part 3

22.3K 1.8K 52
                                    

Berbeda dengan hari pertama, di hari kedua lebih banyak di isi dengan kegiatan lapangan.

Seperti saat ini contohnya, semua Peserta di perintahkan untuk mendapatkan tanda tangan Panitia, minimal sepuluh buah, tentunya dengan waktu yang terbatas.

Raya bersama kedua sahabat nya tengah mencari Panitia untuk melengkapi daftar tanda tangan yang di butuhkan, jika saja semua panitia sifat nya sama, mungkin dalam waktu lima menit pun mereka sudah mendapatkan nya, sayang nya Panitia justru malah mempersulit para Peserta.
 
"Baru dapet sembilan nih, satu lagi ke siapa yah?" Putri nampak bingung sebab tak menemukan panitia yang kosong.

"Ho'oh, mana bentar lagi waktunya habis lagi, pokonya gue gak mau kena hukum," sahut Naira.

"Ray, ke Kak Dava aja yuk? mungkin saja dia mau berbaik hati," tambahnya.

"Ih ogah, bukannya dapet tanda tangan, yang ada malah badan kita bonyok-bonyok," balas Raya asal.

"Tuh liat! ada Panitia yang kosong ,kita kesana aja yuk," ajak Putri ceria.

"Yakin mau minta tanda tangan kakak Panitia yang bibirnya kaya cabe rawit? aku sih punya firasat buruk kalau kesana," ungkap Raya ragu.

"Iya bener, Put, gue juga gak yakin deh kalo dia bakal mempermudah kita dapetin tanda tangan nya, dari wajahnya aja keliatan songong, kaya Nenek Lampir mau nerkam buaya," bisik Naira Cekikikan.

"Udah ah kita kesana aja, yang penting kita dapet tanda tangan, keburu habis nih waktunya."

Tanpa kesepakatan, Putri  menarik tangan Raya dan Naira.

Sesampainya di depan Panitia tersebut, mereka berdiri sopan dan hormat .

"Siang, Kak," sapa mereka.

"Kalian pasti mau minta tanda tangan kita kan?" ujar salah satu dari mereka tampak menyombongkan diri.

"Iya, Kak, benar."

"Boleh aja, tapi ...  ada syarat nya," balas Tiara tersenyum smrik, Raya sepertinya harus waspada .

" ..... "

Raya, Naira, dan Putri terdiam.

Mereka sudah menduga jika Panitia di depan nya ini pasti akan mengerjai mereka.

"kamu, yang pake jam biru," tunjuk Monica ke arah Putri.

"Iya, Kak."

"Kamu harus cari Panitia yang bernama Rian, terus tanya kapan tanggal ulang taun dia!" Perintahnya tersenyum meremehkan.

"Kamu!" tunjuk Lexa pada Naira.

"Cari Panitia yang namanya Dio, terus lo harus dapetin foto bareng dia.".

"Dan lo!"  tunjuk Tiara galak.

"Saya, Kak ?" tanya Raya menunjuk diri nya sendiri.

"Ya iyala, emang nya siapa lagi hah?"

"Selow aja Kak, jangan sambil ngegas."

Tiara semakin menajamkan mata nya, berani sekali anak baru ini.

"Berani sekali kamu hah!"

"Ma'af, Kak," cicit Raya pelan.

"Lo harus nyatain cinta ke Ketua OSIS kita," ucapnya final.

Gila tuh cabe giling, masa gue harus minta foto sama orang yang gak gue kenal?_umpat Naira dalam hati.

Ya Allah, tuh Panitia rese banget, aku kan gak tau yang namanya Rian itu yang mana, nyiksa banget ihh_batin Putri

Raya' Story✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang