Bibi cika kangen bi . Bibi gapulang pulang cika sendirian . cika kesepian bi . Gimana bi anak bibi udah membaik? Bibi jangan pergi lagi ya cika gamau sendirian terus " sambil memeluk erat bi isah dengan penuh kerinduan

"Bibi gabakal ninggalin non , jadi kalo bibi pergi pasti pulang . Non cika jangan merasa sendiri kan ada ibu sama bapa . Non cika jangan menganggap mereka gaada , gabaik non "

"Mereka emang gapernah ada bi buat cika . Mereka sibuk bi . Mereka gasayang cika . Mereka jahat bi . Cika benci!!! " tanpa sengaja air mata gue pun jatuh dan temen-temen gue hanya membisu melihat gue dengan bi isah

"Non cika gaboleh begitu . Kita harus bersyukur dan bersabar menjalani semuanya . Tuhan memberikan non cika seperti ini karena tuhan tau cika bisa . Tuhan gapernah memberikan sesuatu tanpa alasan non . Non cika jangan benci ibu dan bapa dia udah berjuang buat cika " ucap bibi berusaha meredam amarah cika

"Tapi cika gabisa begini terus bi . Cika gamau kesepian . Andai aja cika bisa mengatur semua dibumi ini cika gaakan membuat dunia merasa sedih dan sepi "

"Tugas kita sebagai makhluk non bukan sebagai tuhan . Hidup kita sudah diatur dalam skenarionya . Tugas kita hanya menjalani dengan sabar " ucap bibi sambil melepas pelukan

"Everything will be fine in time " ucap lisa

"Lo gapernah sendirian cik ada kita ada bibi jangan pernah merasa sendiri " ucap lulu yang berusaha menenangkan cika .

Cika pun berlari kekamar .

"Biarin dia sendiri dulu , biar dia tenangin dirinya sendiri " ucap nda kemudian menuju sofa

"Iya neng biarin non cika sendiri dulu . Ini pada mau minum apa biar bibi buatin "

"Apa aja bi yang penting enak " kata lulu dengan cepat

"Bi kita laper tolong buatin makan juga ya " ucap nda sambil memelas

"Siap non!!!"

****

Didalam kamar gue hanya menangis dan memikirkan apa yang sebenernya ada dipikiran bokap dan nyokap gue itu . Kenapa mereka tetap mempertahankan kesibukannya . Apa dia gasadar kalo sebenernya yang gue butuhin itu kasih sayang orang tua bukan harta yang mereka berikan?Apa dia mau gue tetep deket sama biisah dibanding dengan ibunya sendiri? Tangisan gue pun semakin deras seperti matahari yang bersinar disiang hari kemudian awan hitam datang bersama petir . Perasaan gue hancur setiap kali memikirkan ini . Dalam benak gue berfikir . Mereka sayang ga ya sama gue? Pikiran itu pun bercampur dan melebur bersama air mata tanpa adanya jawaban . Peluk gue pada guling semakin erat dan tangisan gue semakin kencang . Tangis gue pun mereda ketika mendengar bunyi handphone . Guepun beranjak dari kasur untuk mengambil handphone yang tersimpan dalam ransel . Ada 2 panggilan tak terjawab dan beberapa pesan dari damar

"Cika lo dimana? Gue sengaja ninggalin mobil diparkiran untuk nganterin lo pulang tapi lo gaada"

"Cika gue nungguin ditempat biasa lo nunggu angkot tapi lo gadateng-dateng "

"Lo pulang sama siapa?apa ada jalan lain menuju rumah lo makanya kita gaketemu?"

"Gue mau ngajak lo pulang bareng naik mobil tapi gue takut lo gamau "

"Maaf ya , aku tadi pulang sama temen-temen ka maaf buat nunggu"
Balas gue kemudian meninggalkan ponsel dikasur

Ketika mendapat pesan tersebut pun seperti mendapatkan ribuan sinar lagi. Perasaan gue berubah 180° . Gue merasa seperti menemukan bahagia kembali . Seperti menemukan lagi kepingan yang hancur . Gue pun berhenti untuk menangisi semua yang tidak perlu untuk dipikirkan ini . Gue menghela nafas dan membasuh wajah . Kemudian turun untuk nemuin temen-temen gue itu .


cinta dalam hujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang