5 -Taman Belakang

8 2 0
                                    

Saat ini Cacha sedang berada di balkon kamar nya, menikmati semilir angin yang menusuk poro - pori nya. Entah apa yang membuat Cacha senang hari ini, ada sesuatu yang membuat nya terus tersenyum.

Bunyi dering notifikasi masuk dari hape nya, Cacha segera bangkit dari tempat nya lalu mengambil hape nya yang berada di nakas. Satu line masuk, dari Ardin.

"Oh my God! Kak Ardin ngechat gue" pekik Cacha senang, ia pun segera membuka pesan nya.

Ardin : Cha besok berangkat bareng gue ya, gue jemput jam 6 nanti kita sarapan dulu.

Cacha di buat melongo membaca pesan dari Ardin,

Cacha : Oke

Klik, dan terkirim.

Lalu tak lama pesan terbaca oleh Ardin, ia hanya membaca tak membalas lagi.

Mimpi apa Cacha semalam, sudah di ajak makan, diantar pulang, diajak berangkat bareng pula. Well, mungkin besok adalah hari yang ia tunggu. Berangkat dengan gebetan? kesempatan bagus.

Cacha merebahkan diri di kasur memekik senang sambil menutup muka nya.

"Ardin, lo kenapa ganteng banget sih?" Ucap Cacha berguling

tok! tok! tok!

Mendengar suara pintu diketuk, Cacha beranjak lalu segera membuka pintu kamar nya. Dari belakang pintu sudah ada mama nya yang mebawakan susu dengan roti tawar.

"Mama bawain kamu susu, kamu belum makan sayang. Makan dulu nanti sakit" ucap Mira sambil berjalan masuk.

"Ma..." kedua nya duduk di pinggir ranjang. "Aku mau mama cerita, gimana sih awal papa sama mama ketemu?"

Tak tau mengapa pertanyaan itu yang keluar dari mulut Cacha, keadaan hening karena Mira diam, "Yaudah kalo emang mama gak mau cerita. Cacha ngerti kok itu pasti berat buat mama."

Mira tersenyum dan mengusap puncak kepala Cacha, "Gak papa kok sayang," Cacha tersenyum karena melihat Mama nya tidak merasa sedih lagi ketika berbicara mengenai ayahnya.

"Kenapa kamu tiba - tiba nanya begitu?" tanya Mira curiga "Jangan - jangan ..."

Cacha tersenyum merona lalu menutup wajah nya dengan kedua tengan nya. " Ihh Mama apaan sih,"

"Mama tau kalo kamu lagi suka sama cowok. Hayo ngaku, ternyata anak mama udah gede." ucap Mira sambil memeluk Cacha.

"Mama dulu ketemu sama Papa kamu pas SMA, kebetulan papa itu ketua OSIS dan kamu tau enggak.." Mira melepaskan pelukan nya

Tangan nya beralih pada pipi Cacha dan menguspnya lembut "Pas mama masuk SMA pertama kali, waktu itu mama lagi MOS"

Cacha mulai menyimak nya "Dulu papa kamu itu dingin banget, sama mama aja galak banget"

"Papa emang galak?"

"Galak banget papa itu," ucap Mira. "Papa kamu tegas orang nya, terus waktu itu hari pertama MOS mama telat. Dan kamu tau gak? papa kamu marah - marah sama mama"

Cacha merenggut tak suka

"Kok Papa galak banget sih,"

"Papa kamu emang udah bener, mama aja yang salah sayang kan mama yang telat"

"Mama waktu itu dihukum suruh lari muterin lapangan sampe sepuluh kali" ujar Mira

Cacha terkejut "Sepuluh kali?"

"Mama kan ada anemia, ih ... papa emang jahat banget sih"

Mira tersenyum karena Cacha mulai menyimak satu persatu cerita nya.

Not MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang