Arkan POV
Setelah meninggalkan kantin dengan perasaan kesal, aku pun menuju ke tempat persembunyian ku. Ya, itu adalah taman belakang perpustakaan. Sama seperti dulu, sekolahku sebelumnya juga menyediakan taman hijau tapi di sini lebih luas dan lebih terawat. Walaupun aku ini nakal, suka tawuran, playboy atau apalah itu tetapi tempat ini adalah tempat pelarianku saat teman - teman ku sedang merokok di kantin.
Jangan menganggap aku tidak pernah merokok ya!,
Aku juga merokok, hanya saja itu tidak ku jadikan kebutuhan sehari - hari. Jika aku sedang menginginkan aku akan lakukan. Dan jika tidak, aku tidak akan melakukan nya.
Langkah ku aku perlambat saat melihat Cacha dan Ardin yang berjalan di sepanjang lorong. Cacha terlihat begitu antusias saat Ardin mengajaknya berbicara.
"Sama Ardin aja care banget, giliran sama gue jutek nya udah kaya apaan tau" aku menghela napas. "Sabar... sabar... "ucap ku sambil mengelus dada.
Aku tersenyum kecut melihat keduanya, bagaimana Cacha bisa bersikap baik kepada Ardin sedangkan pada ku pun Cacha hanya berbicara seperlunya.
"Kamu pulang sekolah langsung pulang apa ada kegiatan lain?" tanya Ardin. Saat itu aku ingin beranjak, karena rasa penasaran ku akhirnya aku tetap berada di belakang mereka bersembunyi di belakang tembok.
"Gak ada kak," jawab Cacha "Emang kenapa?" tanya nya lagi
"Gue mau ngajak lo beli buku di Gramedia"ujar Ardin. "Lo mau ikut gue gak?" tawar nya
Cacha diam berpikir sejenak, hingga aggukan kepala nya menandakan jika ia menyanggupi ajakan Ardin.
"Yaudah entar gue jemput lo dikelas ya"
"Iya kak"
"Yaudah gue duluan ke kelas ya" ucap Ardin lalu meninggalkan Cacha.
Cacha akan menuju ke kelas, tapi terhalang karena cekalan tangan ku membuat nya menoleh dan menatap ku tak suka. Aku pun melepaskan cekalan nya.
"Chaa..." Panggil ku
Cacha hendak melangkah lagi setelah mengetahui jika aku yang memanggilnya. "Tunggu!"
"Ada urusan apa?" tanya Cacha sambil memutar kedua bola mata nya jengah.
"Gue mau minta tolong, tapi lo kaya gak suka gitu" aku mengehembuskan nafas "Tadi gue liat lo akrab banget sama Ardin sedangkan gue?" ucap ku sambil menunjuk diriku sendiri "Dicuekin!"
Cacha berdiri menghadap ku, memiringkan sebelah alisnya lalu menghembuskan nafas kasar "Minta tolong apa?" ujar nya judes.
"Yang lebih ikhlas lagi emang nya gak bisa apa ?"
"Iya, mau minta tolong apa?" tanya nya lagi
"Anterin gue beli alat kebersihan dong" ucap ku sambil menggaruk - garuk kepala belakang ku yang tak gatal "Gue kan gak tau apa aja yang harus di beli." aku menyengir menampakkan deretan gigi ku.
"Kok gue sih?" timpal nya sinis " Yang dihukum kan elo!, makanya kalo gak mau dihukum gak usah macem- macem."
Aku hendak menjawab tapi Cacha segera memotong nya "Lo tadi pasti nguping pembicaraan gue kan? dan lo pasti denger kalo gue mau jalan sama Kak Ardin" ujar nya
Ya Tuhan! Terbuat dari apa gadis ini? sesulit inikah aku hanya untuk mendapatkan perhatian nya?
"Iya deh gue ketangkep basah," aku pun memohon kepada Cacha "Pliss dong Cha temenin gue"
"Lo yang di hukum gue ikutan kena!"
"Cha..." aku memasang muka memelas, mungkin di mata Cacha hal itu sangat konyol. " gue mohon, kali ini aja.Mau ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Me
Teen FictionMenjadi murid baru tentu nya sangat asing bagi Arkan Devano, ia rela pindah sekolah demi janji yang ia ucapkan kepada Mama nya. Dalam perjalan kali ini ia harus berusaha menemukan titik temu dari kisah masa lalu. Bertemu dengan gadis yang menarik p...