Beberapa hari ini James selalu ada di sebelah Irene. Pagi, siang, sore bahkan James menginap di rumah sakit. Yaaa meskipun kadang bergantian dengan Nico.
Irene memang tampak mulai pulih namun berkat rayuan James kepada dokter Daus, Irene berhasil "ditahan" untuk beristirahat dalam waktu yang sedikit lebih lama. Sebenarnya ini modus James saja supaya bisa belama-lama di samping Irene."Happy sunday Irene." Sapa James di pagi ini.
"Hai James, happy sunday. Aku pikir kamu ga bakal datang hari ini."
"Ga mungkinlah aku ga datang. Baru pisah bentar aja aku udah kangen." Gombal James
"Jahhh...gombal banget." Wajah Irene memerah.
"Ini serius. Aku ga gombal. Mungkin aku ga bisa...."Belum selesai James ngegombal, tiba-tiba muncul Nico dari pintu.
"Hai guys...happy sunday. Gimana kabar neng ? Kangen abang ?" Sapa Nico
Suasana langsung berubah canggung buat James
"Hai Pak Nico."
"Heiii James, berhentilah memanggilku Pak. Kita sedang tidak di kantor. "
"Iya nih James, kampret begini dipanggil bapak ? Ga usahlah. Happy sunday Nic dan satu hal, adek ga kangen abang." Goda Irene.
Ada senyum seutas di bibir James mendengarnya.Hari berlalu begitu saja. Tak terasa James mulai terbiasa dengan kehadiran Nico dan dari apa yang dia lihat, Nico memang suka Irene, namun Irene *ehemmm* ga suka sama Nico. Nico terjebak friendzone dan James senang.
"James, gue titip Irene yak. Besok gue harus keluar kota pagi-pagi sekali jadi ga bisa jagain Irene."
"Beres pak... selama ada James Luke Smith, ibu Irene Meyra Winata akan aman."
"Thank you bro. Gue cabut dulu ya. Plis jangan rindukan gue walau berat."
"Pulang gihhhh... Bisa darah tinggi gue liet elu lama-lama." Ejek Irene.Sekarang tinggal mereka berdua saja. Sore tadi James sempat pulang untuk mandi dan mengambil baju untuk besok. James sudah tau bahwa malam ini akan menginap.
"James... Kamu ga apa-apa nginep di sini terus ? Aku ga apa-apa kok kalo harus sendirian di sini. Di sini banyak yang jagain aku kok."
"Maksud kamu banyak yang jagain itu...... Ihhhh aku horor. Pulang aja deh..." Goda James.
"Apaan sihhh James... Aku jadi takut nih..." Tanpa sengaja Irene memegang erat tangan James dan merapatkan kepalanya ke dada James.
"Becanda kali cantik.. Lagian sekarang gimana aku mau pulang kalo kamu seperti ini ?"
Irene tersadar dengan apa yang dia lakukan, lalu bergegas melepaskan tangannya dan mejauhkan dirinya dari dada James.
"Tapi sebenarnya aku ga apa-apa kok kalo kamu masih mau seperti tadi. Aku senang."
James tidak membiarkan kesempatan terlewat sedikitpun. Dia terus memasukkan rayuan-rayuan mautnya kepada Irene disetiap percakapan mereka. Irene terus-terusan berwajah merah tersipu malu dibuat James.James Pov.
Sepertinya aku sangat gombal kepada Irene. Apa Irene akan muak dengan rayuan-rayuanku ? Apa dia akan membenci perkataanku selanjutnya ?
Ahhh...aku tak peduli. Biar Irene sedikit demi sedikit mengetahui perasaanku padanya.
Semoga Irene menyadarinya.Irene Pov
Ohh tidak. James selalu berhasil membuat wajahku merah. Seandainya ada dokter Daus di sini, pastilah aku sudah di periksa berkali-kali karena wajah merahku yang akan dikira demam.
Aku mohon James hentikan. Mau berapa lama lagi kamu buat aku ge-er dengan setiap rayuanmu.
Cukup sudah James, aku takut kecewa kalau ternyata kamu ga cinta aku seperti aku cinta kamu."Irene...Kamu belum tidur ?"
"Aku ga bisa tidur James, kepikiran perkataanmu tadi."
"Tentang apa ? Apa aku membuatmu bersedih Irene ?"
"Bukannnn...tidak ada satu perkataanpun yang membuat aku sedih...tapi....."
"Tapi apa ? Jangan membuatku penasaran Irene. Aku mohon."Ada seutas senyum yang di sembunyikan di bibir Irene.
"Itu...tentang yang jagain aku. Aku takut sekali." Senyum tipis Irene hilang.
Tiba-tiba Irene terkejut karena hangat di bagian tangannya. Dilihatnya kearah tangannya dan...
"Maafkan aku ya kalo membuatmu takut dengan candaanku tadi. Tenang saja, aku ga akan ninggalin kamu sendiri di sini. Aku akan selalu ada buat kamu. Kapan saja, di mana saja. Bahkan jika kamu sudah keluar dari sini nanti. Yaa itu juga kalo kamu mengijinkan aku untuk..."
Belum selesai James berkata-kata, tiba-tiba wajahnya di tarik ke arah tempat tidur dan..cuppp...kali ini Irene yang mengecup bibir James duluan."Maafkan aku James. Sekarang aku mau tidur. Selamat malam. Dan ingat janjimu tidak akan meninggalkanku." Ucap Irene sambil mengangkat genggaman James sebagai "pengikat" janji James.
Irene Pov
Ya Tuhan... Aku benar-benar sudah gila. Apa yang ku lakukan tadi ? Irene kau sudah gila. Lihat sekarang wajahmu makin memerah. Dan semoga detak jantungku ini ga didengar James.
James Pov
Aku pasti melakukan hal yang baik pada kehidupanku sebelumnya. Mimpi apa aku dicium Irene. Sekarang kami akan tidur sambil bergandengan tangan.
Semoga ini bukan mimpi.