Peringatan : cafe yang diceritakan pada part ini hanyalah fiktif belaka. Berdasarkan imajinasi author.
Terluka
Sakit
Sesak
Pedih
Perihdan Hampa.
Itulah perasaan campur aduk yang aku rasakan. Rasanya melemahkan pikiranku dan meluruhkan akal sehatku. Saat itu, aku merasa lemah sekali. Aku merasa bahwa hal berharga yang ku berikan padanya mendadak hancur begitu saja. Ya, kepercayaan dan komitmen. Itu merupakan hal berhargaku yang sangat aku cintai dan aku pertahankan dalam hidupku. Aku menjaga hal berharga itu dan kupikir aku sudah mempercayakannya dengan orang yang tepat. Aku salah. Dan akupun terluka, sangat dalam. Sakitnya bukan main. Bahkan terus membekas sampai aku dewasa. Dan menjadi bekas yang belum bisa hilang sampai sekarang. Kejadian itu membuatku kembali menimbang-nimbang masalah asmara dan komitmen. Aku seorang wanita yang tidak bisa hidup tanpa komitmen dan kepercayaan. Aku membebaskan diriku dalam memilih dan menjalani hidupku semenyenangkan mungkin. Aku melakukan hal yang kusuka dan melakukan kewajibanku. Untuk saat ini, aku senang dan bangga pada diriku.
Kembali pada aku dan megan yang masih mengobrol dicafe sampai kami lupa waktu. Maklum lah jika gadis-gadis sudah berkumpul maka kami pasti lupa waktu, haha. Kami pun berjalan ke halte bus dan aku menelfon pihak hotelku untuk menjemputku. Begitupun yang dilakukan megan. Lalu kami berpisah dan kembali ke hotel masing-masing. Oh iya, setiap negara hotelnya berbeda-beda dan di kota yang berbeda juga loh! Karena banyaknya peserta lah yang menjadi alasan perbedaan hotel dan kota tersebut. Untungnya, hotelku dan tempat pamerannya dekat. Aku senang!
Kembali ke kamar cantikku, membasuh tubuh lelahku dan merebahkan tubuhku diatas kasur nan lembut dan harum. Huaaah, hari yang lelah dan menyenangkan. Tak lama, akupun tertidur lelap di ranjang queen size itu. Paginya, aku terbangun dan menonton televisi. Aku juga menikmati breakfast ala western dari hotelku dan secangkir kopi hangat lalu memulai hari ketigaku di Kanada. Memilih pakaian hari keduaku untuk pameran dan make up sederhana untuk menghiasi wajah putih pucatku. Hm, selesai! Dress putih selutut dengan sedikit corak coral pink bernada lembut serta snikers putih favoritku dan tentunya rambut kuncir kuda ditambah pita putih kecil menghiasi rambut hitamku. Oke, aku siap!
Hari kedua pameran berjalan lancar dan mulus. Aku kembali ke hotel dengan rasa lelah dan tidak bisa bertemu megan karena megan ada acara dengan temannya di Toronto. Dijalan aku kembali ke hotel, aku melihat nenek tua menjual buah dan beberapa aksesoris handmade sedang menjual dagangannya. Hm, aku mengarahkan supir hotelku dan berhenti dipinggir jalan. Aku melangkahkan kakiku keluar dari mobil dan menghampiri nenek itu.
"Good night, madam. What is this?" Aku (tr : selamat malam, nyonya. Ini apa?
*menunjuk beberapa aksesoris disudut kanan meja*
"Good night too, young lady. Im selling a lot of woman accessories. There is bracelets,necklaces and some hairclips" nenek (tr : selamat malam juga, nona muda. Saya menjual banyak aksesoris perempuan. Ada gelang,kalung dan beberapa jepit rambut.)
"Are they handmade?" Aku (tr : apakah anda membuatnya sendiri?)
"Yes. I made them all" nenek (tr : ya. Saya membuat mereka semua.)
"I'd like to try this necklace and bracelet if you're don't mind." Aku (tr : saya ingin mencoba kalung dan gelang ini jika anda berkenan) *menunjuk beberapa jenis*
"Of course. You can try them, I bet they'll looks good on you!" Nenek (tr : tentu saja. Anda bisa mencoba mereka, saya rasa mereka akan cocok untuk anda.)
"Haha, what a kind of you, madam." Aku (tr : haha, anda baik sekali, nyonya.)
*nyobain gelang dan kalungnya*
"So pretty. Are they looks good on me? They has perfect size for me" aku (tr : cantik sekali. Apakah mereka cocok pada saya? Mereka memiliki ukuran sempurna untuk saya.)
"Yes they are! You're so pretty, dear young lady. You can have them on 50% percent price. They're looks good on you." Nenek (tr : benar! Anda cantik sekali, nona muda. Anda bisa membayar 50% dari harga aslinya. Mereka cocok sekali dengan anda.)
"Oh no, please let me pay in the real price. Im a foreigner here. Let me pay you properly." Aku (tr : oh tidak, biarkan saya membayar dengan harga sebenarnya. Saya orang asing disini. Biarkan saya membayar dengan benar.)
"Oh my, okay then." Nenek (tr : ya ampun, baiklah.)
KAMU SEDANG MEMBACA
2L (The World that I Want)
Teen FictionJ'espère que vous aimez cette histoire! Nb : all places,culture and information in this story are real and available based of author's research. The author will try her best to bring fine and good information for all dear readers. Author also tryin...