10

17 1 0
                                    

"Ayam goreng 1,gurame goreng 1,sayur asem, tempe sama tahu goreng trus bebek sambel ijo 1. Nasinya nasi uduk ya. Minumnya, kamu mau minum apa?" Aku
"Apa aja yang seger" matt
"Hmm lemon tea dingin 2" aku

Setelah pesananku diulang, waiter pun membawa catatan pesananku. Aku memperhatikan pacarku yang sibuk dengan tasnya. Dia mengeluarkan surface yaitu netbook yang layarnya bisa untuk tablet juga. Lalu mulai membuka email dan beberapa sosial medianya.

"Aku dicuekin nih" aku
"Im so sorry dear. Aku harus cek email ini sebentar aja. Ini franchise yang baru buka ditoronto. Just 10 minutes ok" matt
"Iya iya. Aku juga mau ngecek kerjaan deh" aku
"Ok" matt

Setelah mengecek pekerjaan masing-masing, tak terasa pesanan kami sudah matang dan sedang ditata di atas meja kayu milik kami. Matt langsung mematikan devicesnya dan begitupun aku. Kami bergantian ke wastafel untuk mencuci tangan.

"Lets dig in!" Aku
"Mari makan" matt

Lho kebalik kita hehe.

Kami menikmati makanan kami dan hanya bertatapan mata saja. NO TALKING. ONLY GAZING EACH OTHER.

Selesai makan, kita liat-liatan tapi agak awkward.
Aneh rasanya bisa bertatapan tanpa mengatakan apapun pada seseorang yang begitu aku harapkan kehadirannya selama ini. Rasanya kayak speechless dan kaget. Internal shock gitu. Tapi seneng tapi shock. Susah deh jelasinnya. #makanyacaripacar.docx

"Kok pas makan kita ga ngobrol ya" aku
"Kan kalo didrama-drama gitu kan mestinya kayak ngobrol kangen-kangenan gitu. Kok kita engga ya" aku
"Kalo aku personally, sangat meng-appreciate makanan. So whenever and whoever yang makan bareng aku except colleague or client purpose aku ga akan ngobrol. Food is something hard to get. Banyak orang yang gabisa makan. So, we have to appreciate it peacefully." Matt
'Aku makin suka deh sama kamu.' Batinku
"Kita sejalan rupanya. Aku juga kayak gitu. Makanya kalo ada temen deket makan sama aku dia pasti diem juga soalnya kalo dia ngajak aku ngobrol pasti aku cuekin trus endingnya aku ceramahin haha" aku
'Even our mind matching each other too.' Batin matt

~ utter silence ~
~awkward mode ON~
~selesai makan~

"Jadi" matt
"Hm?" Aku
"Aku cuma diindonesia 3 hari" matt
"Ha? Why? Ko cepet banget?" Aku
"Kemarin, aku lagi curhat ke temenku kalau aku suka sama kamu" matt
*pipiku ngeblush*
"Trus emh, mereka semua bilang mendingan cepet dijadiin hak milik sebelum diambil orang lain dan karena kita sangat jauh, aku juga khawatir kamu ngeraguin aku" matt *jantungku,tolong jangan berisik ugh*
"Aku minta maaf sebelumnya, kamunya jadi kayak barang gitu, dihak milik segala" matt

Aku cuma speechless dan meluk dia tanpa sadar. Entah rasa syukur atau perasaan apa yang aku rasain sekarang, yang pasti aku sangat BAHAGIA. Soalnya dia cerita ke aku kalo minggu ini dia lumayan sibuk dan dia bela-belain dateng untuk menyatakan perasaannya ke aku disini. All the way here, for me.

"Thank youu" aku
"Hehe i was desperately want to see you. Finally i made it. Hehe" matt
"Ok, ayo ke hotel" aku *wah gila kali ya, kalimat apa ini, 'Ayo ke hotel' what the heck* *terkejut sendirian*
"Ayo" matt *menjawab dengan kalem*

Wah, kedengeran cheap sekali aku. :')

Diperjalanan..

"Can i hold your hand?" Matt *malu-malu*
"Iya ok" aku *nervous,deg-degan,tahan napas*
Dia pegang tangan aku. Tangannya gede banget. Langsung sadar kalo tangan aku kecil ehe "-". Rasanya? Hangat. Kayak tangan papaku. Aku makin deg-degan dong, soalnya dia ubah posisinya jadi dikanan aku karna kita jalan di kiri. Dia juga tinggi banget kan, jadinya rada kaget kayak mendadak ada tiang disebelah aku. Maklum, postur badannya lebih mirip cogan yg suka ngegym. Makanya tinggi besar. Mungkin dia suka ngegym juga? Entahlah aku gatau..

Aku dan dia akhirnya sampe di hotel. Dengan segala rasa deg-deganku yang bahkan tak bisa kututupi lagi. Antara nervous dan blushing mungkin? Hatiku tolong tenanglah, nanti dia mendengarmu.
Setelah mengobrol banyak dan sempat tertidur di tangannya, akupun pulang. Hmm, sedih mau pisah lagi :(

Kita sempat telfonan selama perjalananku kembali ke rumah, tiba-tiba mama papa sudah menungguku didepan rumah.

"Gimana kencannya sayang? Kamu nemu dimana kok ganteng amat? Dia artis ya? Dia--" mama *bombardir pertanyaan*
"Ma, nanti aku ceritain. Sekarang aku mau tidur dulu, capek" aku
"Yah ga seru deh. Padahal mama udah penasaran" mama *penonton kecewa*

Aku hanya berjalan ke arah kamarku dan melemparkan diri ke kasur kesayanganku. Hari yang panjang,lelah tapi sangat, SANGAT MENYENANGKAAN. salah satu hari terbaikku. Aku tertidur lebih cepat dari biasanya dan membiarkan mimpi membawaku sebentar. setelahnya akupun terlelap hingga pagi pun datang beserta hangatnya matahari.

Setelah berpikir panjang, ada sesuatu yang ingin aku katakan padanya. Aku memendamnya sejak kemarin. Aku beranjak ke hotelnya dan mengabari dia kalau aku sudah sampai.

"Matt" aku
"Hm?" Matt
"Aku juga suka sama kamu. Sejak kita makan di restoran pasta siang itu. Aku juga sangat sangat sangat takut. Kamu tampan. Kamu pintar. Kamu juga humble. Aku takut kalau kamu terpikat sama gadis yang lebih baik daripada aku. Tapi aku juga gabisa apa-apa karena aku ga punya uang. Mungkin ini akan kedengeran cringy. But, i like you a lot. So much. I cant hold myself when i thinking about you. So, never doubt me about seeing another guy. Because you locked me with your presence, your charm and yourself." Aku

Dia cuma diam dan menatapku.

Dia tersenyum dengan sangat lembut.

Dia memelukku.

"So, no doubting each other ha?" Matt
"Yep, no doubting each other anymore." Aku

Kami tersenyum simpul sambil menatap satu sama lain. Rasa lega,senang atau lebih tepatnya bahagia sedang bersemayam dihati kami. Aku semakin berdebar saking bahagianya. Kami berjalan beriringan sambil menggandeng tangan. Dia mengajakku breakfast bersama. Aku bahkan menyeduhkan dia kopi dan membawakan roti favorit kami. Kami sangat menyukai croissant. Aku bahkan bilang padanya bahwa aku akan menciptakan resep croissantku sendiri. Dia hanya mengiyakan dengan senyum hangatnya. Kami romantis sekali sampai akhirnya waktu yang begitu keji membuat kami harus berpisah lagi.

-dibandara-
"Aku usahain kesini lagi ya, very soon." Matt
"That's okay. Sekangen apapun aku, kamu harus utamain yang penting disana." Aku
"You're the one, yang paling penting buatku." Matt
"I know. Take care of yourself. Jangan lupa telfon aku." Aku *aku tersenyum pahit*
*mataku mulai berkaca-kaca*
"I will miss you. Very much" matt
"Apalagi aku." Aku

Kami berpelukan sebentar tanpa memedulikan sekitar kami. Kami berharap waktu berhenti sebentar dan membiarkan kami dekat sejenak. Yah, namanya masih hangat, baru jadian. Udah harus ldr-an lagi. Hm :(

Aku mengantar pacarku *ekhem* ke imigrasi lalu sesaat sebelum dia pergi, dia kecup lembut atas kepalaku (karna dia tinggi!) dan kami pun, berpisah.

Akupun bekerja keras setelahnya. Aku mendapat pekerjaan tetap setelah magang dua bulan dikantor tanteku.  Aku menjadi sekretaris general manajer di kantor tanteku. Aku sudah cukup memiliki pengalaman soal presentasi dan sudah setingkat dengan mereka yang melamar menjadi sekretaris juga. Mereka yang menjadi atasanku tidak pernah menganggapku sebagai 'keponakan bossnya' tetapi hanya menganggapku sebagai anak magang biasa. Aku bangga sekali dengan kemampuanku. Mengumpulkan uang dan bekerja keras sampai liburan datang. Setelah melewati uts dan uas, akupun libur semesteran.

"Kamu ada rencana apa untuk liburan?" Mellie
"Hmmm.. samperin pacarku?" Aku
"Emangnya uangmu udah cukup?" Mellie
"Hmm.. entahlah, mungkin aku harus part time lagi sampe uangku cukup" aku
"Nanti kamu sakit loh kalau part time terus. Lagian dia kan lebih banyak uang. Dia bisa kesini" Mellie
"Aku sebenarnya ga enak karena dia yang selalu usaha samperin aku dan ngeluarin banyak uang" aku
"Yaudah, semangat ya Lora!" Mellie
"Iya, semangat!" Aku *ceria*

-être continu-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

2L (The World that I Want)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang