Pencarian Misteri

26 4 0
                                    


    Pukul 13.30 WIB, Khayra keluar dari gerbang sekolahnya menuju halte bus. Sesampainya dirumah ia dikejutkan dengan keberadaan orang-orang dirumahnya, sangat ramai bagai ada sayembara.

Tak mau diselimuti rasa ingin tahu ia pun bertanya pada salah seorang tetangganya. "Ada apa ini bu? Kenapa rumah kami jadi ramai begini?"

"Nak...kamu belum mendengar berita duka ini rupanya. Orang tua dan kakakmu meninggal dengan mengenaskan dirumah ini" sontak Khayra kaget, wajahnya pucat pasi, bibirnya bergetar dengan egois matanya mengeluarkan cairan bening tanpa diperintah. Khayra masuk rumah dan menjumpai anggota keluarganya terbujur kaku tanpa nafas, ia pun mendekat dengan hati-hati melangkahkan kaki, nafasnya sesak menahan pedih kenyataan ini.

"Assalamu'alaikum ayah, ibu, kak Salma...." air mata kembali menetes membasahi pipinya. Hanya ucapan salam yang mampu ia ucapkan selebihnya hanya ditelan bersama rasa pahit hidup.

***

    Semenjak itulah Khayra berusaha sebisa mungkin untuk tetap kuat, Tuhan menggariskan takdirnya seperti ini, jadi dia harus terima dengan berat atau lapang hati. Sampai sekarang pihak kepolisian belum memberikan keterangan yang pasti mengenai kematian keluarganya, Khayra hanya pasrah, mau dikata apa lagi? Apa yang harus dilakukannya? Ia hanya seorang pelajar SMK yang bahkan baru beberapa bulan masuk.

"Nek, Ara berangkat sekolah dulu ya...Assalamu'alaikum" ucapnya sambil mencium tangan orang yang disebutnya nenek. Sekarang Khayra tinggal bersama neneknya, ibu dari ayahnya.

"Wa'alaikumussalam, hati-hati Ra..." balas Fatimah -nenek- pada cucunya itu.

    Nama lengkapnya Khayra Urvilla Pohan, ia mempunyai kakak perempuan bernama Salma Shadan Pohan. Ayahnya bernama Ahmad Alaidrus Pohan dan Ibunya Suhaila Ristanti. Kehidupan keluarga kecil itu dulu begitu menyenangkan, sederhana memang namun penuh canda tawa hingga akhirnya nasib buruk menimpa keluarga kecil itu, entah apa yang direncanakan Tuhan pada kehidupan gadis kecil ini. Yang pasti sampai sekarang Khayra selalu berserah diri pada-Nya memohon ampunan atas dosa-dosanya, orang tuanya dan sanak keluarganya yang lain. Mungkin karena dosa yang pernah dibuat olehnya atau orang tuanya dulu sehingga ia bernasib buruk sekarang.

***

    Halaman rumah itu begitu luas, banyak bunga matahari berjejer rapi disisi kanan kiri menuju pintu masuk. Lampu taman menghiasi gerbangnya. Dihari minggu, saat waktu senggang begini Fatimah menyempatkan dirinya untuk merawat bunga matahari.

    Sudah hampir setengah jam kami berkebun, alhasil keringat menetes membasahi kaos dan jilbab yang kukenakan. Aku telah selesai mengerjakan tugasku dan memilih masuk rumah untuk mengganti pakaian dan membuatkan nenek teh hijau.

"Ara buat teh untuk nenek" Kataku sambil meletakkan teh itu diatas meja taman dan duduk dikursinya. Nenek hanya membalas dengan senyuman dan ikut duduk.

"Bagaimana sekolahmu Ra?" Suara nenek sedikit bergetar, mungkin karena sudah tua

"Baik nek, Ara senang karena ada satu teman Ara yang baik banget nek, dia gak seperti mereka yang menghina Ara, dia selalu menghibur dan mensupport disaat Ara dihina teman lainnya" Ucapku dengan mata berbinar kala mengingat teman baikku itu.

"Siapa nama teman kamu itu?" Nampaknya nenek penasaran dengan temanku itu.

"Namanya Hanum nek, cantik orangnya, pintar juga pokoknya the best lah nek, heheh"

"Ajaklah Hanum kesini, nenek mau tahu paras cantiknya"

"Siap nek! Besok Khayra ajak main kerumah" Ucapku sambil memberi hormat seperti sedang upacara bendera.

KEPADA PRIA PEMBAWA MISTERI CINTA UNTUKKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang