Jangan lupa follow akun wattpad-nya yah ❤
Instagram juga 😂@srisovia__
Jangan lupa vote dan komentarnya
Selamat membaca 🧡
____________________________________________Memasuki masa putih abu-abu merupakan saat yang paling di tunggu setiap orang, masa dimana kita melangkah lebih jauh, masa dimana kita mencari jati diri, dan masa dimana kita mencoba hal -hal baru yang pastinya berbau positif.
Begitupun yang kini seorang gadis rasakan, besok status nya bukan lagi anak SMP, tetapi SMA. Menyandang gelar SMA seakan ada kebanggaan tersendiri, kata orang, masa itu adalah masa terindah dalam hidup.
Ya ... kata orang .
Namanya Rafifa Aulia Wijaya, panggil saja Raya, entah apa yang menyebabkan panggilan nya bisa jauh dari nama aslinya, dua bulan lagi usia nya genap 15 tahun.
Semoga saja Raya bisa menikmati dan melalui masa putih abu-abu nya dengan indah, tentu ia pun berharap yang terbaik untuk hari esok.
Ya, semoga saja.
Raya tau bukan hanya hal indah saja yang akan ia lalui, karna sejatinya semua hal akan berjalan searah, ada bahagia ada duka, ada cinta ada air mata.
Tapi, apakah ia juga akan merasakan apa yang namanya jatuh cinta?
Duarrrr
"Astaghfirullah."
Raya tersentak kaget, seketika lamunan nya buyar, ia berbalik melihat si tersangka dan ternyata itu Dava, orang ini memang paling menyebalkan bagi Raya.
"Kak Dav ihh,kaget tau."
"Habisnya ngelamun, kesambet baru tau rasa kamu Ray," ujar nya tertawa bahagia.
Kakak laknat memang.
"Jangan nakut-nakutin napa ihhh."
"Kakak gak nakut-nakutin Ray, cuma ngingetin aja."
Dava mengelus rambut adik nya gemas, bagaimana pun juga ia sangat menyayangi adik kecil nya ini.
"Gimana persiapan buat besok? Sudah beres semua kan?" tanya nya
"Udah dong kak, adikmu ini kan rajin."
Dava berdecak, rajin apanya coba? bangun saja kadang kesiangan.
"Ya sudah baguslah kalo beres, awas jangan sampe ada yang kelewat kalo gak mau kena hukum!"
Raya hanya berdehem sebagai jawaban.
"Ya sudah kamu tidur sana! Sudah malam."
"Iya kak."
Dava tersenyum dan mengecup kening Raya sebelum pergi.
"Good night baby."
Raya merupakan anak terakhir dari empat bersaudara, dan merupakan satu-satu nya wanita di keluarganya, tentu saja hal itu membuat ia sangat di istimewakan, kakak -kakak nya sangat menjaga dan melindungi Raya, tapi bukan berarti mereka kakak posessif seperti di novel - novel.
Ayah nya seorang Dokter Spesialis Bedah, namanya Ardi Wijaya, beliau juga pemilik sah dari Rumah Sakit Wijaya Medical Center.
Bagi Raya, papah nya adalah hidup nya.
Ibunya bernama Francisca Immanuella Wijaya, sayang beliau sudah meninggal sejak Raya masih berusia empat tahun.
Sekarang giliran kakak-kakak nya Raya ok!
Pertama Muhammad Raka Wijaya, di usia nya yang ke 24 tahun dia sudah menjadi seorang Dokter seperti papahnya, bahkan sekarang tengah menjalani PPDS sebagai Residen Bedah tahun kedua, keren sih pastinya.
Kedua Arvan Alaska Wijaya, usianya masih 22 tahun, tapi dia sudah memiliki perusahaan sendiri, memang baru merintis, tapi kecerdasan nya di dunia bisnis tidak perlu di ragukan, sosok nya yang tegas dan dingin seakan menjadi ciri khas seorang Arvan.
ketiga Dava Altaf Wijaya, kakak paling rese yang Raya punya, mereka saling menyayangi dengan caranya sendiri, usianya baru 17 tahun, sekarang dia menjadi siswa tingkat akhir di sekolah nya, sekolah yang sama seperti adiknya.
Besok adalah hari pertama Raya akan menjalani MOPD ( Masa Orientasi Peserta Didik ), entah harus bahagia atau berduka, mengingat kegiatan seperti itu tak akan selalu menyenangkan, tau sendirilah bagaimana tingkah manusia di negara +62, masa orientasi seakan jadi ajang balas dendam kakak kelas.
Raya akan sekolah di Rayendra internasional School, sekolah swasta favorit yang tidak semua orang bisa memasukinya.
Semoga harinya besok bisa berjalan dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raya' Story✓
Teen FictionApa salahnya jika aku kekanakan? Bukankah menyayangi tidak harus memandang kepribadian? Kenapa? Kenapa sifat kekanakan ku selalu dipermasalah kan? Aku memang selalu ingin dinomor satukan, tapi apakah itu salah? ☀️☀️☀️ Ini diari kehidupan seorang R...