1 - Arkan Devano

20 5 0
                                    

Suara teriakan terdengar di sepanjang koridor sekolah, hal itu membuat murid lain penasaran ada apa gerangan? Semua mata tertuju pada satu orang yang sekarang berjalan menyusuri koridor. Dengan menggunakan seragam dari sekolah lain, tampang keren, dan benar – benar perfect. Pusat perhatian itu tak lain adalah Arkan Devano, murid pindahan dari SMA Rajawali. Langkah nya terhenti setelah mendapati gadis berdiri di depan nya. Arkan tersnyum menarik perhatian gadis tersebut. Dan gadis tersebut hanya memutar bola mata nya jengah.

Gadis itu Cacha Marshela Winata, wakil ketua osis yang tak lain adalah salah satu jajaran cewek cantik di SMA Ganesha. Arkan heran kenapa Cacha tak terpengaruh terhadap nya seperti yang terjadi pada siswi lain nya.

"Lo anak baru kan?" Tanya Cacha setelah melihat seragam Arkan yang berbeda dari yang lain.

Arkan terkekeh, "Emang lo gak bisa liat? Udah jelas gue beda dari yang lain." Murid yang ada di sekitar nya pun ikut tertawa.

"Diem lo semua." Sekumpulan murid yang tertawa tadi itu pun diam. "Kali aja lo orang nyasar yang mau nyari keributan disini."

"Lo sendiri ngapain?."

"Gue disuruh Bu Lisa kesini buat nganterin lo ke kelas." Ucap Cacha.

"Gue bisa sendiri." Ucap nya lalu pergi begitu saja.

"Ih kalo lo ga ikut sama gue, nanti gua bisa di omelin sama Bu Lisa, denger gak sih lo?" Cerca Cacha.

"Kan kita satu tujuan tuh, ya udah lo tinggal jalan apa susah nya sih?" Cacha  mengikuti nya dari belakang, dasar cowok nyebelin.

Cacha heran kenapa Arkan bisa mengetahui letak kelas nya padahal ia belum memberi tahunya. Masa bodoh yang terpenting Cacha sudah memastikan Arkan untuk tidak salah memasuki kelas.

Cacha mengetuk pintu kelas dan ijin masuk bersama Arkan.

"Permisi bu." Cacha pun menyalami Bu Lisa dan segera duduk di bangku nya. Sedangkan Arkan masih ada di depan bersama Bu Lisa. Arkan mulai memperkenal kan diri. Semua melihat ke arah Arkan, si pencuri perhatian. Mata semua siswi tertuju ke arahnya. Seolah ia yang menjadi pusat perhatian.

"Arkan, kamu duduk di sebalah Cacha." Ujar Bu Lisa.

Mendengar hal itu, Cacha berdiri hendak  memprotes Bu Lisa. "Maaf bu, saya kan duduk dengan Hanin kenapa saya duduk sama dia." Ujar Cacha memprotes.

"Hanin kan gak masuk, kalo dia udah masuk nanti bisa sama Hanna." Ujar Bu Lisa yang tak bisa Cacha sanggah.

Cacha pun hanya bisa pasrah dari pada membantah yang nantinya malah mendatangkan masalah buatnya. Arkan mulai menuju ke tempat duduk.

"Hai, cewek judes."ucap Arkan berbisik tepat di telinga Cacha dan itu membuat nya  refleks menjauh.

"Jauh – jauh dari gue." ucap Cacha judes.

Selama jam belajar berlangsung Cacha kurang memperhatikan apa yang disampaikan guru, ia sering melamun memikirkan bagaimana supaya makhluk yang ada di samping nya itu bisa jauh – jauh dari nya. Sesekali Cacha melirik ke arah Arkan, dasar bodoh dia malah tidur.

Cacha melihat Bu Lisa melangkah ke arah Arkan, dan tentunya beliau sedang memperhatikan Arkan.

Dasar anak baru gak tau diri, udah tau baru disini masih aja cari masalah. Batin Cacha

"Arkan!" Bu Lisa berteriak memanggil namanya. Dan Arkan bangun dengan santai malah masih sempat – sempat nya menguap. "Kamu nih ya, bukan nya memperhatikan saya malah tidur. Kamu baru masuk satu hari saja sudah melanggar peraturan. Nanti ikut ke ruangan saya."

Not MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang