KC 7

128 12 0
                                    

Sallamah : "Bahkah yang lebih aneh lagi adalah Aku telah menggodanya sedangkan dia adalah Pendeta...!"

Yazid tertawa lantas berkata : "Aku tak menyangka bahwa Abdurrahman telah terkena musibah karenamu. Ceritakanlah padaku, sungguh Aku telah menghilangkan kecemburuanku. Demi Allah Aku menganggap Abdurrahman dalam hubungannya denganmu seperti pejantan unta yang tak lagi ditunggangi dan tidak dipekerjakan, yang diberi makan dan digemukkan untuk betina kemudian terlepas pada suatu hari dan terdampar di gurun pasir. Kemudian menemukan padang rumput hingga ia berubah menjadi liar dan buas, bahkan bekas kebuasan masih Nampak di wajahnya. Kemudian menerkam dengan kekuatan yang dahsyat. Setelah kesendirian dan keliarannya telah lama, tiba-tiba ia berpapasan dengan seekor unta betina yang terlepas dari kandangnya. Sedangkan betina tersebut sangat menarik dan sangat gemuk, terbalut oleh gajih dan daging. Lantas unta pejantan yang kekar itu melihatnya, lantas berkobar, menerjang dan mengaung, berpijak dengan kaki-kakinya, terdengar dari dadanya suara mendidih, sedangkan si betina telah menyiapkan diri di hadapannya!"

"Demi Allah, andai kata di kanannya Setan terdapat lelaki perkasa yang tampan sedangkan di kirinya terdapat wanita cantik yang mencintainya. Lantas Setan membentangkan kedua lengannya kemudian menjauh, kemudian mundur memasukkan kedua lengannya dan bertemu, sungguh ini seperti keadaanmu dan Al-Qos!"

Sallamah : "Tidak, -Demi Allah- Wahai Amirul Mukminin. Tidaklah Abdurrahman di antara lelaki seperti cuka ataupun arak. Dan tidaklah pejantan (yang Kau sebut) melainkan hanya seekor unta. Aku rasa Setan tak mengenal lelaki ini (Abdurrahman). Lantas, apakah setan akan menggoda seorang lelaki yang berkata : "Sesungguhnya Aku senantia mengetahui pikiranku, sedangkan pikiranku tak pernah berubah." Dia adalah lelaki yang pondasinya adalah [ بُرْهَانَ رَبِّهِ]. Suatu ketika Aku berupaya menggodanya wahai Amirul Mukminin. Aku berdandan dan mempercantik diri. Aku banyak berkata tentangnya pada diriku sendiri, sungguh dia adalah lelaki yang telah melumuri masa mudanya dalam keadaan kosong dari wanita, lantas menemukan wanita hanya diriku seorang. Aku bernyanyi untuknya wahai Amirul Mukminin dengan segenap ragaku. Baginya Aku seolah sutera yang lembut yang berkibar terbentang di hadapannya lantas dilipat. Aku duduk layaknya wanita yang tidur di kasurnya sedangkan tempat kami saat itu sepi (tak ada orang lain). Di hadapannya Aku merasa seperti buah yang matang nan manis yang berkata kepada orang yang memandangnya : "Makanlah diriku!".

Yazid : "Celaka Kamu! Lantas apa yang terjadi setelah itu?"

Sallamah : "Setelah itu wahai Amirul Mukminin, dia mencintai dengan sepenuh hati. Mencintaiku dengan cinta yang meletihkan. Dia tak memandang kecantikan, godaan dan kepasrahanku. Hanya saja Setan telah datang menyogoknya dengan emas, yang ia bertransaksi dengannya."

Yazid lantas tertawa dan berkata : "Tidak, demi Allah. Sungguh Setan telah menawarkan darimu emas, mutiara dan semua permatanya. Bagiku mana mungkin cara ini tidak akan berhasil. Andai kata Setan menyogokku dengan ini semua dengan Dirham, niscaya Kau akan mendapati Amirul Mukminin sebagai saksi yang dusta!"

Sallamah : "Hanya saja Aku tak berputus asa wahai Amirul Mukminin. Aku telah berusaha untuk tampak sebagai wanita, namun tak berhasil. Aku berusaha untuk menjadi Setan wanita, namun Aku tetap kalah. Aku berupaya agar dia melihat naluriku, namun dia sama sekali tak melihatku dengan naluri. Tiap kali Aku berusaha untuk mendekatinya dengan penuh ketenangan, malah Aku menemukan di kedua matanya sesuatu yang tak berubah seperti cahaya bintang. Seolah-olah pandangannya itu - Demi Allah- seperti tongkat yang kokoh. Seolah-olah dia memandang kecantikanku sebagai hakikat dari ibadah, dan melihat dongeng berhala di jasadku. Dia datang memandang diriku sebagai wanita cantik, lantas pergi dan menganggapku sebagai wanita biasa."

"Aku belum berputus asa atas semua itu wahai Amirul Mukminin, sebab permulaan cinta akan menuntut akhirnya hingga mati. Abdurrahman sering mengunjungiku, bahkan tiap pagi dan sore lantaran cinta dan ketergantungannya padaku. Suatu ketika Aku menjanjikannya agar menemuiku di malam hari untuk menyanyikan [أَلَا قُلْ لِهَذَا الْقَلْبِ] untuknya, Aku telah mengubah nadanya sedangkan ia belum pernah mendengarnya. Aku berdiam diri sepanjang hariku menghirup udara Abdurrahman dari kerinduanku padanya. Aku membayangkan gelapnya malam seperti jalan yang memanjang pada ujung yang tak nampak, menghanyutkan jiwaku bersamanya. Aku sesempurna mungkin berhias diri dan membenahi sikapku. Aku masuk ke dalam kumpulan bunga-bunga, lantas Aku berkata kepada bunga yang terindah yaitu bunga mawar yang ku letakkan di dadaku : "Wahai saudariku, tariklah pandangannya padamu, mana kala pendangannya telah terpaku padamu, naik dan turunlah bersamanya perlahan demi perlahan..."

Yazid berkata : "Dia pastinya kebingungan, terus terus?"

Kesucian Cinta (Kisah Cinta Sallamah & Abdurrahman Al-Qosh)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang