"Semakin hari dunia semakin kejam. Dunia hanya berpihak kepada manusia berada dan good looking."
*****
Kenzo menyedot es tehnya seraya menyimak obrolan kedua sahabatnya, Gian dan Bisma. Ketiga cowok paling populer di SMA Brawijaya itu seperti biasa sedang membolos di warng Bu Jum. Sudah dipastikan jika jam pelajaran Pak Abdul atau sering dijuluki Rambut Jabrik oleh Kenzo itu pasti mereka tidak hadir.Sejak kelas sebelas Kenzo,Gian, dan Bisma benci pelajaran Kimia. Dari dulu hingga sekarang gurunya selalu Pak Abdul dan mereka malas mendengarkan guru satu itu. Suaranya yang sangat mendayu membuat mereka seperti mendengar lantunan lullaby.
"Lo tau gak..."
"Gak," potong Bisma membuat Gian melempar kacang atomnya.
"Gue belum selesai ngomong!" geramnya kesal.
"Yaudah lanjutin," ucap Kenzo menengahi. Ekspresinya memandang Gian serius.
"Gue kemarin ketemu cewek yang body-nya beuhhhh, aduhai, bohai, semlehoy," ucap Gian menggebu.
Tak, Bisma memukul kepala Gian yang duduk dihadapannya menggunakan sumpit yang sedang dia pegang. "Lo kebiasaan, kalau lihat cewek yang bening dikit langsung ileran matanya."
Gian menyuapkan batagor ke mulutnya dengan tenang, "berarti itu tandanya gue cowok normal, enggak kayak sahabat lo yang satunya itu, dari jaman SMP enggak pernah tertarik sama cewek." Gian melirik sekilas ke arah Kenzo dan dibalas Kenzo dengan tatapan tajam seperti ingin menguliti Gian hidup-hidup.
"Apa lo ngelirik-ngelirik gue?! Lama-lama gue colok juga mata lo pakai sedotan!" Berang Kenzo dengan mendekatkan ujung sedotan yang tadi dia dikit tepat di depan mata Gian.
Cowok dengan senyum menawan itu beringsut takut melihat muka Kenzo.
"Bukannya gue enggak tertarik sama cewek. Tapi, lo pada tau sendiri cewek jaman sekarang mainnya bar-bar. Lihat cowok bening dikit langsung diakuin calon suami. Cuih, jijik!" ucap Kenzo membela diri.
Di generasi Z sekarang ini memang fakta itu tidak bisa dipungkiri. Banyak cewek yang sudah tidak punya urat malu. Cowok ganteng dikit langsung diklaim sebagai calon masa depan, jodoh masa depan, dan lebih parahnya lagi tidak jarang juga yang lihat cowok ganteng langsung bilang rahimnya anget. Woy lah, lihat doang bisa ngehangatin rahim. Halu kalian kebangetan.
Diantara ketiga temannya memang Kenzo lah yang tidak pernah dekat dengan cewek. Berbanding terbalik dengan Gian yang hampir setiap minggunya ganti pasangan. Saat ada perempuan yang dengan terang-terangan bilang suka ke Kenzo, saat itu juga Kenzo akan menolak perempuan itu mentah-mentah. Bukan kejam. Kenzo hanya tidak ingin memberi harapan kepada orang yang terlalu berharap lebih padanya.
Cengiran tengil Bisma yang sudah lama tidak dia tunjukkan tiba-tiba muncul. Dia merangkul bahu Kenzo sok akrab. "Gue kayaknya punya kandidat cewek yang cocok buat jadi pacar lo."
Kenzo menyingkirkan tangan Bisma yang masih bertengger di bahunya. "Jangan jodoh-jodohin gue lagi, Bis Tayo!" geramnya yang sudah hafal dengan Bisma. Sahabatnya yang satu ini memang yang paling gencar mencarikan dia pacar.
"Kali ini gue beneran. Ada satu cewek di sekolah ini yang gue yakin dia bakal jadi cewek satu-satunya yang bisa narik perhatian lo," ujar Bisma penuh keyakinan.
Kenzo menatap Bisma tidak yakin. Jarang sekali dia melihat keyakinan yang begitu besar dari Bisma. "Lo yakin banget?"
"Yakin, seratus persen."
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZORA [Kenzo & Ara]
Novela JuvenilRank #2 Uwuphobia "Gimana, mau jadi pacar gue?" tanyanya dengan menaikkan satu alisnya. "Atas dasar apa lo mau gue jadi pacar lo?" "Atas dasar ketampanan gue, kekayaan gue, dan yang pasti kesetiaan gue?" jawabnya yakin. "Setia? Gue ragu." ...