Part 4

19.7K 1.5K 29
                                    

Kring ... kring ... kring.

Alarm dari jam weker berbunyi nyaring, Raya terperanjat kaget, ia memijat pelan kening nya yang berdenyut, ingatkan Raya untuk menyingkirkan jam weker nya itu.

"Sttt, jam berapa sih ini?"

Mata Raya terbelalak melihat jarum jam menunjukan pukul 06.45 WIB, kenapa tidak ada yang bangunin?

"Gawat, aku kesiangan," panik Raya.

Raya langsung berlari ke kamar mandi, hanya lima menit ia membersihkan diri, sepuluh menit kemudian Raya ke bawah menemui keluarga nya.

"Pagi, Pah, Kak," sapa Raya mencium pipi mereka.

"Kak Dav mana, Pah?"

"Sudah berangkat dari tadi, Dek."

Raya mengangguk, ia sudah menduga nya, ahh apa mungkin Dava memang sengaja membiarkan ia kesiangan?

"Pah, aku berangkat yah, Assalamu'alaikum."

Ia sudah kesiangan, bagaimana nasib nya nanti?

Arvan mencekal tangan Raya, dia tidak membiarkan Raya pergi.

"Sarapan dulu, Ray."

"Nanti di sekolah aja, Kak. Udah terlambat nih, Kak."

Raya berlari keluar setelah mengecup pipi Arvan, ia tidak mempedulikan teriakan Raka yang menyuruhnya kembali.

Sekitar tiga puluh menit perjalanan, Raya sampai di sekolah, ia segera berlari kelapangan, dan ternyata benar saja kegiatan nya sudah di mulai.

"CEPAT KAU, DEK! LAMBAT KALI KAU, DEK, MACAM KEONG SAJA."

Seorang Panitia meneriaki Raya lantang, Raya mempercepat larinya, sialnya ia malah tersungkur setelah menginjak
tali sepatu nya sendiri, tentu saja hal itu menjadi tontonan gratis.

"Hahahahahaa."

Kebanyakan dari Peserta menertawakan Raya, membuatnya menunduk malu, namun tak sedikit juga yang khawatir, terutama Dava dan ... Raihan.

"Siapa yang nyuruh kaliah tertawa hah? Teman macam apa kalian?" bentak salah satu Panitia, ternyata itu Black, sahabat Dava.

"Cepat gabung ke barisan kau, Dek! Duduk terus, mau jadi suster ngesot kau, Dek?"

Ingin sekali Raya berkata kasar, ia kira Black akan membela nya, eh akhir nya sama saja, Panitia memang tidak ada yang baik.

"Kalian niat tidak sekolah disini, hah? Baru tiga hari saja sudah banyak yang kesiangan, bagaimana nanti nya? Kalian pikir ini sekolah kakek kalian! Jangan se'enak nya jadi orang! Baru jadi Peserta saja sudah banyak tingkah," marah Dava dengan wajah garang nya.

Tidak ada yang membantah bahkan mengangkat wajahnya, mereka menunduk ketakutan, Dava benar-benar menakutkan saat ini, bahkan Raya sendiri pun merasakan hal yang sama.

Beberapa Panitia keamanan menggeledah tas karung yang Peserta kenakan, banyak hal-hal tak wajar yang seharusnya tidak mereka bawa, make up, skincare, bahkan kunci mobil dan motor dari berbagai merk terkenal.

Dava memegang berbagai alat kecantikan hasil sita'an, dengan teganya ia membuang barang itu begitu saja, beberapa Peserta menjerit kaget, mungkin mereka salah satu pemilik barang itu.

"KALIAN MAU SEKOLAH ATAU MAU APA, HAH? KALIAN MAU MODUSIN PANITIA? KALIAN PIKIR DENGAN KECANTIKAN KALIAN, KAMI BAKAL LULUH BEGITU SAJA, HAH?"

Bahkan Panitia pun kini ketakutan dengan dengan nya, Dava memang sangat tegas akan hal seperti ini, ia tidak segan-segan menegur orang-orang yang bertingkah, walaupun orang itu anggota OSIS.

Raya' Story✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang