07. Miskin

67 7 1
                                    

#07: Miskin [190128]



Lapangan di sekolah lagi ramai benar. Murid-murid sedang mondar-mandir. Barang jajan atau keliling. Ini jam istirahat. Tiba-tiba ada satu murid yang tubuhnya tidak sengaja kebanting. Sekelilingku hening dadakan, lalu semburan tawa menggelegar.

"Kenapa pula orang pada terpingkal lihat dia jatuh?"

Puan bertubuh semampai itu nengok padaku. Sambil tertawa-tawa, dia tunjuk-tunjuk anak yang jalannya terseok. Yang tadi nyusruk ke tanah.

"Kau harus lihat dia orang punya muka. Lucu benar mimik mukanya itu. Hahaha."

Lucu?

Aku dongakkan kepala padanya. "Muka sarat kesakitan itu kau bilang lucu? Dia terluka. Lututnya berdarah. Kenapa pula kau kata dia lucu?"

Dia pandangi aku skeptis. Matanya mendelik marah-marah.

"Ah, kau tidak asyik. Miskin benar humormu!"

Miskin.

Oh, mungkin selain harta, humorku juga ikutan miskin. Ckck, dasar miskin.

Aku pandangi si murid terluka itu sampai dia hilang di balik pintu kelas. Aku coba ketawa lihat dia, biar humorku tidak miskin.

Haha.

Suplemen KehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang