Rahasia dibalik Rahasia

31 4 0
                                    

Selamat malam Senin.

Semoga masih ada yang menunggu Ge datang~~~

***

Gantari yang pulang lebih awal membuat Gemi dengan terpaksa mengikutinya menuju kamar kakaknya yang ada di lantai dua. Ada keengganan terselip jika saja Gantari tidak menatapnya dengan pandangan memohon yang Gemi tahu sulit untuk ia tolak apapun alasannya.

Dengan kekecewaan yang masih bercokol, kini Gemi serta Gantari sudah duduk berhadapan dalam ruangan bernuansa violet dan pink lembut, kamar Gantari.

"Mbak mau minta maaf." Kalimat pertama yang dikeluarkan Gantari hanya didengar Gemi tanpa respon apapun. Ia sudah cukup bosan dengan kata maaf yang silih berganti dari orang-orang yang membuatnya kecewa. Cukup sudah, tidak perlu ditambah lagi.

"Maaf karna mbak ngak pernah cerita." Ada jeda yang cukup lama hingga Gantari melanjutkan. Mungkin ia benar-benar memilah apa yang akan ia katakan agar tak menimbulkan percik kesedihan untuk Gemintang, lagi. Cukup apa yang semalam Gajendra katakan membuatnya merasa gagal menjadi kakak yang baik untuk Gemi.

"Hmm." Gumaman singkat dari Gemi membuat Gantari menghembuskan nafas panjang, sekali.

"Kamu masih ingat Renu?" Gantari memberikan pertanyaan yang jelas sekali melenceng dari topic pembahasannya kali ini.

"Renu, temen deket Mbak waktu SMA." Gantari mengulangi pertanyaannya dengan kalimat berbeda meski maksud dan maknanya sama.

"Yang pernah ditaksir Mas Gajen itu?" Gemi berujar setelah ingatannya baru saja menemukan kepingan tentang Renu yang mungkin telah tersembunyi lama. Bagaimana tidak, terakhir kali ia bertemu Renu itu waktu Gantari masih kelas tiga SMA. Sudah lumayan lama mengingat sekarang Gantari sudah memasuki dunia kerja.

"Bukan hanya Mas Gajen, tapi Renu juga. Dia suka Mas Gajen bahkan sebelum Mas Gajen menyukainya."

"Mbak pernah cerita." Jawaban singkat Gemi seolah tanda bahwa ia sama sekali tidak tertarik dengan pembahasan Gantari.

"Mereka ngak pernah jadian padahal mereka saling meyukai, bahkan.."

"Jadi, maksud Mbak cerita ini lagi tu apa? Bukannya kita udah tau kenapa mereka ngak jadian. Ngak nyambung banget Mbak, ngak penting juga. Toh mereka berdua memang sudah berakhir." Gemi menyela sebelum Gantari berhasil menyelesaikan ucapannya. Ia rasa, ucapan Gantari sama sekali tidak ada hubungan dengan apa yang seharusnya mereka bahas sekarang.

"Tapi, hal ini yang bikin Mbak berani buat mutusin Panji waktu itu."

"Maksudnya?" Gemi yang tidak pernah tahu alasan sebenarnya tentang kenapa Gantari memutuskan Panji waktu itu -selain Gantari yang mengatakan bahwa ia sudah tidak memiliki rasa lagi terhadap Panji- sukses mengernyitkan dahi heran. Apa maksudnya? Bahkan Gemi seolah lupa tentang pertanyaan sarat kekesalan karna pembahasan yang tidak singkron yang ia tanyakan sebelumnya.

"Tentang pertunangan mas Gajen, sama seperti halnya Mbak yang di beri tahu tentang Gallan enam bulan sebelum pertemuan keluarga berlangsung, Mas Gajen juga diberitahu Papa tentang perjodohannya. Mas Gajen diberitahu kalo dia bakal tunangan setelah Aisa lulus SMA, waktu itu kira-kira kurang dari enam bulan. Kamu taukan, waktu itu Aisa masih kelas tiga sama seperti mbak." Gantari melirik Gemi yang kali ini memandangnya dengan pandangan yang masih penuh tanda tanya. Ia mengerti mengapa Gemi sama sekali tak paham arah pembicaraan mereka. Seharusnya ia menjelaskan tentang pertunangannya dengan Gallan yang telah ia ketahui sejak lama itu, bukan tentang Gajendra.

"Dan Mbak juga tahu, kalo waktu itu Mas Gajen menyukai Renu dengan sangat. Mas Gajen selalu semangat saat cerita dan tanya ini itu tentang Renu." Gantari melanjutkan.

4GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang