one days

38 3 0
                                    

Terlihat seorang anak laki-laki berkulit putih itu sedang asik membaca buku dongengnya sesekali senyumnya mengembang ketika mendapati kalimat yg menurutnya "bahagia"

Ditutupnya buku dongeng itu seraya bersenandung kecil melangkahkan kakinya keluar dari rumah pohon kecil itu.

"Hoseok! Dari mana saja kau?! Bukannya belajar malah pergi entah kemana! Lihatlah nunnamu itu yg selalu juara dikelas, tidak sepertimu bodoh!" Bentak sang ibu marah menjewer telinga hoseok .

"Aa.. ampunn.. eoma.. ampunn.. hoseok tidak baru belajar kok.." bela anak laki-laki itu berusaha menahan sakit ditelinganya.

"Sudahlahh kau memang tidak berguna! Masuk dan belajarlah agar kau pintar sedikit!" Cerca wanita berumur 45 tahun itu.

"Nee eoma.." patuh anak laki-laki berumur 8 tahun itu masuk kedalam kamarnya.

Jung hoseok.. Anak laki-laki itu bermarga JUNG terlahir sebagai anak kedua dikeluarga bangsawan dikotanya, namun sering kali hoseok tidak mendapat kasih sayang dari ayah dan ibunya sebab keluarganya mengira dia tidak berguna (menyusahkan)

Bahkan ibunya sering membeda-bedakan hoseok dengan sohyun nunnanya itu, sering kali ayahnya juga memarahi hoseok tanpa sebab.

Seperti hoseok adalah anak yg tidak diinginkan, sedari kecil hoseok dirawat oleh nenek juhma dari kampung yg bekerja sebagai pembantu rumah tangga dikeluarga JUNG itu.

Anak laki-laki itu duduk dalam diamnya seraya mendengarkan alunan musik yg mengalun indah dari sebuah radio yg sudah usam dikamarnya.

Didengarkannya dengan serius alunan musik itu sesekali dia bangkit dan menggerak-gerakkan badannya menari-nari mengikuti alunan musik merdu itu.

Menari atau dance, menyayi serta membaca adalah hobinya, itulah yg membuat sang ayah sering memarahinya sebab ayahnya berpikir menari dan menyayi itu adalah hal yg sia-sia.

Tokk.. tokk.. (suara ketukan pintu)

"Hoseok ah.. kau didalam? Kenapa bising sekali? Kau sedang latihan? Apa kau sudah makan? " teriak wanita tua itu dari balik pintu.

"Ahh nee ahjumma.. hoseok nanti saja makannya sebentar lagi lagu ini akan selesai" balas hoseok kecil yg sedang semangat menari asal dikamarnya.

"Aigoo.. kau sangat berbakat hoseok~ ahh ya Makanlah kalau sudah selesai, makananmu ahjumma letakkan dimeja .. " ucap wanita tua itu memperhatika hoseok yg sedang menari asal dengan penuh semangat.

"Nee, kamsahamnida.." balas hoseok menampilkan senyum lucunya.

Saat akan berputar tanpa sengaja kaki hoseok memijak sebuah bola kecil yg mengakibatkan hoseok terbanting kelantai dengan kepalanya terbentur siku meja kayu besar dikamarnya.

Brugghh..!!!

Seketika darah mengalir deras dari kapalanya, tangannya sibuk memegangi bagian kepalanya yg terus mengeluarkan darah segar.

"Jung hoseok!!! Aigoo! Sadarlah sayang.. " teriak ahjumma itu menghampiri hoseok yg tergeletak dilantai dingin itu.

"Tolonggg... siapapun tolongg panggilkan ambulans!!!"

*

15 tahun kemudian..

"Hos.. hos.. hos.." deru nafas lelaki itu terdengar jelas diruangan segi empat itu, kakinya sibuk berputar-putar sementara kedua tangannya sibuk menari ke kanan ke kiri.

"Jung hoseok..! Ambil ini!" Teriak seorang lelaki bertubuh atletis itu melemparkan sebotol air mineral ke arah hoseok.

"Ahh nee..!" Balas hoseok menangkap botol yg dilempar jimin tadi.

"Kau sudah selesai?" Tanya jimin duduk menyandarkan punggungnya dikaca ruang kaca itu.

"Ahh iya.., kurasa aku harus istirahat sebentar" jawab hoseok ikut menyandarkan punggungnya disebelah jimin matanya menerawang jauh kedepan memandangi pantulan dirinya dikaca depannya.

"Jangan terlalu keras.. kau terlalu memaksakan diri.. "

"Jiminnie.. bukankah aku salah untuk hidup sampai saat ini? "

"Ahh apa?? Kau bicara apa?"

"Ahh ani.. sudahlah.. lupakan"

"Eoh? Hoseok.. ayo kita pulang aku harus bekerja paruh waktu nanti malam" ajak jimin bangkit membereskan barang-barangnya .

"Duluan saja.. aku akan pulang nanti malam.." jawab hoseok mendongakkan wajahnya menatap jinin yg berdiri didepannya.

"Baiklah.. jangan lupa makan! Jika kau lapar datanglah ke kafe tempatku bekerja seperti biasa oky! Dan eoh! jangan lupa bayar tagihanmuu..! Itu sudah banyak!." Ucap jimin tersenyum sebelum melangkahkan kakinya pergi.

"Always! Ahh nee.. haha.." tawa hoseok menggaruk tengkuknya yg tidak gatal.

Jung hoseok.. lelaki itu kini sudah besar tumbuh menjadi pria dewasa yg tampan, Semua sudah berubah jaman telah berganti. Kalau dulu hoseok adalah anak yg pendiam jarang bergaul bahkan sering menyendiri sekarang tidak lagi.

Lelaki itu kini telah mempunyai seorang sahabat, walau tidak banyak setidaknya dia sudah punya.

Diam? Tidak juga.. lelaki itu masih sering ahh ralat bahkan sangat sering berlatih dance diam-diam digedung olah raga kampusnya dengan jimin yg menjadi sahabatnya 2 tahun ini.

Hoseok tetap berlatih dance diam-diam disaat pulang kuliah, keluarganya tidak ada yang mengetahui sebab jika keluarganya tahu dia akan dilarang pergi kuliah atau dikurung sirumah.

Sore berganti malam.. lelaki itu masih sibuk berlatih dengan musik dan dancenya hoseok mempunyai mimpi yg besar dia ingin menjadi idol ya.. cita-cita yg sangat tinggi.

Bruagg! Hoseok terbanting saat melakukan gerakan dance yang sulit " akhh.. ssshh.. ahh.." desahnya menahan sakit disiku lengan dan bokongnya.

"Aishh.. jika seperti ini terus aku tidak bisa mengikuti kontes itu.. aku tidak ingin jimin sukses sendirian! Aku harus bisa!" Gumam hoseok menyemangati dirinya sendiri berusaha bangkit dari jatuhnya.

"Kriukk.. kriukk" (suara perut yg lapar)

"Ohh astaga.. aku lapar.. memangnya jam berapa ini? " pikirnya seraya melihat jam tangan yg bergelut indah ditangan putihnya.

⌚22.15 malam ..

"Mwoo! Aku harus segera pulang! Eoma akan memarahiku nanti! " ucap hoseok segera membereskan barang-barangnya cepat.

Diperjalan hoseok singgah kekafe kecil tempat jimin bekerja sekedar membeli makanan untuk mengganjal perutnya selama diperjalanan.

"Jiminnie..! Sosis pedasnya seperti biasa.." teriaknya diambang pintu. Kafe itu sunyi lantara sedang turun salju membuat malam sunyi dengan dinginnya.

"Eoh.. pakai mantelmu! Atau kau akan terkena flu nanti! Sergah jimin memberika pesanan hoseok.

"Ahh aku meninggalkannya dirumah tadi aku buru-buru kekampus.. lagi pula aku sudah memakai jaket kok hehe.." mengambil pesanan yg diberikan jimin.

"Oh ya jimin! Aku akan membayar tagihanku besok saat mendapat jatah bulanan ya.." ucap hoseok tersenyum kikuk (canggung)

"Nee.. kau anak bangsawan tapi sukak ngutang kemana semua uang ayahmu?" Heran jimin menatap hoseok yg cengar cengir seperti kuda .

"Ahh.. aku beda.  Aku tidak sama.. makanya jatahku hanya sedikitt" balas hoseok memakan makanannya.

"Kenapa kau tidak bekerja paruh waktu saja? Sepulang kuliahkan ada waktu?" Tanya jimin .

"Ahh aki tidak dikasi izin untuk itu.. kau tau gengsi? Keluargaku mementingkan gengsinya.. aku bahkan tidak memiliki hak untuk hidupku sendiri.." ucap hoseok sendu.

"Eoh!? Jiminnie aku harus segera pulang..! Dahh sampai besok!" Hoseok melambaikan tangannya melesat keluar dibalik pintu.

"Bisakah kau buang embel-embel nie setiap menyebut namaku?!" Teriak jimin kesal lantaran dipanggir dengan jiminnie.

#JhopeBirthDay💜

***

Hy chinguu 😍😘

Nextkah?

#eL🦄🐇

no more dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang