04. Bolos

89 11 5
                                    

#04: Bolos [190128]


Pagi itu Bapak aku lagi di kamar mandi, sedang mandi. Sudah jam setengah tujuh dan aku belum jua berangkat. Seragam aku sudah pakai, lengkap pula dengan atribut lainnya. Cuma satu sahaja yang kurang. Aku pun putuskan sambangi Bapak dan teriak di depan pintu kamar mandi. Barangkali Bapak sudah punya.

"Pak, Bapak. Kenankan aku bagi uangmu. Aku tiada punya ongkos bakal berangkat sekolah."

Senyap. Tidak ada suara bersambut.

"Pak, ken—"

"APALAGI?"

Aku diam sekejap. Kapan aku bercakap pada Bapak kenankan aku minta hal berulang sebelum pagi ini? Kenapa dia ucapkan 'apalagi' padaku?

"Bagi uangmu bakal aku ongkos ke sekolah."

"TIDAK ADA."

Suara 'byuur' air terhempas kedengaran di telinga aku.

Dia telah mengucapkan 'tidak ada' kemarin, kemarin, dan kemarinnya lagi.

Yah.

Aku balik ke kamar. Melepaskan dasi, kaos kaki, dan seragam. Kuganti dengan kaos dan celana. Jalanlah aku kemudian ke kasur bakal rebahan. Kupandangi langit-langit kamar sambil membuang napas.

Aku harus bolos lagi.

Suplemen KehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang