***
~ DRARRY ~
***~ Semua tokoh milik Mom JK Rowling ~
***
~ DRARRY ~
***Ron hanya mengaduk-aduk makanannya, tumben sekali dia malas makan.
"Habiskan sarapanmu, Ron!" Seru Hermione.
"Apa ini masih pantas dikatakan sarapan, Mione.." Kata Ron malas, Hermione hanya berdecak. "Berhenti bersikap seperti ibu ku." Lanjut Ron.
Jam berdentang 11 kali saat Ron menyuapkan sendok terakhir serealnya dengan malas.
"Umm... anggap saja pengganjal sebelum makan siang." Hermione tersenyum maklum dan Ron hanya memutar matanya.
Burung hantu pos bersuara dari luar kediaman keluarga Black. Hermione menatap Ron garang seakan bertanya 'apa kau memesan Daily Prophet lagi?!' Dan Ron hanya menggeleng.
Sudah lama sejak Harry masuk St. Mungo, Hermione melarang media apapun untuk menyampaikan berita -terutama Daily Prophet sampai ketangan Harry. Surat kabar itu -ck, mengganggu dan hanya suka menyebarkan gosip murahan, pikir Hermione. Bayangkan saja, perang sudah berakhir tapi tetap saja ada berita miring entah apa itu yang berkaitan dengan pahlawan dunia sihir. Serta yang baru-baru ini, berita miring tentang Malfoy, Draco Malfoy yang di gosipkan sedang berupaya memperdaya Harry Potter sang Pahlawan, Hermione menghembuskan napasnya berat.
Ron marah tentu saja, kau kenal Ron kan? Dia sudah terbiasa tersulut amarah hanya karena gosip dari Daily Prophet, apalagi menyangkut keluarga Malfoy, Ron kan masih sentimen sama keluarga yang berubah jadi baik itu. Makanya Hermione melarang keras sahabat -maaf, kekasihnya itu untuk tidak lagi membaca Daily Prophet.
Bukan berarti Hermione ketinggalan berita juga, gadis jenius ini selalu saja mengetahui informasi dari luar yang berkaitan dengan Harry, sebagai sahabat Hermione sangat menyayangi Harry, ia tak ingin Harry menjadi down karena kecaman dari beberapa pihak yang tidak mendukung keputusannya meringankan hukuman para pengikut Dark Lord, terutama terhadap keluarga Malfoy. Siapa sih yang tidak benci para Pelahap Maut itu? Dan Hermione sadar Harry tidak pantas dan tidak perlu mendengar ocehan sebagian warga dunia sihir yang tidak mendukung pilihannya. Harry hanyalah anak muda yang berhati lapang dan suka memaafkan.
"Apa mungkin itu dari Ibuku?" Tanya Ron yang mungkin lebih ke dirinya sendiri.
Hermione mengendikkan bahu dan mengatakan dari tatapan mata, 'Kau ambil sana..'
Ron pergi menuju pintu untuk mengambil surat, Hermione kembali sibuk dengan entahlah, membaca buku resep masakan?
***
~DRARRY~
***Draco sudah mandi dan berbenah namun masih enggan untuk meninggalkan Harry yang masih nyenyak dalam selimutnya. Draco hanya tak ingin menyia-nyiakan waktu untuk menatap Harry sepuasnya, nanti kalau dia tidak bisa memiliki Harry dia akan sulit untuk sering-sering menatap wajah Harry.
'Sepertinya aku harus pulang,' pikir Draco saat dirasa sudah sangat lama ia mengamati Harry tidur dan tolong jam berapa sekarang?
Draco tersenyum simpul, memikirkan satu ide yang menurutnya cemerlang.
"Expecto Patronum~" Gumam Draco pelan dan patronus korporeal miliknya sudah berada dihadapannya. "Kau jaga Harry, ok." Setelah itu ia berapperate keluar kamar, karena tidak ingin melalui pintu, Draco tahu pintu itu akan berdecit saat ia membukanya, ini kan rumah tua yang jarang dapat perawatan. Draco hanya tidak ingin membangunkan Harry karena kebisingan kecil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[DRARRY//FANFICT]Can I Be Your Boy(friend)? [COMPLETED]
FanfictionSeusai perang, sifatnya menjadi berbeda. Harry menganggapnya sudah gila, atau mungkin Harry juga yang gila. Bisakah, sang platina memperbaiki kesalahannya? Bisakah, Harry mencoba berkawan dengan musuh bebuyutannya? . . . . . # Harry Potter dan toko...