Sekarang ini Arkan dengan Cacha sedang berada di parkiran sekolah, setelah mengabari Reno dan teman - teman lain nya akhir nya tawuran telah usai.
"Pegangan entar jatoh!" titah Arkan
Cacha bukan nya melingkarkan tangan nya di perut Arkan melainkan hanya meletakkan tangan nya memegang bahu Arkan untuk berpegangan.
"Gue bukan tukang ojek" protes Arkan
"Lo bawel banget sih, jalan gak? kalo gak gue turun nih" ujar Cacha kesal
Alhasil Arkan pun tak berani memprotes Cacha. Arkan tak ingin mengacaukan semua nya- sangat jarang Cacha mau pulang bersama nya. Jika hari ini adalah hari keberuntungan nya mungkin Arkan akan memanfaatkan hal itu dengan sebaik mungkin.
"Kok diem - diem aja, lagi sariawan neng?" Arkan mendengus geli begitu pun dengan Cacha. "Lagian lo jaga jarak banget, berasa jadi abang ojol gue. Kan gua cuma nganterin lo pulang gak ngapa - ngapain lo"
Cacha hanya diam.
Tapi diam - diam Cacha menyembunyikan senyuman nya karena mendengar apa yang di katakan Arkan barusan.
"Lo tau gak beda nya lo sama susu bendera?" Cacha mengernyit tak paham, lalu menggelengkan kepalanya.
Arkan sengaja berlama - lama menggantungkan pertanyaan nya, sehingga Cacha mendengus kesal. "Kalo mau tau jawaban nya, ada satu syarat"
Cacha mendekatkan kepala nya ke samping wajah Arkan "Syarat apa?"
Masih dengan berkendara, Arkan memegang tangan Cacha yang ada di pundak nya lalu dipindahkan- memeluk perut Arkan "Pegangan entar jatoh, kan gue gak mau lo kenapa - napa"
Cacha diam membisu, menahan tawa nya. Sedangkan Arkan tertawa puas melihat kekakuan Cacha. "Dasar modus" Cacha mengucapkan nya dengan tersenyum. "Jawab dulu pertanyaan lo tadi"
Arkan mengernyit "Pertanyaan apa?"
Cacha mendengus sebal "Ish! tadi lo kata nya mau jawab"
"Beda nya kamu sama susu bendera ituu... kalo susu bendera di setiap tetes sampe tetesan terakhir selalu bikin nagih, kalo kamu...." Arkan sengaja menggantungkan ucapan nya membuat Cacha penasaran. "Kamu ituu..."
"Apa?"
"Kamu... akan selalu tetap indah dan indah walaupun dalam keadaan kamu marah, sedih atau bahagia. Tapi aku lebih nagih kalo ngeliat kamu bisa tertawa, rasa nya tuh gak ada yang ngalahin kemanisan nya." Ucap Arkan terkekeh geli.
Cacha tersenyum, masih ada juga cowok yang berani menggombali nya dengan kata - kata seperti itu. Biasa nya tak ada yang berani karena notaben nya Cacha itu "Cewek paling jutek, galak di sekolah". Kalo semisal ada kontes kejutekan di sekolah mungkin Cacha akan meraih kejuaraan itu selama tiga tahun bersekolah di SMA Ganesha
"Kalo ketawa jangan di tahan, kaya orang kebelet aja"
"Apaansih!"
"Ngaruh gak nih gombalan nya?"
"Enggakk" Arkan melemaskan bahu nya,
"Jadi gue harus begadang lagi dong"
Cacha menyelipkan rambut nya ke belakang telinga "Buat apa?"
"Buat ngedapatin kamu dong!" ucap Arkan berteriak
"Ish! apaan sih malu tau"
Arkan tertawa, saat ini mereka bebas berteriak karena saat ini jalanan sepi. Ini bukan jalan yang sering Cacha lewati tapi Cacha tau dimana jalan ini akan berujung. Mereka tertawa-Cacha yang sebenar nya jutek tetapi masih bisa tertawa lepas dengan cowok yang baru ia kenal tak lama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Me
Teen FictionMenjadi murid baru tentu nya sangat asing bagi Arkan Devano, ia rela pindah sekolah demi janji yang ia ucapkan kepada Mama nya. Dalam perjalan kali ini ia harus berusaha menemukan titik temu dari kisah masa lalu. Bertemu dengan gadis yang menarik p...