Kim Taehyung merebahkan tubuhnya di atas kasur sembari memijat pelipisnya yang terasa semakin berkedut seiring waktu. Dirinya kembali memikirkan pertemuannya dengan seseorang saat beberapa jam yang lalu. Ck, bagaimana bisa takdir seolah mempermainkan dan membawanya bertemu dengan orang itu setelah sekian tahun berlalu lamanya?
Taehyung beralih memandangi jam bekernya yang kini tengah berdering di atas nakas. Lalu, sepersekon kemudian atensinya mendadak tergantikan oleh sebuah figura di samping jam. Di sana, terpampang jelas foto masa kecilnya dengan topi jerami yang bertengger berwibawa di atas kepala, di belakang tubuh mungilnya, terlihat latar pemandangan padang ilalang yang tingginya melebihi perut lelaki dewasa.
Pemuda itu memejamkan kedua matanya dengan kedua lengan yang menelungkup di atas dahi. Astaga, kepalanya kembali berkedut lagi.
Taehyung lekas memaksa tubuhnya untuk bangkit dari kasur tersebut, dengan segera ia menarik laci dari nakas. Hingga kedua pasang matanya menangkap beberapa kantung berisi pil obat-obatan-yang mungkin, telah pemuda itu konsumsi semenjak lima tahun lalu-segera menenggaknya hingga habis tak bersisa.
Tidak perlu waktu yang lama untuk menunggu efek sampingnya, kepalanya saat ini kembali berkedut lebih hebat dari sebelumnya. Dirinya menatap ruangan sekelilingnya yang terasa berputar tak menentu, seakan membawanya ke dalam dunia alien yang ia tak tahu pasti tepatnya berada di mana. Tak sampai di sana, Taehyung merasa kerongkongannya begitu kering hingga terasa tercekik. Ia butuh air. Jadi dengan segala tenaga yang tersisa, kedua tangannya mencoba meraba-raba atas nakas, berusaha mencari segelas air yang tadi sempat ia letakan di atas sana sebelum kedua matanya tertutup rapat.
Namun, sebelum pemuda itu sempat mengambil gelas kaca tersebut, tubuhnya telah jatuh menimpa lantai keramik yang permukaannya terasa dingin. Meninggalkan dunianya dengan suara nyaring gelas air yang jatuh serta pemandangan samar-samar bayangan dirinya dengan seorang perempuan bertubuh mungil dan bermata biru di dalam figura.
***
Musim panas,
15 tahun silam.Pemuda remaja itu mengayunkan kedua kakinya di bawah meja kayu. Mengayunkannya dengan kencang hingga kedua sepatu hitam kotornya menubruk ke satu meja di depannya. Sedang pemilik meja di depan sana berbalik dengan hati-hati kala di lihat nya Kim ssaem yang masih sibuk membaca salah satu buku di kedua tangannya dengan tenang di meja guru.
"Astaga, bisa kau singkirkan kakimu dari mejaku, Tae? Kim saaem akan mengamuk jika mendengar suara-suara kecil yang menganggu kedua pendengaran enam puluh tahunnya itu." Bisik pemuda di depannya berusaha untuk terdengar sepelan mungkin. Penampilan rambutnya dari belakang terlihat begitu urakan, Taehyung selalu menebak-nebak berapa banyak kutu yang telah beranak-pinak pada rambut cepak di atas sana. Jadi selagi mengerjakan tugas, pemuda itu biasanya akan menebak-nebak sebab terlampau bosan.
Taehyung hanya menaikkan bahunya, membalas lawan bicaranya dengan acuh. "Aku tak perduli, Jim. Hal itu bisa membuatku lebih mudah untuk bolos sekolah dan menikmati hari di tengah musim panas yang indah."
Jimin melotot. "Hei! Kalau kau ingin membolos dan terkena masalah jangan ajak-ajak orang lain apalagi aku, dong. "
"Ya kau kan sahabatku."
Brak!
Suara papan kayu yang di hentakkan ke atas meja menjadi pemecah atensi keduanya. Kedua pria remaja itu menoleh ke depan-tepat ke sumber suara berasal-menemukan Kim saaem yang menatap nyalang seolah ingin menelan keduanya secara bulat-bulat. Sangat marah begitu mendapati kedua murid pembuat onar ini kembali bermain-main di jam pelajarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
fireflies and weeds
FanfictionKim Taehyung kembali dihadapkan oleh persoalan masa lalu. Takdir seolah membawanya ke dalam masa lalu yang tak pernah ingin ia ungkap pada siapapun serta ia simpan rapat-rapat di dalam kotak pandora miliknya. Sebuah kisah masa lalu yang melibatkan m...