Tok..tok..tok..!!!
"Lisa!!! Bangun!!! Lo gak ke kampus hari ini? Kalo emang enggak, gue langsung berangkat aja ya!"
Ya,sudah setiap pagi suara pria ini menjadi alarm di dalam kamar Lisa. Dialah Boby, tetangga yang dari kecil selalu menemani Lisa kemanapun Lisa pergi. Boby selalu menjemput Lisa dari rumahnya menuju ke sekolah, kemudian mengantar Lisa ketika pulang sekolah. Mulai dari mereka SD hingga SMP dalam hal pergi ke sekolah ini, selalu mereka lakukan bersama. Lisa dan Boby bersekolah di satu sekolah yang sama. SMA pun juga begitu. Yang membuat berbeda adalah mereka tidak lagi pergi dan pulang menggunakan sepeda masing-masing, melainkan meggunakan motor Boby. Dengan universitas? Berbeda dengan ini. Mereka memiliki pilihannya masing-masing. Hanya saja kampus Lisa dan Boby searah dan tidak begitu jauh. Jadi, Boby akan tetap menjemput Lisa dengan motor bysonnya setiap pagi.Boby adalah anak tunggal dari keluarga Bramantyo. Sedangkan Lisa,ia juga anak tunggal dari keluarga Giordano. Keluarga mereka sudah cukup dekat. Bagaimana tidak, jarak rumah mereka yang dekat dan umur anak semata wayang yang juga sama, menjadikan dua keluarga ini memiliki hubungan yang cukup erat. Terutama ketika liburan sudah tiba. Dua keluarga ini biasanya akan pergi berlibur bersama.
"Ya! Tunggu dibawah 15 menit lagi! Oh Tuhan, kenapa gue selalu bangun kesiangan sih." Lisa beranjak dari tempat tidurnya dan langsung berjalan malas menuju kamar mandi.
"15 menit lagi lo gak turun, gue berangkat."
"Iya Boby! Tunggu dibawah aja sana!" Percaya atau tidak , Lisa hanya mencuci muka kemudian menyikat gigi dan langsung mengganti bajunya. Yang ada di pikirannya adalah make up dan parfum akan menutupi kenyataan bahwa pagi ini ia tidak mandi. Dan Kurang dari 15 menit Lisa sudah turun untuk menemui Boby.
"Yuk!" Lisa menuruni tangga sambil menatap Boby yang sedang asik dengan gadgetnya.
"Lo gak mandi Lis? cepat banget?" Wajah Boby terlihat sangat kaget melihat Lisa sudah rapi dengan kemeja biru yang dipadukan dengan rok selututnya.
"Lo ini mau gue cepat atau lama? Banyak nanya ah! Ayo buruan!" Lisa menarik tangan Boby dengan sangat kuat agar Boby bangun dari tempat duduknya.
"Ma...aku berangkat ya. Dahhh..."
"Lisa! Boby! Sarapan dulu!" Suara mama Lisa seperti setengah berteriak meminta mereka untuk sarapan sebelum mereka pergi.
"Udah gak sempat ma! Aku sama Boby makan di kampus aja!!! Daah ma." Mama Lisa hanya menggeleng-geleng kepala melihat Boby yang ditarik-tarik oleh Lisa seperti itu.
Motor Boby akhirnya melaju dengan kecepatan 40km/jam. Sambil mengendarai motornya, Boby juga mengeluarkan ceramah pagi harinya untuk Lisa. Suaranya yang cukup kuat di maksudkan agar Lisa bisa mendengar apa yang di katakannya di motor tersebut tanpa terlewat satu kata pun.
"Lis! Bisa gak sih gue sampe di rumah lo itu, lonya udah ready. Nih ya gue kasih tahu ke lo! Dari SD sampe sekarang kita kuliah, kalo gue hitung dan ingat-ingat lagi, lo itu bangun sendiri cuma 3 kali." Setiap menit berganti, Boby melihat kearah Lisa melalui kaca spion motornya,ia hanya ingin memastikan kalau-kalau Lisa tidak mendengar apa yang di ucapkan olehnya.
"Waktu kapan aja emang?" Lisa menjawab dengan santainya sambil memperhatikan kendaraan yang saling salip-menyalip di sebelah motor Boby.
"SD, hari pertama kita dikelas 6, SMP hari pertama kita UN dan SMA waktu farewell party sekolah kita. Dan itupun karena lo yang musti pagi-pagi banget pergi ke salon."
"Hahaha... kok lo inget sih? Gue aja udah lupa. Denger ya Boby! Sistem kerja otak lo itu bisa terganggu kalau lo masih terus ingat-ingat masa lalu!" Lisa mengatakan hal tersebut dengan volume suara yang bisa di bilang orang di jalanan itu pun tahu apa yang ia katakan.
"Apaan sih lis! Gue ini orang yang cepet move dari apapun! Beda dengan lo. Buktinya, sampe sekarang lo masih nunggu Fian kan? Yang udah jelas-jelas ngilang gitu aja tanpa ngabarin lo!"DEG!
Rasanya jantung Lisa berhenti berdenyut di saat itu juga. Setelah Boby selesai mengucapkan hal itu. Hanya terdengar suara klakson motor dan mobil yang memenuhi telinga Lisa. Lisa bingung, kesal, kecewa, sedih dan menyesal. Fian adalah kekasih Lisa sewaktu ia duduk dibangku SMA dulu. Fian dengannya sudah berpacaran selama kurang lebih 2,5 tahun.
OSPEK yang mempertemukan mereka berdua, karena Fian dan Lisa satu kelompok waktu itu. Mereka juga cukup sering dihukum bersama, karena mereka terlambat mangikuti apel pagi atau bahkan melakukan kesalahan-kesalahan kecil. Ya maklum, Boby kadang meninggalkan Lisa jika ia terlalu lama. Lisa dan Fian menjadi akrab setelah tabrakan yang terjadi di depan ruang kepsek saat itu. Lisa yang baru saja selesai melaksanakan piket kebersihan ruang kepsek,berencana menemui Boby yang sudah menunggunya dari tadi.
Namun ternyata,BRRAAKK...!!!
"Aduh... maaf Lis. Gue gak sengaja. sini gue bantu berdiri. Lo gak papa kan?" Fian mengulurkan tangannya agar Lisa bisa berdiri dengan mudah.
"Ia gue gak papa. Gue bantu beresin ya." Fian membawa tumpukan buku yang ternyata
buku-buku temannya yang harus ia kumpulkan di ruang guru siang itu.
"Kalo gitu gue duluan ya? Mau ngumpulin ini soalnya. Takut ruang guru keburu ditutup."
"Oh...oke. hati-hati ya jangan nabrak lagi." Lisa mengatakannya sambil tersenyum karena melihat Fian yang berlari kecil sambil membawa tumpukan buku-buku itu.
"Lo ngapain sih! Lama banget!" Ternyata, Boby menyusulnya ke ruang kepsek karena ia sudah menunggu Lisa terlau lama.
"Udah selesai bawel! Tadi gak sengaja nabrak Fian, sama-sama buru-buru sih. Dah yuk! Gue simpen ni sapu baru kita balik" sembari menunjukkan jempol di hadapan Boby.
"Bilang aja itu akal-akalan lo kan! Biar kayak yang di FTV-FTV gitu! Udah basi!" Lisa tidak menghiraukan racauan Boby. Ia hanya berharap Fian merasakan hal yang sama dengannya. Tentu saja hati yang berbunga-bunga.CIIITTT...!!!
"Lo gimana sih! Ngelamun ya?!" Boby sedikit kesal karena helm yang di pakai lisa menghantam helmnya ketika ia mengerem.
"Ya lo yang gimana! Harusnya lo kasih tahu kalo lo mau ngerem!" Lisa masih kesal dengan Boby karena ia sudah berhasil membuat Lisa kembali memutar kepingan memori yang berhubungan dengan Fian pagi itu."Dih! Apaan sih nih anak. Ngaco banget ngomongnya!" Lisa langsung pergi tanpa mengucapkan apapun pada Boby. Yang ada di dalam kepalanya sekarang adalah apakah ia harus berhenti mengharapkan Fian yang akan kembali untuk menemuinya? Atau justru ia harus melupakan Fian dan berhenti berharap untuk bertemu lagi dengan pria itu.
"LISA!!!" Misha berlari ke arah Lisa. Lisa tidak menoleh sedikitpun ketika namanya di panggil.
"HEI! Gue manggil lo dari tadi. Lo ngelamun ya? Do you have a problem?"
"Hai Sha. Sori gue ngelamun tadi. Gak ada masalah sih. Cuma lagi laper aja hehe... by the way lo udah dari kelas ya? Kok dari arah sana?" Lisa heran melihat Misha yang menghampirinya dari arah kelas, ia berharap hari ini dosennya tidak masuk. Ia ingin menenangkan pikirannya sejenak.
"Iya.. buk Sonia gak masuk. Katanya dia lagi di luar kot..."
"APA! Dia gak masuk? Serius lo? Lo tau gak? Gue berangkat ini gak mandi! Dan ternyata dia gak masuk!?" Orang-orang yang ada di koridor itu pasti sudah mendengar apa yang di ucapkan oleh Lisa, karena volume suaranya yang 100% full.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pertama untuk Bersambung
RomanceApakah semesta tahu mampu ku? Mampu mu? Mampu K I T A?