1

46 9 0
                                    


"Nana!!!! Bangun. Ini udah jam 6, nanti kamu kesiangan!!"

Bruuk

"Aduh, Ma!! Mama gak usah teriak-teriak banguninnya." ujar seorang gadis sambil memegangi pinggulnya yang sakit karna mencium lantai.

"Lah, kamu sendiri teriak." ujar Nery di pintu kamar Ayana, putrinya.

Ayana Jarsika Putri, gadis itu berjengit kaget karna mama nya secara tiba-tiba sudah ada di kamar.

"Ish mama ngagetin aja."

"Banyak omong kamu, sekarang cepat mandi atau gak usah aja sekolah sekalian!"

Tak lagi bicara, Ayana segera pergi mandi seperti yang di suruh oleh mama nya.

15 menit kemudian Ayana yang akrab di panggil Nana itu sudah selesai dan siap berangkat. Terlalu cepat? Ya iyalah orang dianya aja gak mandi, cuma cuci muka sama gosok gigi. Takut telat entar, alasannya.

"Ma!!! Nana berangkat dulu ya."

Tak menunggu sahutan mama nya Nana sudah ngacir keluar rumah.

"Duhh!! Nih tukang ojek kemana sih?" ujar Nana dengan panik sambil melirik jam di pergelangan tangannya.

"Mampus!!" Nana menepuk jidat nya. "Udah jam 7 lagi."

Akhirnya, setelah menunggu lama seorang tukang ojek datang, tanpa basa basi Nana segera menaikinya lalu menyuruh tukang ojek itu ngebut.

"Aduh bang, bisa cepetan gak sih. Lama amat kayak siput." omel Nana.

"Sabar atuh neng, ini juga udah ngebut." balas si tukang ojek tak kalah panik karna ocehan Nana benar-benar membuat kepala nya pusing.

Sampai di sekolah nya, Sma Argantara, Nana segera memberi uang pada tukang ojek dan berlari ke pagar yang hampir di tutup.

"Pak!! Pak jangan tutup dulu." cegah Nana dengan nalas ngos-ngos an.

Kasihan melihat Nana yang sudah seperti orang sakit asma, satpam sekolah yang bernama Daus itu membiarkan Nana memasuki perkarangan sekolah.

"Makanya lain kali jangan telat, begini kan jadi nya."

"Iya-iya, makasih ya pak." ujar Nana sambil lalu.

Pak Daus geleng geleng kepala karna tingkah Nana, murid yang emang sering kesiangan itu.
.
.
Nana beruntung karna ketika dia memasuki kelas guru matematika nya yang killer abis alias Bu Dona belum masuk.

Dengan napas yang mulai tenang Nana menghampiri kursinya yang berada di pojok bagian belakang.

"Hufft! Untung aja tuh ibuk belum masuk." gumamnya lalu menelungkupkan kepalanya di balik lipatan tangan.

Tak ada interaksi sepanjang Nana memasuki kelas, semua sibuk dengan urusan masing masing. Ada yang bergerombol untuk menggosipi entah apa dan ada juga yang berkumpul di pojokan memandang layar datar yang menampilkan, you know lah.

Nana yang tak begitu suka dengan keramaian dan gosip-gosipan menjadi seolah terasingkan, makanya dari pada bosan karna tak tau ingin melakukan apa dia lebih banyak menghabiskan waktu luang dengan tidur ataupun membaca. Eits!! Jangan salah paham, jangan kira dia membaca buku pelajaran karna yang di baca nya adalah novel.

Tak lama kemudian Buk Dona masuk dan pelajaran pun di mulai. Begitulah kehidupan sehari-hari Nana, masuk sekolah, belajar lalu pulang. Nothing spesial.

Nana tidak berasal dari keluarga kaya raya, dia saja sekolah mendapat beasiswa dari sekolah tempat nya belajar. Saat ini dia sudah duduk di kelas sebelas, dan dia masih belum memiliki teman dekat. Teman dekat nya hanya dari smp dulu itupun mereka berpisah setelah lulus, menyedihkan memang.

"Nana!!!"

Teriakan seseorang yang memanggil nama nya dari depan kelas menyentak Nana dari lamunan nya.

"I-iya bu, ada apa?" tanya Nana gelagapan.

Bu Dona memicingkan matanya tak suka. "Seberapa indah lamunan mu sehingga dengan mudah mengabaikan saya yang sedang berdiri di sini?"

Nana diam tak bisa menjawab sindiran dari guru galak tersebut, setelah meminta maaf dan berjanji tak akan mengulanginya lagi pelajaran pun berlanjut.

Dia mengedarkan pandangan nya ke sekeliling dan mendapati beberapa teman-teman nya tengah menatap nya dengan tatapan merendahkan, sebagian ada yang menahan tawa membuat Nana semakin merasa malu.

"Ya Tuhan." bathin Nana.

Kringg!!!

Sorakan seluruh siswa sekolah terdengar bersahut sahutan saat bel tanda istirahat yang sedari tadi di tunggu tunggu berbunyi. Mereka satu persatu berhamburan menuju kantin, tak ada tempat yang paling di incar selain kantin bukan??

Terkecuali Nana, dia memilih menghabiskan waktu istirahat nya di dalam kelas. Selain karna dia malas keramaian, saat ini dia sudah tak lagi memiliki uang saku karna uang saku nya sudah habis untuk membayar ojek tadi, entah bagaimana cara nya dia pulang ke rumah nanti.

Semoga saja nanti ada orang yang berbaik hati mau menebenginya. Ya! Semoga saja.

Dari luar terdengar suara berisik, sepertinya ada orang ribut menilik dari teriakan dan makian yang terlontar dan Nana tau siapa itu yang sedang ribut. Siapa lagi kalau bukan pentolan sekolah a.k.a Yandra Saastika Jordan.

"Dasar! Caper mulu." dumel Nana bosan.

"Siapa yang lo bilang caper huh??" bisik seseorang di telinga Nana membuatnya tersentak.

"Yandra???"

NAYANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang