"Lindungi hatimu dari cinta yang hanya hadir sementara dan jagalah hatimu untuk cinta yang hadir selamanya."
*****
Sudah terhitung satu jam Ara duduk di ruang tamu rumah Kenzo. Ruang tamu megah itu terasa dingin karena hujan diluar tak kunjung reda. Intan menyuruhnya untuk menginap satu malam disana. Karena hujan masih sangat deras, terlebih tadi baju Ara kuyup.
"Sayang, kamu nanti malam tidur di kamar tamu samping kamar Adel ya," ujar Intan yang mendekatinya sambil membawa kue jahe yang baru saja keluar dari oven. Aroma kue jahe yang masih mengepulkan asap itu menusuk indra penciuman Ara.
Ara mengangguk, dia merasa sangat merepotkan keluarga Kenzo. "Terima kasih, Tante," ucap Ara di angguki Intan.
"Yuhuuu, Kenzo datang dengan sejuta pesona manja membahana," ucap Kenzo sambil berjalan menuruni tangga. Rambutnya masih basah, pertanda cowok itu baru saja menyelesaikan acara mandinya.
Adel yang hendak menyomot kue jahe buatan mamanya menengok ke arah Kenzo sekilas. Anak SD itu mencibir tingkah kakaknya. "Jijik," desis Adel yang merasa kakaknya kepedean.
Kenzo yang mendengar itu hanya meledek Adel dengan menggoyangkan pantatnya. "Iri? Bilang bos."
Intan yang sudah tidak asing dengan perdebatan kedua anaknya hanya menggelengkan kepala. "Ara, bantuin tante siapin makan malam yuk. Sebentar lagi Opa bakal datang," ajak Intan.
"Ayo, Tante," jawab Ara semangat.
"Opa mau ngapain, Ma?" Kenzo bertanya sambil menyomot kue jahe kesukaannya.
"Papa ajak Opa makan malam sebelum lusa Opa bakal pergi naik haji," terang Intan.
Kenzo manggut-manggut mengerti. Sepersekian detik berikutnya sebuah ide brilian terlintas di otaknya. "Kenzo mau nitip unta ah," ujar Kenzo membuat mata Adel berbinar.
"Adel mau nitip pinguin," imbuh Adel membuat Kenzo yang sedang mengunyah kue jahe sontak langsung terbatuk.
"Si kecil semakin tolol ya, Bund. Mana ada pinguin di padang pasir, ntar yang ada bukan angsa kutub tapi malah angsa gurun," gerutu Kenzo.
*****
Pagi hari ini cuaca sangat cerah, layaknya perasaan seorang cowok yang baru saja keluar dari kamarnya. Orama tanah yang semalam terguyur hujan masih menyeruakkan aroma yang khas. Menenangkan.
"Jam segini baru bangun. Rejeki Kakak udah dipatok sama Jupri," komentar Adel yang melihat Kenzo menuruni tangga sambil menggusar rambutnya.
"Jupri siapa lagi sih? Heran gue, kenalan lo banyak banget."
"Itu, Jupri ayamnya Mpok Eti," jawab Adel sambil menikmati roti kacang.
"Mbok Eti siapa lagi anjir."
Adel membuang nafasnya kasar. "Itu lhoh Mpok Eti tetangga baru kita," jawab Adel.
Fix adiknya sudah tercemar virus mama muda. Dengan malas Kenzo hanya mengangguk untuk menanggapi adiknya. Adel adalah golongan anak kecil yang hobinya bergaul dengan ibu-ibu komplek. Jadi maklumlah dia bisa hafal semua yang ibu-ibu komplek miliki.
Kenzo berjalan ke arah dapur, berharap dia menemukan mamanya. Dia merasa rindu dengan mamanya, dia merasa sudah lama dia tidak menjaili cinta pertamanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZORA [Kenzo & Ara]
Roman pour AdolescentsRank #2 Uwuphobia "Gimana, mau jadi pacar gue?" tanyanya dengan menaikkan satu alisnya. "Atas dasar apa lo mau gue jadi pacar lo?" "Atas dasar ketampanan gue, kekayaan gue, dan yang pasti kesetiaan gue?" jawabnya yakin. "Setia? Gue ragu." ...