2. Rival abadi

298 35 4
                                        

*ONG POV*

Kenangan semasa Sekolah ku masih berputar dengan cepat diingatan ku. Seberapa gigih dan berjuangnya aku takkan mampu mengalahkannya. Beruntunglah saat kuliah aku bisa bernafas lega ketika kami mengambil jurusan berbeda meskipun masih sekampus.

Ini tahun ke3 kami. Tapi ia masih selalu jahat padaku dengan memaksakan segala kehendaknya.

Sudah seminggu ini ia tak nampak disekitar kampus. Suasana cenderung tenang dan sedikit sepi. Ini Bukan rindu -harap dicatat dengan benar- aku yakin.

Benar!! Aku_____ Yakin

Tapi ada sesuatu yang kurang. Aku tak tau apa itu.

Itu rindu Ong!!

Aku yakin bukan!!
Kenapa juga aku harus rindu rival abadiku ini. Sudah 3 tahun nilai IPK ku selalu kalah darinya. Padahal secara intensitas kehadiran aku bahkan lebih sering masuk dibandingkan dengannya yang sering pergi mengurus bisnis keluarganya. Mengesalkan sekali bukan!!

Kondisi Angin musim Gugur yang mendekati akhir semakin merasuk sampai ke tulang. Biasanya, makan ramyeon panas dengan telur keju dan kimchi sangat enak. Tapi entah kenapa beberapa hari ini aku tidak napsu makan.

Itu karena rindu Ong!!

Sudah aku bilang BUKAN!!

"Muka mu agak merah Ong? Kau sakit? Apakah kau ingin makan dulu? Aku membawa bekal enak" sambut Jihoon yang diikuti kekasihnya Woojin saat kelas ku bubar

Kalian tidak lupa 2 makhluk yg dari dulu tidak pernah akur ini bukan?? nyatanya bulan lalu mereka berdeklarasi, menyatakan sudah berkencan selama 1 tahun. Aku benar benar merasa kecolongan, karena tak pernah menyadarinya. Aku bahagia mereka bersama, tapi aku masih merasa heran kenapa 2 orang yang tak pernah ada hentinya bertengkar bisa saling jatuh cinta. Entahlah....

Cinta itu..... Salah satu hal paling sulit untuk dimengerti kan??

"Aku tidak lapar Hoon. Aku akan ke perpus dulu untuk belajar. Kemarin aku janji bertemu Jinyoung sunbae" pamit ku

"Ohh... Baik lah. Hati hati ya" kata jihoon melambaikan tangannya dan melepasku pergi

Sebenarnya aku cukup tak enak membuat teman ku kecewa. Apalagi itu jihoon, ia selalu ada untuk ku dari dulu. Aku memutar balik haluan kembali membuka pintu kelas. Terperangah dengan pemandangan itu saat pintu terbuka.

Bagaimana tidak??
Di depan sana, aku melihat bibir woojin sudah beradu dengan bibir jihoon. Kami bertiga hening beberapa detik, sampai saatnya jihoon tersadar.

Braaakkkk

Woojin tersungkur karena dorongan panik jihoon. Jadi salahkan aku meragukan status hubungan mereka.

"Ehmm___ kalian bisa lanjutkan" ucapku langsung balik badan lari tunggang langgang.

"Seongwu....!!" panggil jihoon hampir mengejarku tapi ia kalah cepat dari ku

Aku berlari menuju perpustakaan dan mendapati meja dipojok untuk menetralkan nafas. Detak jantungku tak berhenti bertalu, entah karena lari entah karena malu melihat teman mu bermesraan didepan mataku.

"Apa yang kau lakukan?" bisik seseorang disamping ku yang membuat ku berjengit

"Ahh... Oppa!!aku kaget!" untung saja aku bisa mengendalikan suaraku

Jinyoung hanya terkekeh.

"Ku kira kau mencoba gaya membaca baru?"

Hahh??

Special WTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang