"Saga!" pekik Sabitha saat menemukan Sagara yang duduk di taman rumah sakit sambil menatap langit dengan tersenyum damai.
Sang empu yang merasa namanya di panggil refleks menoleh kearah Sabitha yang tengah berdiri beberapa langkah dari bangku taman yang sedang ia duduki lalu tersenyum hangat dan melambaikan tangannya ke arah gadis itu. Gadis yang terlihat sedang berusaha menahan tangisnya yang mendesak sembari berjalan menuju lelaki itu dengan mengulaskan senyuman manis yang ia ulaskan. Sagara menepuk-nepuk bagian kursi di sebelahnya yang kosong, mempersilahkan gadis itu untuk menduduki tempat kosong di sebelahnya.
"Gue boleh nanya sesuatu ngga, Bit?"
"Apa?"
"Menurut lo, bulan yang paling indah itu bulan apa?"
"Bulan purnama?"
"Lo salah, menurut gue bulan yang paling indah itu bulan sabit, soalnya bentukan dia sama persis kaya senyuman lo yang indah."
Sabitha berusaha tersenyum, entah kenapa hatinya begitu sakit mendengar penuturan yang keluar dari bibir pucat Sagara.
"Kalo nanti gue ngga ada lagi di dunia ini, lo jangan sedih ya, itu artinya gue lagi liatin lo dengan leluasa di suatu tempat." Celetuk Sagara.
"Saga.."
Sagara mengulaskan senyum manisnya kearah Sabitha membuat gadis itu ikut mengulaskan senyumnya dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya, kemudian bergerak memeluk lelaki di hadapannya.
"I love you, Sagara Ananta."
"Love you more, Sabitha Adaire."
***
HALLO!
gimana kabarnya kalian? siap ga nih buat cerita baru aku kali ini? btw ini cuma test ombak dulu ya, kalo rame aku up lagi kalo masi sepi pikir pikir lagi deh siapnya kapan buat up next part nya.
happy reading the story of Sagara Ananta and Sabitha Adaire, enjoy!
jangan lupa voment ya.
love,
author.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE S
Teen Fiction"Buang semua pikiran yang ganggu lo, lo berhak bahagia. Gue ngga tau jelasnya masalah lo, tapi lo terlahir untuk bahagia, gue yakin itu. So, don't be sad anymore." - Sagara Ananta. "Time with you is the most beautiful thing in my life." - Sabitha A...