Irene terbangun dan bingung melihat sekelilingnya. Setelah mengamati beberapa saat ia sadar ia ada di rumah sakit.
Irene teringat kejadian pagi tadi. Tiba-tiba ia lemas dan di sinilah ia berakhir, di rumah sakit.
Tampaknya di luar sudah malam dan kenapa tangannya hangat.
Dilihat ke sebelahnya, James sedang menggenggam tangannya erat dan sambil tertidur. Irene ingin melepaskan genggaman itu tapi takut membangunkan James jadi dibiarkan saja.
Melayang ingatannya saat tadi pagi di bawa ke sini. Irene teringat bahwa tadi tubuhnya lemas dan untung saja James menahannya. Dan...dan James menggendongnya ke mobil. Di mobil dia juga mengingat tangannya di genggam seperti sekarang dan James berusaha menguatkannya dengan perkataan supaya dia bertahan.
Wajah Irene memerah bukan karena demamnya tetapi karena kejadian tadi."Oh haiii...maaf kamu jadi terbangun" seru Irene kepada James yang baru bangun.
"Maafkan aku ketiduran. Apa kamu sudah baikan Irene err maksudku Bu Irene ?"
"Panggil saja Irene. Kita bukan di kantor. Aku sudah mendingan. Dan bisakah kamu melepaskannya..." di tunjuknya tangannya yang masih di genggam erat oleh James.
"Ohh maafkan aku Irene. Aku cemas sekali tadi. Kau tiba-tiba saja lemas dan aku sangat iya sangat cemas. Apa kamu benar-benar sudah baikan Irene ? Wajahmu sangat merah." Dipegang kepala Irene memeriksa suhunya.
"Ahhh iya, aku sudah baikan. Sudah mendingan. Aku harap besok sudah bisa bekerja lagi." Irene mengalikan pembicaraan tidak mau James tau kalau wajahnya memerah karena James.
"Jangan mimpi dulu neng. Belum sembuh bener dan sudah mikirin kerjaan. Dokter sudah menyuruhku menjagamu beberapa hari sampai dia mengijinkanmu keluar dari sini." Tiba-tiba wajah James menjadi merah mengingat perkataan dokter Daus tentangnya tadi pagi.
"Hei James kamu sakit ? Kenapa wajahmu memerah ? Sini..." Ditariknya wajah James mendekat dan di pegang kepala untuk mengecek suhu.
Alih-alih mengecek suhu tubuh. Wajah mereka berdua berubah merah.Masih dalam posisi yang sangat dekat dan mereka saling menatap.
Hati James semakin berdebar.
Diraihnya wajah cantik Irene mendekat dan semakin mendekat dan cupp...sebuah kecupan mendarat di bibir Irene.
James tersadar dan dilepaskannya wajah Irene dan menjauhkan wajahnya takut Irene marah kepadanya.
"Heii...kamu bisa tertular sakitku nanti" ujar Irene yang kaget tapi berusaha mencaikan suasana.
"Maafkan aku. Aku mohon maaf sekali lagi" pinta James tanpa menatap Irene. "Aku akan keluar sebentar mencari angin di luar." Ijin James kemudian berlari keluar.Irene Pov
Irene masih kaget dengan kejadian barusan. Dia tidak menyangka akan menjadi seperti tadi. Dan apa yang ia katakan tadi ? Nanti kamu tertular sakitku ? Ohhh tidak, perkataan bodoh macam apa itu tadi ? Sepertinya aku gila. Tapi kenapa tadi sewaktu dicium James aku deg-degan ?
Entah sejak kapan tetapi sepertinya aku sudah mulai jatuh cinta kepada James.James Pov
Apa yang aku lakukan tadi ? Bodoh sekali aku ini ? Bagaimana jika Irene marah kepadaku dan tidak mau bertemu denganku ?
Apa yang harus aku lakukan sekarang ? Bodoh kau James.
James terus merutuki kebodohannya tadi.
Apa yang harus aku perbuat sekarang ? Bodoh bodoh bodoh kau James.
Heiii....tapi kenapa aku sebahagia ini karena perbuatan bodohku ?
Terserahlah apa yang akan terjadi nanti biarkan saja.James sudah kembali ke kamar Irene.
"Ummm dengarkan aku Irene, maafkan atas perbuatanku tadi. Tapi aku sungguh-sungguh minta maaf" James meminta maaf tulus kepada Irene. Kali ini menatap Irene untuk menunjukkan keseriusannya.
"Iyaa James. Aku sudah memaafkanmu. " jawaban Irene sungguh melegakan hati James.
"Terima kasih Irene. Btw, tadi aku buru-buru membawamu ke rumah sakit. Tanpa persetujuanmu aku membawamu kemari. Karena selain searah dengan kantor, aku ada kenalan di rumah sakit ini. Kamu ga marahkan Irene. Maafkan aku."
"James come on mau berapa kali kamu meminta maaf kepadaku ? Aku baik-baik saja dibawa kemana saja asalkan di rumah sakit. Tindakanmu sudah benar kok."
"Dan...aku tidak membawa hp mu. Aku ga tau tau siapa yang harus ku hubungi jadi tadi aku mendaftarkan diriku sebagai penanggung jawabmu di administrasi. Sekali lagi maafkan aku."
"James aku mohon berhentilah meminta maaf. Aku baik-baik saja dengan yang kamu lakukan tadi. Sungguh. Jadi berhentilah meminta maaf."
"Terima kasih Irene. Jadi sekarang siapa kuargamu yang ingin dihubungi di rumah ? Biar kuhubungi mereka."
"Tidak ada. Tenang saja. Nanti saja ketika sembuh akan ku hubungi mereka."
"Tapi nanti mereka khawatir di rumah."
"Aku tinggal sendirian di sini. Jadi aku bersyukur kamu membawaku ke rumah sakit jadi ada perawat dan dokter yang akan mengurusku."
"Seriusan kamu tinggal sendiri ? Apa perlu ku hubungi Nico kekasihmu untuk datang ?"
"Iya aku tinggal sendirian di sini. Tanpa kamu hubungi Nico juga, dia akan datang setelah tugasnya dari luar kota. Dan asal kamu tau James, aku dan Nico tidak berpacaran." Senyum manis Irene menutup perkataannya tadi.Kini James bisa tersenyum lega. Terjawab sudah pertanyaanya selama enam bulan ini.
Irene dan Nico tidak berpacaran.