Kim Taehyung mengeratkan mantelnya dengan kedua tangan, cuaca musim gugur mendekati musim dingin itu benar-benar ekstrim jika kau hanya memakai mantel kelewat tipis yang membaluti kulit sensitif mu. Kim Taehyung berpikir tadinya, memakai mantel tipis hanya untuk sekedar berpergian sebentar mencari makan di supermarket seberang apartement adalah ide yang cukup bagus di benaknya.
Tadinya. Ia tentu salah besar.
Namun nyatanya, kau hanya akan mendapati pria itu berlari seperti seeokor kuda gila saat ini. "Ah! Dingin! Dingin!"
Bukan hanya tentang salah satu kebodohannya memakai mantel tipis, namun juga tentang kebodohan miliknya lainnya yang bersikeras memakai sepasang sandal jepit sederhana guna berpergian.
Tadinya Taehyung berpikir hari ini setidaknya salju belum turun-dan pasti tentu tidak akan terlalu dingin-jadi tidak ada yang perlu di khawatirkan, lagipula minimarket hanya berada di ujung jalan tepat di seberang apartement miliknya, kalau saja pria Kim itu sedikit beruntung dan segera membeli seporsi Jajangmyeon untuk cadangan makanannya seperti yang seharusnya, tetapi tidak, dirinya sama sekali tidak beruntung hari ini, minimarket yang susah payah ia tempuh perjalanannya dengan mantel tipis serta sepasang sandal jepit nyatanya harus terpaksa di tutup karena bangunan tersebut sedang dalam masa renovasi.
"Sial."
Taehyung menendang batu kerikil yang menghalangi jalannya untuk melangkah, terpaksa pemuda itu harus menahan lapar yang menyerang perutnya dalam beberapa jam yang akan datang.
Sebenarnya, tepat di belokan ujung jalan sana terdapat kafe yang tentunya dapat menjanggal perutnya dengan segelas kopi serta roti croissant nya yang cukup manis serta cukup terkenal enak sebagai menu andalan utama mereka.
Tapi tentu, ia harus dengan suka rela menyerahkan seluruh uang makan nya selama satu bulan penuh hanya demi membeli kopi serta roti yang belum tentu menjanggal perutnya itu selama seminggu kedepan. Dan lagi, dengan penampilan seperti ini mungkin pemuda itu akan dikira sebagai gelandangan gila yang memakai setelan musim panas di awal musim dingin.
Krukk!
Ah, persetan dengan ini semua. Cacing di perutnya sudah meraung-raung meminta makan, dan mungkin, sebentar lagi akan memakan isi bagian dalam perut Taehyung jika saja pemuda itu tak segera mengisi perutnya dengan makanan-makanan enak.
Jadi dengan segera, Taehyung kembali berlari kuda liar kesetanan, supaya cepat sampai dan tidak kedinginan pikirnya, lagi-lagi otak anehnya menguasai. Pemuda itu tetap berlari sembari melompat-lompat kecil di sepanjang jalan, mengacuhkan beberapa pasang mata yang menatapnya dengan pandangan aneh. Taehyung yakin orang-orang di sekitarnya mempunyai pikiran yang sama."Mungkin ini yang dinamakan gelandangan gila daerah elit Gangnam".
Persetan baginya, yang terpenting makan makanan enak!
Kim Taehyung segera mendorong pintu kafe. Akhirnya, setidaknya dengan di sini pemuda itu akan mendapatkan sedikit kehangatan dari pemanas ruangan yang dibiarkan menyala menghangati pengunjung. Dan yang lebih pasti, menghindari beberapa kesialan-kesialan di luar sana yang menunggunya hari ini.
"Satu roti croissant dan chocolate latte."
"Croissant dan americano."
Kebetulan sekali. Kenapa di banyaknya detik-detik yang berjalan, pemuda Kim itu harus dengan kebetulan mengucapkan hal yang sama-di detik yang sama pula-dengan orang di sampingnya ini?
Tanpa menoleh, Kim Taehyung berucap pelan kepada pelayan wanita di hadapannya, "Layani saja dia duluan." Seraya menunjuk pemuda bersurai hitam legam di sampingnya. Sebenarnya ia akui ini tentu kesalahannya karena tidak mengantri dan melihat-lihat antrian di depannya terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
fireflies and weeds
Fiksi PenggemarKim Taehyung kembali dihadapkan oleh persoalan masa lalu. Takdir seolah membawanya ke dalam masa lalu yang tak pernah ingin ia ungkap pada siapapun serta ia simpan rapat-rapat di dalam kotak pandora miliknya. Sebuah kisah masa lalu yang melibatkan m...