{PROLOG}

249 24 8
                                    

"Kalo lo mau membuat sejarah hidup, berusahalah keluar dari zona nyaman."
-ASHA-

"Kehidupan itu seperti matematika,, yang selalu bergantung pada orang lain untuk menyelesaikan masalahnya."
-DIAZ-

"Kehidupan itu bukan sekedar tolong menolong bukan?!"
-ANAM-

Kehidupan itu seperti tanda tanya yang diawali dengan banyak pertanyaan. Dan diakhiri dengan berbagai macam jawaban, entah itu benar atau sebaliknya.

Asha Pov
Jam menunjukan pukul 05.40 masih terlalu pagi buat gue ke sekolah. Oh iya! kenalin nama gue Sasha Anggita. Gue lebih suka dipanggil "Asha"

Tubuh gue lumayan bagus. Tinggi yang cukup, kulit putih, rambut coklat disertai gelombang, serta beberapa tambahan bakat gue yang gak ada habisnya dibidang non akademik membuat beberapa orang memuji gue di sekolah.

"Let's go!" seru gue bersemangat karena sebentar lagi akan ada pembagian kelas baru.

Diaz Pov
"....." Gue bergumam sambil mengikuti alunan musik di telinga gue dengan earphone. Sangat nikmat kalau lo benar-benar larut dalam alunannya.

Hari ini tepat dimana seluruh kelas akan diacak lagi, setelah satu tahun yang lalu. Mungkin bagi beberapa siswa berharap didatangkan hoki agar sekelas dengan para idol di sekolah. Salah satunya mungkin gue.

"Bunda denger kamu cukup diminati para cewek ya?" tanya bunda ke gue.

"Mungkin" Gue gak mau basa basi, karena pasti akan lebih panjang lagi pembahasannya.

"Wihh! seorang Diaz Erlangga menjadi idol disekolah" Goda bunda gue dengan nada yang bersemangat.

Gue cuma diam seribu bahasa dan menatap kearah jalan sambil bergumam "entah apa yang akan terjadi hari ini yaz."

Anam Pov
"Bismillah, ayo Pak Anwar jalan.." Ucap gue dengan sopan ke sopir pribadi yang umurnya lebih tua dari gue.

Meski dia hanya seorang sopir, setidaknya gue sebagai yang lebih muda dari Pak Anwar juga harus menghormatinya.

"Hmmpphh..ffiuhh" Gue menenangkan diri dengan menarik nafas lalu menghembuskannya sejenak sambil membuka kaca mobil yang sedang melaju menuju sekolah.

"Sudah sampai den Anam" ucap Pak Anwar ke gue.

Dan gue membalasnya sekali lagi dengan nada sopan "terima kasih pak"

Pak Anwar lalu membalasnya dengan senyum tulus disertai anggukan.

"Segilee Anam!!"

"Dada bidang tubuh tegap!idolaku!"

"Kulit putih,hidung mancung.pinter pulaaaa!!!!!!"

"Jago main basketttt!!"

"Alim pula"

"The best duh!!"

"Muhammad Anam! cocok sekali sikap dengan namanya."

Yah! itu lah kata-kata yang sering diucapkan para kaum hawa saat gue melewati mereka. Dan respon gue tentu saja hanya membalas dengan senyuman ke arah mereka.

🌻🌻🌻

"Lo itu kalo udah punya pendirian susah ya diubah!"
-asha-

"Selagi itu baik?kenapa harus diubah?!"
-anam-

"Setiap orang pasti punya pendirianya masing-masing bukan?!"
-diaz-

STAY POSITIVE [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang